Darah muda, darahnya para remaja. Yang selalu merasa hebat dan tak mau mengalah~
Yup, lagu dari Bang Roma itu kadang ada benarnya juga. Masa muda adalah masa yang berapi-api. Semangat juang yang selalu membara, menjadi motivasi para pemuda untuk terus bekerja. Eits, apakah kamu termasuk di dalamnya?
Kalau masa mudamu hanya kamu habiskan dengan ‘main-main’ saja tanpa makna yang berarti, merugilah kamu di masa tua nanti. Seorang pendaki gunung asal Solo ini barangkali bisa menjadi pemantik api semangat buat kamu yang hanya bisa menghabiskan waktu muda untuk hal-hal yang nggak berguna.
Perkenalkan, Sabar Gorky adalah seorang tunadaksa asli Solo yang telah mengharumkan nama bangsa Indonesia dengan emas yang diraihnya pada kejuaraan panjat tebing penyandang tunadaksa se-ASEAN pada 2009 lalu. Selain itu, dia juga pernah diberi kehormatan untuk menyalakan obor pada pembukaan ASEAN Para Games di Solo dari atas stadion, lantas meluncur dengan menggunakan flying fox. Sabar juga telah menaklukkan tiga puncak gunung tertinggi di dunia! Bahkan, pada waktu dekat ini, Sabar bersama beberapa personel marinir Angkatan Laut Indonesia akan menjelajah Gunung Aconcagua, Argentina. Wow! Prestasi yang sangat jarang orang lain ukir dalam sejarah hidupnya!
ADVERTISEMENTS
Keterbatasan dan ketaksempurnaan bukan alasan untuk kamu berhenti berjuang. Toh, kesempurnaan hanya milik Tuhan, bukan?
Memang semua orang memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Kekurangan yang kamu miliki nggak seharusnya meredam kemampuan terpendammu untuk meroket. Apapun bakat yang kamu miliki, cobalah terus kamu gali.
Sabar Gorky, pria kelahiran Solo 48 tahun lalu ini tercatat telah menginjakkan kaki di tiga gunung tertinggi di dunia, dengan ketaksempurnaannya! Kecelakaan kereta api yang mengakibatkan Sabar harus kehilangan kaki kanannya pada tahun 1996 itu, nggak pernah membuat dirinya berpikir bahwa memiliki kekurangan dapat menghentikan hobi dan pekerjaannya. Pendakian di Gunung Elbrus menjadi bukti sahih bahwa Sabar Gorky layak kamu jadikan pemacu semangatmu!
Pada Agustus 2011, Sabar bersama tim ekspedisinya mendaki Gunung Elbrus melalui jalur utara, jalur yang dikenal sebagai jalur neraka dan jarang sekali dilewati para pendaki dari mana pun, karena memang track-nya yang berbahaya. Tetapi Sabar nggak melihatnya sebagai tantangan. Dia berhasil menaklukkan puncak Elbrus tepat pada 17 Agustus 2011 pada pukul 16:45 dengan suhu mencapai minus 15 derajat Celcius! Hemm. Mendaki gunung sedingin dan seberat apapun risikonya, Sabar aja tetap berjuang. Kalau kamu?
ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
Masa lalu harusnya menjadi cambuk buat kamu terus berkembang. Jangan sampai kamu terpuruk pada kenangan!
Masa lalu memang sering menjadi momok bagi siapapun. Terkadang, masa lalu juga bisa membuat seseorang mengakhiri hidupnya, lantaran pupusnya semangat juang yang tidak lagi membara. Kejadian buruk sempat mendera Sabar Gorky. Terjatuh dari kereta yang membawanya dari Jakarta ke Solo membuat masa lalunya menjadi kelam dan enggak seharusnya dikenang sebagai dongeng bagi anaknya menjelang tidur.
Musibah yang menimpa Sabar ini mau nggak mau harus ia terima dengan lapang dada, meski menahan kecewa. Sebab, sebelah kakinya harus diamputasi, yang artinya dia nggak bisa memaksimalkan kinerja anggota tubuhnya untuk menafkahi istri dan anaknya. Tapi apa yang terjadi? Nggak sedikit pun pria yang juga bekerja sebagai tukang binatu gedung bertingkat ini menyalahkan keadaan. Sabar mencoba bersahabat dengan masa lalunya, mencoba menerima dan mengikhlaskan semua yang telah terjadi padanya.
ADVERTISEMENTS
Tong kosong nyaring bunyinya. Contohlah Sabar Gorky, penakluk tiga puncak tertinggi dunia yang tak banyak bicara.
Pada kesempatan awal bulan Februari kemarin, ketika Sabar dan beberapa anggota satuan Angkatan Darat Indonesia menyelenggarakan konfrensi pers pelepasan Tim Ekspedisi Indonesia Raya dalam pendakian ke Gunung Aconcagua, Sabar hanya berbicara seadaanya. Tanpa banyak berwacana, dia hanya meminta izin dan berterima kasih pada semua pihak yang telah mempercayainya untuk mendaki Gunung Aconcagua Argentina.
Hal inillah yang bisa kamu tiru. Sebagai seorang pemuda atau seorang traveler, seharunya kamu mencontoh sikap Sabar Gorky ini. Tanpa banyak bicara, buktikanlah pada dunia bahwa kemampuanmu layak untuk diuji, meski keterbatasan dan kenyataan pahit menghantuimu!
ADVERTISEMENTS
Berhentilah mengeluh, sebab keluh kesah tak akan membantu dan hanya akan menambah masalah.
Nggak ada yang melarang seseorang untuk mengeluh, kecuali imbauan dari Tuhan bagi umat-Nya untuk tidak berputus asa. Sesungguhnya mengeluh nggak akan menyelesaikan masalahmu, Guys! Justru keluh kesahmu hanya akan menguras energi dan pikiranmu. Sehingga kamu akan merasa letih untuk menghadapi semua beban yang menghadangmu.
Slow but sure!
Sabar Gorky telah mengajarkan pada kita untuk terus berjuang tanpa embel-embel keluh kesah. Toh, tanpa kamu sadari, bersikap tenang dapat membuatmu berpikir lebih jernih dan nggak bikin letih.
Percayalah, perjuangan yang diiringi doa akan membuahkan hasil yang bahagia. Kamu harus yakin dan percaya, ya.
Pepatah lawas mengatakan bahwa nggak ada perjuangan yang sia-sia. Ketika perjuanganmu untuk mendapatkan sesuatu belum mencapai puncak, teruslah berusaha dan tetap berdoa. Apapun kepercayaanmu, berusaha dan berdoa tentu akan menghasilkan akhir yang bahagia. Selama kamu percaya, apapun bisa kamu dapatkan. Ya, ‘kan?
Mungkin kamu berpikir nggak akan sanggup menaklukan tiga puncak gunung tertinggi di dunia dengan kekuatan fisikmu yang kamu pikir nggak baik. Duh, Dik! Kalau kamu udah mikir begitu, ya mau gimana juga nggak akan berhasil.
Sabar Gorky membuktikan kepada dunia bahwa ketaksempurnaannya sebagai seorang tunadaksa nggak bisa membatasi aksinya untuk terus melangkah mencapai tiga puncak gunung tertinggi di dunia! Kok bisa? Ya, karena dia memiliki keyakinan bisa melakukannya! Apa kamu pernah berpikir bisa melakukan hal yang secara kasat mata nggak bisa kamu lakukan? Yakinlah untuk itu, Guys!
Kalau kamu rasa usaha dan doamu sudah maksimal, serahkanlah semuanya pada Yang Maha Kuasa. Ikhtiar dan tawakal bisa membawa berkah yang tak terkira loh!
Sebagai manusia biasa yang jauh dari kata sempurna, sudah sewajarnya kita menyerahkan segala usaha dan doa kita pada Yang Maha Kuasa. Sebesar apapun usaha dan doamu, kalau Tuhan belum menghendakimu untuk meraih sesuatu, ya kamu nggak akan bisa mendapatkannya. Ketika usaha dan doamu kamu rasa sudah lebih dari cukup, cobalah untuk berikhtiar dan tawakal pada Sang Pemilik Segalanya. Percayalah, Tuhan akan memberikan yang terbaik untuk umat-Nya yang berserah diri pada-Nya.
Sedikit bocoran, nama Gorky yang disandang Sabar sebetulnya berasal dari temannya ketika mendaki di Gunung Elbrus. Gorky dalam bahasa Rusia berarti getir. Nama ini populer ketika Maxim Gorky meninggal dunia dengan meninggalkan karyanya yang melegenda: “The Lower Depths” yang menceritakan tentang seorang tunawisma. Semangat juang inilah yang akhirnya mengilhami orang-orang yang memang menyukai karya dan pemikiran Maxim Gorky. Nah, melihat perjuangan Sabar dalam mendaki Gunung Elbrus melalui jalur utara inilah, seorang teman dari Rusia akhirnya memberi nama Gorky sebagai julukan untuk Sabar.
Nah, setelah kamu menyimak ulasan ini, masihkah kamu akan menyia-nyiakan kehidupan remajamu? Semangat juang yang ditunjukkan oleh Sabar Gorky tentu bisa menginspirasimu, bukan? Seorang dengan keterbatasan pun bisa melakukan banyak hal inspiratif bagi semua orang, bahkan bisa ‘lebih’ daripada orang normal biasa.
So, teruslah berkarya ya, Guys!