Kamu sering mengaku sebagai traveler sejati? Atau cuma turis biasa yang linglung di tempat baru? Kalau memang kamu traveler sejati,….tunggu. Yakin, kamu seorang traveler sejati? Seperti apa tingkahmu ketika sedang berada di tempat asing?
Untuk membuktikan itu, Hipwee Travel akan paparkan beberapa hal yang nggak kamu sadari ketika traveling. Nah, hal yang nggak kamu sadari itulah yang menunjukkan ke-alay-an kamu! Seberapa tingkat ke-alay-anmu sebagai traveler? Yuk, dicek!
ADVERTISEMENTS
Sebelum berangkat, kalau kamu foto tiketmu dan update ke Path dengan keterangan, “Bye, Indonesia.” Fix. Kamu alay tingkat satu.
Hal pertama yang nggak kamu sadari bahwa ternyata kamu masih mengidap kealayan. Nggak salah sih update foto tiket dengan caption “Bye Indonesia”, “Bismillah”, “Another escape”, dan sebagainya. Tapi kesan yang ditimbulkan dari update-anmu ini yang menyebabkan orang menilaimu sebagai alay. Bagaimana kalau kamu update lokasi saja? Lebih elegan. Bikin orang penasaran.
ADVERTISEMENTS
Begitu sampai di tempat tujuan, nggak jarang kamu foto landmark kota yang kamu tuju. Dengan dua jari di ujung frame.
Yang masih nggak bisa dipahami oleh nalar orang-orang biasa adalah apa maksud dari foto sebuah landmark dengan dua jari yang berada di ujung bingkai. Kamu yang sering update foto seperti ini, apa maksudnya?
ADVERTISEMENTS
Foto pakai tongsis dengan sebelah tangan pegang gejet. Udah keren banget?
Kalau kamu foto seperti ini dengan bantuan go-pro sih nggak masalah. Keren. Lah, kalau kamu foto model begini dengan menggunakan ponsel berkamera biasa, tapi tanganmu yang satu pegang gejet juga……….sombong banget. 🙁
ADVERTISEMENTS
Kalau usaha selfie yang satu ini sih jatuhnya nggak alay. Tapi miris.
Nah, kalau yang ini sih bukan alay. Miris. Sabar ya, Mblo…. 🙁
ADVERTISEMENTS
Coba deh tanya temenmu yang upload foto kaki doang dengan latar belakang panorama alam. Maksudnya apa itu?
Foto sepasang kaki. Mungkin maksudnya, kamu lagi lelah kali, ya?
Neneng: Bang, Eneng lelah nih~
Koko: Ya, udah, foto dulu gih.
Neneng: Iya, Bang.
ADVERTISEMENTS
Buat kamu yang traveling ke luar negeri, meski cuma tiga hari, pernah nggak update begini: ‘Kangen Nasi Goreng Pak Inyong ih.’? Jujur, plis.
Ini sedikit absurd sih. Baru tiga hari ke luar negeri, tapi update-anmu udah kayak bertahun-tahun ninggalin Indonesia. Apalagi traveling-mu ke Timor Leste. Epic!
Mungkin nggak bermaksud pamer, tapi kealayanmu terlihat ketika kamu bilang, “Gue kemarin abis dari sana loh…”
Masih wajar sih kalau kamu sering bilang, “Gue abis dari sana kemarin,” atau kalimat-kalimat yang lebih mengarah ke pamer. Dengan bercerita panjang lebar dengan nada ‘merendahkan’ para pendengarmu, itu termasuk alay dan nggak sepatutnya.
Ngobrol sama temen dengan sisipan bahasa daerah atau tempat yang abis kamu kunjungi. Heeem!
Neneng: Bang, udah makan?
Koko: Kitorang su makan siang tadi.
Neneng: Oh.
Biasa sih. Mungkin ini yang namanya nggak bisa move on. Masih terbawa suasana dan kebiasaan orang-orang daerah di mana kamu pergi. Nggak jarang traveler alay kayak kamu melakukan hal ini. Ya, paling pemakaian bahasa daerah seperti ini cuma bertahan sampai sebulanlah kira-kira.
Pasti kamu nggak asing dengan #latepost di akun media sosialmu. Pertanda kealayanmu mulai menyebar.
Tagar #latepost juga mengindikasikan sebuah kegagalan dalam move on. Kadang ada juga yang pakai beragam hastag, seperti #gagalmoveon #instatrip #traveling #traveler #tripterus #tripbarengdoi #coupletraveler #jalanjalancoy #MTMS #ADIEMS # kangenXXX #iniplesirku #plesirmimpi #dsb #dll.
Suka nulis di kertas “Indonesia Itu Indah, Jangan di Rumah Aja. Kapan Kamu Ke Sini?” dan diupload di Social Media
Iya, ini trend alay yang baru berkembang 2-3 tahun belakangan. Menuliskan tagline “Indonesia Itu Indah, Jangan di Rumah Aja. Kapan Kamu Ke Sini?” di kertas dan kadang dibuang begitu saja di gunung ataupun tempat wisata. Kan, nggak konsisten kan? Fix, kalau kamu suka gini, kamu alay!
Nah, itulah beberapa tanda kealayan yang jarang atau nggak pernah kamu sadari ketika traveling. Kealayan mana yang sering kamu lakukan, Gaes?