Kabar duka datang dari Jawa Tengah. Hujan deras yang turun mulai Sabtu (18/6) pagi sampai Minggu pagi menyebabkan sejumlah daerah dilanda bencana banjir dan tanah longsor. Bukan cuma menimbulkan kerugian material, bencana ini juga memakan korban jiwa. Seperti apa kronologinya? Kali ini Hipwee Travel merangkumnya buat kamu semua.
ADVERTISEMENTS
Hujan deras Sabtu pagi berujung bencana. Ada 8 kabupaten di Jawa Tengah yang berduka karena bencana yang memakan korban jiwa.
Hujan deras turun secara merata hampir di seluruh kabupaten dan kota di Jawa Tengah sejak Sabtu pagi. Sore harinya, sejumlah daerah sudah diterjang banjir bandang lewat luapan air sungai. Banjir itu juga memutus sejumlahh jalan utama yang menghubungkan daerah-daerah di Jawa Tengah bagian selatan seperti Cilacap, Kebumen, dan Purworejo.
Laporan dari BPBD menyebut, banjir bandang dan tanah longsor yang melanda Jawa Tengah terjadi di Kabupaten Kebumen, Banjarnegara, Wonosobo, Purworejo, Banyumas, Karanganyar, Wonogiri, dan Kota Solo. Sampai Minggu malam, tim SAR mencatat bencana banjir dan longsor di Jawa Tengah telah memakan 35 korban jiwa dan 17 lainnya masih dalam pencarian.
ADVERTISEMENTS
Banjir dan longsor di Kabupaten Purworejo memakan korban paling banyak. Semoga keluarga yang ditinggalkan selalu diberi ketabahan.
Di antara sejumlah kabupaten yang dilanda bencana, jumlah korban jiwa paling banyak berada di Kabupaten Purworejo. BPBD Jateng mencatat ada 29 korban meninggal dan belasan korban lainnya masih dalam pencarian petugas. Longsor di Purworejo tersebar di beberapa kecamatan seperti Loano, Kaligesing, dan Purworejo. Proses evakuasi masih terhambat cuaca.
Di wilayah lainnya, banjir menerjang tanpa pandang bulu. Luapan air Sungai Bengawan Solo ikut menggenangi rumah Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo sejak Sabtu malam. Selain itu, luapan air Sungai Bengawan Solo juga memaksa puluhan warga mengungsi ke sejumlah titik karena rumah mereka juga terendam banjir dengan ketinggian yang bermacam-macam.
ADVERTISEMENTS
Banjir dan longsor juga memutus jalur utama di Jawa Tengah bagian selatan. Dari jalan raya sampai rel kereta. Duh, sampe separah itu ya.
Bencana banjir dan longsor yang terjadi di Jawa Tengah bukan cuma meninggalkan duka bagi keluarga para korban, tapi juga menyebabkan kerugian besar. Sebab, banjir bandang itu juga memutus jalur utama yang menghubungkan daerah-daerah di Jawa Tengah bagian selatan. Bukan cuma merusak jalan dan jembatan, aliran sungai juga merendam rel kereta api di Kebumen.
“Penanganan darurat masih dilakukan. Pendataan juga masih dilakukan BPBD. Masyarakat dihimbau selalu waspada karena hujan lebat masih berpotensi tinggi hingga dua hari ke depan,” ujar Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB seperti dilansir Kompas.com.
ADVERTISEMENTS
Bencana itu nggak datang dengan sendirinya, lho. Kalau kita menjaga lingkungan, banjir dan longsor nggak akan memakan korban.
Bencana nggak datang dengan sendirinya, lho. Semua berawal dari tangan-tangan kotor manusia yang merusak alam tanpa memikirkan dampaknya. Longsor nggak sepenuhnya disebabkan karena kontur tanah yang labil, tapi juga karena ketiadaan pepohonan yang berfungsi sebagai penyangga. Aliran air juga nggak akan jadi banjir bandang kalau kelestarian alam di daerah hulu terjaga.
Mengeksplorasi alam untuk memenuhi kebutuhan hidup sebetulnya sah-sah aja, asalkan kita tau batas-batasnya. Jangan sampai alam dirusak terus menerus dan jadi bumerang buat kita. Yang terpenting sekarang, kita harus belajar dari musibah ini. Mulailah belajar untuk lebih peduli dan menjaga lingkungan. Kalau lingkungan terjaga, percayalah kita akan jauh dari bencana.
ADVERTISEMENTS
Saatnya kita tingkatkan kepedulian kepada sesama. Mari berdoa supaya para korban diberikan tempat terbaik di sisi Yang Maha Kuasa.
Bencana yang terjadi di Jawa Tengah meninggalkan duka dan lara di hati para keluarga korban. Jangan sampai musibah dan duka yang sama terulang di masa yang akan datang. Sebagai generasi muda, sudah saatnya kita bergerak untuk menjaga dan melestarikan lingkungan. Stop pembalakan liar dan pembukaan lahan di wilayah pegunungan. Hentikan juga kebiasaan membuang sampah ke sungai.
Daripada saling menyalahkan siapa yang bertanggung jawab atas musibah ini, lebih baik kita merenung dan introspeksi. Percayalah, selalu ada hikmah di balik musibah. Sudah saatnya kita meningkatkan kepedulian kepada lingkungan dan sesama. Mari kita doakan supaya para korban diberi tempat terbaik di sisi Yang Maha Kuasa dan semoga keluarga korban juga diberi ketabahan dalam menghadapi musibah ini. Amin…