“Ren, besok pagi ke Pekalongan yuk..”
“Besok? Besok banget?”
“Iya besok pagi. Gue jemput jam 6 pagi ya, langsung ke terminal aja.”
“Ngajak orang ke luar kota, luar provinsi, udah kaya ke pasar sebelah rumah aja.”
“Yaelah, direncanain lama juga ujung-ujungnya nggak jadi. Kan percuma.”
Pernah nggak sih kamu ngerasa begini? Udah ngerencanain lebih dari setahun, eh nggak jadi kemana-mana ujungnya. Parahnya, yang baru diomongin malemnya eh bisa langsung berangkat aja keesokan harinya. Hidup kadang lucu sih emang. Yang dadakan bisa lebih enak gitu rasanya, persis kaya tahu bulat. Hehee… Kamu yang sering bertanya-tanya kenapa traveling dadakan jauh lebih sering berhasil, ini jawabannya…
ADVERTISEMENTS
Kamu nggak over expectation kalau traveling tanpa rencana. Segala yang ada itu kejutan yang menyenangkan dan pantas kamu rasa. Jadinya, kamu pun nggak rentan kecewa
Ketika kamu sudah punya itinerary detail perjalanan, yang kamu bayangkan ya yang kamu rencanakan itu. Nggak mungkin dong kamu merencanakan hal yang nggak menyenangkan? Bayanganmu pun pasti hanya tentang betapa indahnya liburanmu di kota X atau di pulau Y. Lain halnya kalau kamu liburan dadakan alias tanpa rencana yang matang. Kamu nggak punya ekspektasi apapun terhadap perjalananmu itu. Kamu nggak akan melakukan riset lebih dulu, dan kemudian menemukan foto-foto yang bagai racun dan berharap foto (yang mungkin editan itu) serupa yang akan kamu temui disana. Traveling dadakan, akan membuatmu tak memiliki prasangka apapun terhadap destinasi tujuanmu, percayalah.
ADVERTISEMENTS
Selain ekspektasimu berlebih lantaran sudah ada hitam di atas putih, ketika traveling dengan rencana kamu juga sudah membayangkan beragam ketakutan saat berada di tempat tujuan
Coba kamu ingat-ingat lagi, bukankah seringnya traveling dengan riset menyeluruh dan itinerary itu membuatmu segan untuk beranjak? Nggak semua hasil risetmu itu bagus kan? Tentu ada pengalaman kurang mengenakkan dari wisatawan lain yang berhasil kamu dapat dari hasil pencarianmu itu. Pertanyaan macam, nanti jalan kesananya beneran bisa naik ini ya? Udah sampai sana ternyata tempatnya nggak asik terus gimana? Kalau ditipu scammer, gue harus ngapain? Ya, ketakutan-ketakutan yang sejatinya hanya ada dalam benakmu ini yang seringkali pada akhirnya membuat nggak berkembang dan batal berangkat kemana-mana.
ADVERTISEMENTS
Inget, traveling itu untuk memperoleh kebebasan. Apa artinya kalau saat traveling kamu masih terikat pada aturan (walau itu kamu buat sendiri sih)?
Telusuri niat travelingmu dulu, tidakkan kamu merindukan kebebasan sehingga kamu melakukan sebuah perjalanan? Lalu, bukankah akan merusak tujuanmu sendiri, kalau kamu masih diatur-atur dengan sebuah itinerary? Karenanya, traveling dadakan bisa membuatmu merasakan hakikat kebebasan itu tanpa terikat pada jadwal yang secara sadar kamu susun. Nggak semua ide, tentang destinasi misalnya, muncul saat kamu sedang meriset. Bagaimana kalau kamu tahu secara spontan dari orang lokal? Tanpa ada rencana yang pasti, kamu akan lebih leluasa dan tak merasa berdosa ketika memutuskan berhenti atau berbelok sesuka hati. Kebebasan ini tak mungkin kamu rasakan dalam keseharian, bukan?
ADVERTISEMENTS
Buat kamu yang adrenaline junkie, sensasi dari liburan dadakan jelas tak akan terlupakan. Termasuk ketika kamu ternyata kehabisan uang di perjalanan, hehe
Kamu yang paham ‘seni traveling dadakan,’ pasti juga sudah paham mengenai konsep ini. Kesulitan jelas pasti akan menghadang, tapi dengan cara inilah kamu justru dituntun menjadi traveler tangguh. Mau direncanakan atau enggak, perjalananmu ya perjalananmu, nggak akan menjelma sama persis dengan perjalanan mereka yang sudah lebih dulu kesana. Kesulitan sedikit banyak tetap akan ada. Transportasi mogok di tengah jalan, nyasar ketika menyewa kendaraan sendiri, penginapan yang penuh, ditipu orang setempat, kehabisan duit, atau entah persoalan apa lagi yang akan kamu dapati. Tapi kamu yang serba dadakan justru lebih paham, nyalimu sebagai traveler sedang ditempa. Kesulitan yang menyapa akan membuatmu jadi pribadi yang jauh lebih tangguh dari sebelumnya. Satu hal lagi, kamu jauh lebih percaya pada instingmu, bukannya pada itinerary yang kamu susun.
ADVERTISEMENTS
Satu hal yang patut kamu camkan, kamu akan lebih leluasa menyikapi segalanya kalau tanpa rencana. Tanpa disadari, cara ini akan membuatmu setingkat lebih dewasa
Balik lagi soal kesulitan-kesulitan apa saja yang mungkin kamu dapatkan dalam petualangan. Ketika itu, kamu akan belajar membuat keputusan. Yang entah dari mana asal usulnya, bagaimanapun caranya, kamu harus punya keputusan untuk dirimu sendiri. Perjalanan tak berencana adalah penambangan pengalaman tak terduga. Pengalaman-pengalaman inilah yang akan memperkaya pribadimu, dan jadi oleh-oleh paling berharga untuk dibawa pulang. Ketika, kamu baru tahu ada acara adat menarik di destinasi travelingmu, kamu akan lebih bisa extend kan? Bayangin kalau kamu sudah booking tiket duluan, apa nggak sayang? Belajar memutuskan sesuatu sendiri, tanpa ada intervensi dari manapun itu termasuk ciri kedewasaan, kan?
ADVERTISEMENTS
Terakhir, pada akhirnya, rencana hanyalah rencana. Tuhan yang menentukan juga. Apapun yang terlaksana, semoga kamu bahagia
Pada akhirnya, kamu bakal sadar kalau kamu bukan Tuhan. Manusia hanya bisa merencanakan, dan Tuhan tetap jadi penentu mutlak dalam ragam tragedi dan peristiwa kehidupan. Walau kamu sudah riset menyeluruh, apa iya perjalananmu yang direncanakan itu berjalan sempurna sesuai itinerary? Nggak mungkin. Jadi kalau memang begini, apa salahnya kamu mencoba traveling dadakan alias tanpa rencana di genggaman? Sesekali, kamu perlu mencoba dan merasakan sensasinya. Sesekali, kamu butuh melangkah tanpa perlu banyak mikir ini itu. Biarkan nasib yang menuntunmu.
Ada yang bilang, terkadang, petualang sesungguhnya datang dari sebuah hal yang nggak direncanakan. Apa kamu sudah tertantang?