Sebuah video berlatar kebun binatang langsung menjadi viral di media sosial pada Minggu (29/5), setelah netizen tahu bahwa seekor gorila dalam video itu kemudian ditembak mati. Ya, video berdurasi kurang dari semenit itu menunjukkan seekor gorila yang menyeret seorang bocah yang diberitakan berusia 4 tahun, yang berhasil masuk ke kandang karena terpeleset. Miris dan sedih sebenarnya, ketika seekor gorila bernama Harambe yang berusia 17 tahun ditembak mati, padahal populasi mereka sudah sangat langka.
Dan kejadian ini tentu menuai pro dan kontra. Sebagai seorang traveler, tentu hal ini sangat disayangkan. Dari sinilah Hipwee Travel akan mengulas tentang kematian Harambe yang dikhawatirkan mengancam nyawa si bocah berusia 4 tahun tersebut.
Seekor Gorila ditembak mati karena ‘lindungi’ bocah empat tahun di kandangnya. Anak itu berhasil masuk ke dalam kandangnya
Di Cincinnati Zoo & Botanical Garden, Ohio, Amerika Serikat, pada Sabtu (28/5), terjadi sebuah insiden yang mengenaskan. Sebuah penembakan mati seekor gorila langka dari Afrika yang sudah berusia 17 tahun di kandangnya sendiri. Gorila bernama Harambe ini ditembak mati setelah menyeret seorang bocah (4) yang berhasil masuk ke kandangnya. Si bocah ini berhasil masuk ke kandang sedalam 3 meter itu setelah melewati pagar pembatas dan terpeleset ke parit dalam kandang. Sesaat kemudian, Harambe datang menangkap dan menyeretnya ke kali buatan.
Sebelumnya, si anak mengatakan pada Ibunya untuk bisa masuk ke dalam kandang Harambe, tapi si Ibu hanya memeringatinya tanpa bertindak apapun
Sebelum melewati kandang Harambe, dilansir dari BBC (31/5), si anak mengatakan pada ibunya untuk masuk dalam kandang Gorila bernama Harambe. Si Ibu pun sudah memeringati anaknya untuk tidak melakukan hal tersebut. Mungkin di dalam benak si Ibu, anaknya hanya bercanda dan berbicara tanpa alasan. Tapi apakah bijak, seorang Ibu hanya menanggapi imajinasi dan kemauan si anak begitu saja?
Meski sudah dipancing dengan didatangkannya dua ekor gorila betina, Harambe lebih memilih bermain dengan si bocah. Pun dengan bius total, itu memakan waktu, katanya
He was a special guy in my life. Harambe was my heart. It’s like losing a member of the family.
– Jerry Stones (74), pengasuh Harambe sejak kelahirannya.
Pengelola Bonbin sudah memancing Harambe dengan dua ekor gorila betina ke kandangnya, namun ia tidak tertarik sama sekali. Pengelola bingung, bagaimana cara menyelamatkan bocah tersebut tanpa melukai Harambe. Sebelumnya, mereka ingin menggunakan bius untuk melemahkan Harambe, tapi hal itu dinilai kurang efisien karena memakan waktu tak sebentar. Sementara si bocah itu sudah dalam dekapannya selama 10 menit dan berada dalam bahaya. Meski pada akhirnya si bocah ini tidak mengalami luka serius.
Sebuah hal yang dilematis. Mana yang lebih penting, menyelamatkan seorang anak manusia atau membunuh hewan yang hampir punah?
Direktur Cincinnati Zoo & Botanical Garden, Ohio, Amerika Serikat (AS), Thane Maynard mengaku bahwa pengelola membuat keputusan yang berat (dengan menembak mati Harambe) dan mereka mengambil pilihan yang tepat karena menyelamatkan hidup anak itu. Sebuah dilematis dalam kasus ini. Menurutmu, mana yang lebih penting dari tingkat urgensi; membunuh gorila langka yang sebenarnya tidak agresif atau menyelamatkan seorang anak dengan cara tidak membunuh gorila tersebut?
Padahal gorila jenis ini tidak berbahaya jika tidak diprovokasi. Kepanikan warga membuat Harambe ketakutan
Seorang blogger Jennifer O’Connor menulis dalam blognya, mengatakan bahwa hewan dataran rendah adalah binatang yang lembut. Mereka tidak akan menyerang kalau tidak ada provokasi dari siapa pun. Dalam kasus yang terjadi pada Sabtu lalu ini, Harambe bereaksi karena teriakan-teriakan para pengunjung di Bonbin Cincinnati yang memekikkan telinga gorila dengan bobot 180 kg. Oleh karena itu Harambe menyeret bocah berusia 4 tahun di sepanjang sungai buatan di kandangnya.
Penembakan ini memicu kekesalan warga. Dan petisi pun telah dibuat untuk si Ibu yang dinilai lalai dalam mengasuh anaknya
Sebuah persoalan dilematis ini tentu memicu kekesalan warga, khususnya Amerika, atas tindakan yang diambil oleh pengelola Bonbin. Sehari setelah kejadian tersebut, muncul sebuah halaman di Facebook bertajuk “Justice for Harambe” yang telah diikuti lebih dari 3 ribu netizen. Dikutip dari Reuters (31/5), Salah satu komentar netizen di laman tersebut, berbunyi,
Jika kita berpikir itu dapat diterima (untuk membunuh gorila yang tidak melakukan kesalahan apapun), saya tidak berpikir bahwa kota kami harus memiliki gorila. – Manvinder Singh
Dari kasus ini, muncullah sebuah petisi yang hingga Senin sore telah ditandatangani lebih dari 70 ribu orang untuk sebuah keadilan bagi Harambe dan kelalaian si Ibu yang dianggap tak bisa mengasuh anaknya. Masih dari laporan Reuters, pihak kepolisian Cincinnati sementara ini mengatakan bahwa orangtua bocah itu belum didakwa, dan pihak kejaksaan tidak kunjung menanggapi permintaan masyarakat untuk berkomentar dalam kasus ini. Makanya, sampai sekarang belum ada keterangan identifikasi si Ibu dan anak tersebut. Heeem.
Sebelumnya, ada juga pembunuhan dua ekor singa di kebun binatang, setelah ada seorang pemuda mencoba bunuh diri dengan masuk ke dalam kandangnya
Seminggu sebelum kejadian ini, ada juga sebuah percobaan bunuh diri yang dilakukan oleh seorang lelaki bernama Franco Luis Ferrada Roman (29) di kandang singa di Metropolitan Zoo, Santiago, Cile. Direktur Kebun Binatang Alejandra Montalba menyebutkan bahwa nyawa manusia lebih berharga daripada binatang di Bonbin tersebut. Alhasil, dua singa yang mulai menyerang Luis, ditembak mati, karena tidak ada obat bius yang siap digunakan pada saat itu. Padahal kan emang dia niat bunuh diri, ya. 🙁
Dua kasus berbeda yang akhirnya merugikan bagi populasi binatang, bahkan yang hampir punah (gorila). Semoga kejadian ini bisa menjadi pelajaran bagi setiap orangtua untuk lebih perhatian dengan anaknya. Apapun kondisi dan keadaanmu, jagalah anakmu kelak dari marabahaya yang datangnya tak terduga. Percayalah, selalu ada hikmah di balik kesedihan.