Malang miliki destinasi wisata baru. Meski proses pengecatan belum sepenuhnya selesai, Kampung Warna-warni yang ada di Kelurahan Jodipan, Kecamatan Blimbing, Kota Malang, Jawa Timur, sudah riuh didatangi para wisatawan. Setiap hari, ada saja warga yang mengunjungi kampung yang terletak persis di pinggir sungai Brantas itu. Bahkan, sejumlah turis asing juga sudah sempat mengunjungi kampung tersebut. Sebenernya ini pemukiman biasa apa gimana ya?
ADVERTISEMENTS
Sejatinya tempat ini memang pemukiman biasa. Lalu, Kampung warna-warni terinspirasi oleh Kota di Rio De Janeiro. Jadi, kamu nggak perlu jauh-jauh ke Brazil kalau mau selfie atau wefie doang, ke Malang aja ~
Dinni Anggraeni, mahasiswa semester 6 jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) merupakan salah seorang penggagas ide si Kampung Warna-Warni ini. Seperti dilansir dari kompas.com, Dinni menyatakan, terbentuknya kampung ini karena terinspirasi dari kampung yang ada di Rio De Janeiro, Brazil sana.
“Inspirasinya dari sana. Tapi kalau disana kan rumahnya kotak-kotak, disini rumah kampung biasa,” ungkap Dinni.
Ternyata ada delapan mahasiswa yang tergabung dalam satu tim dan menggagas kampung warna-warni ini. Mereka membuat gagasan tersebut untuk keperluan tugas praktikum kampus. Berawal dari situlah, sekelompok mahasiswa tadi menggandeng perusahaan cat yang ada di Malang untuk membantu membuat kampung warna-warni.
ADVERTISEMENTS
Awalnya, kampung di pinggiran sungai Brantas ini kumuh. Bahkan menjadi 11 kampung terkumuh di Indonesia. Harusnya sih sekarang udah nggak kumuh lagi, harusnya!
Delapan orang mahasiswa tadi berharap, dengan dijadikannya kampung warna-warni, semoga tak menjadi kumuh lagi. Bahkan, mereka meminta kepada warga setempat untuk selalu menjaga kebersihan kampung tempat tinggal mereka sendiri itu.
“Itu kan jadi semacam permasalahan. Bagaimana cara merubah perilaku masyarakat. Otomatis kalau kampungnya sudah bersih dan berwarna, perilaku masyarakat akan berubah,” imbuh Dinni dilansir dari kompas.com
Sejatinya, mereka mengaku bahwa tak ada cita-cita membentuk lokasi wisata baru dengan merenovasi kampung tersebut. Namun jika nyatanya kampung warna-warni malah diminati para wisatawan, mereka menganggapnya sebagai bonus. Semoga makin banyak generasi muda macam ini yaa..
ADVERTISEMENTS
Ada ratusan rumah yang dicat dengan berbagai warna di Kampung Warna-Warni. Rumah-rumah itu dicat di bagian luar dan atapnya, sebagian bahkan ada yang diukir sehingga tampak lebih indah
Ratusan rumah itu berada di RT 6,7, dan 9. Dan kampung ala Brazil ini akan semakin nampak indah jika dilihat dari atas Jembatan Brantas, Kota Malang. Perpaduan warnanya begitu terkesan ceria menghiasi atap rumah warga. Warna merah, kuning, hijau, dan biru menjadi warna-warna dominan kampung ini. Nggak cuma atap aja, di dalam gang pun juga tetap warna-warni. Hidup warna-warni!
ADVERTISEMENTS
Kamu yakin nggak mau foto-foto disini? Sekarang sih enggak, pas weekend? Hahaaa unik lho ini, di kotamu ada?
Kontur tanah yang miring di pinggir sungai Brantas itu membuat rumah-rumah di kampung warna-warni nampak bertingkat dan semakin indah. Menurut para mahasiswa itu, proses pengecatan sebenarnya masih belum rampung. Rencananya, rumah yang ada di tiga RT itu bakal dicat semuanya. Bahkan, permukaan jalan gang di kampung tersebut juga akan dicat. Namun, cuaca yang masih sering hujan membuat proses pengecatan terkendala.
Awal pengecatannya baru pada 6 Juli lalu, rencananya sih dua bulan selesai. Tapi ya gitu, sepertinya masyarakat sudah nggak sabar dan mendatangi kampung tersebut. Mereka berkeliling ke gang-gang sambil berfoto. Apalagi saat momen lebaran kemarin, kampungnya malah jadi sesak.
ADVERTISEMENTS
Lalu, gimana sih komentar para wisatawan dan pemburu foto yang sudah berkunjung ke kampung warna-warni ini?
Velinova, salah satu pengunjung asal kecamatan Pakishaji, Kabupaten Malang, mengaku senang jalan-jalan di kampung tersebut. Baginya, kampung itu unik karena penuh warna dan berada di pinggir sungai. “Bagus sih, menarik. Tapi harus ada yang bener menjaganya. Harus ada yang kelola, lebih berwarna aja,” ujarnya.
Nggak hanya warga lokal, warga dari mancanegara juga sudah ada yang menyempatkan diri datang untuk melihat langsung kampung warna-warni tersebut. Nah, supaya kebersihan tetap terjaga. Para mahasiswa itu lagi-lagi menggagas untuk menggalakkan kegiatan kerja bakti. Kalau dulu hanya tiga bulan sekali, sekarang harus lebih sering lagi.
ADVERTISEMENTS
Nggak hanya di bantaran sungai, kampung warna-warni ini juga terletak tepat di bawah jembatan rel kereta api dan pasar loak yang kumuh. Lalu kapan kamu kemari?
Eh inget, kumuhnya seminggu yang lalu, sekarang sudah enggak. Silahkan kamu buktikan sendiri ya.. Boleh percaya atau enggak, saat ini si kampung warna-warni sukses jadi pusat perhatian di kota Apel, Malang. Ada lho beberapa anak muda yang khusus datang ke Malang hanya untuk ber-selfie di kampung ini. Luar biasa! Antusiasme wisatawan ini juga tentu berdampak bagus bagi ekonomi warga setempat. Dagangan warga menjadi lebih laris. Lahan parkir dadakan pun juga menjadi pemasukan baru bagi warga.
“Setiap hari ada sekitar 200 kendaraan yang datang kesini, kami kenakan tarif Rp 2 ribu setiap kendaraan,” kata Syaiful, koordinator parkir Kampung Warna-Warni dilansir dari viva.co.id
Memang, mau bagaimanapun, yang namanya penampilan itu tetap penting. Terbukti, dengan berubahnya wajah kampung yang terletak di bantaran sungai Brantas itu, ternyata mampu mengubah citra dan bahkan ekonomi warganya. Setelah sebelumnya dicap sebagai kawasan kumuh, kondisi itu sekarang sudah berubah total!
Untuk menuju lokasi, kamu bisa masuk lewat sebuah gang kecil dari Jalan Ir Juanda. Jalannya memang sempit dan sedikit curam, jadi mending sepeda motormu dituntun aja biar lebih aman, atau diparkir depan gang. Hihii. Kapan ajak dia kemari? Saling selfie dan wefie di Kampung Warna-Warni ini. Inget, hidupmu juga kudu warna-warni. Mantan jangan diinget-inget lagi #ehh