Jaman sekarang ini, perempuan sudah bebas mau kemana aja. Solo traveling pun sudah biasa. Buat yang merasa “cocok di air,” pasti rela menjelajah negeri bahari ini untuk melihat keindahan kehidupan bawah lautnya. Berenang biasa, snorkeling, dan diving sah-sah saja mereka lakukan.
Tapi, wanita tetaplah wanita. Selalu ada tamu bulanan yang datang setiap bulannya. Awalnya, mungkin hal ini dirasa mengganggu kala melakoni aktivitas tinggi. Mereka pun kini cuek saja beraktivitas dalam air saat si tamu bulanan datang. Tapi, sejatinya resiko apa aja sih yang mesti diwaspadai? Hipwee Travel bakal kasih masukan buat kamu traveler yang lagi datang bulan.
ADVERTISEMENTS
Memang, saat berada dalam air cairan darah menstruasi yang keluar akan berkurang. Tapi, tak ada salahnya kan kalau kamu tetap pakai “pengaman” ?
Sudah banyak mitos yang beredar tentang larangan beraktivitas dalam air saat menstruasi. Namun, faktanya masih belum ada peraturan resmi mengenai larangan itu. Sebenernya boleh atau nggaknya ya tergantung individu masing-masing. Berani mengambil resiko atau enggak.
Walaupun saat di dalam air cairan darah menstruasi yang keluar sedikit berkurang (nggak berhenti, tapi berkurang), mending kamu tetap gunakan pembalut, pembalut baru. Sebelum masuk air, ganti dulu pembalutmu. Kenapa? Karena takutnya yang lama sudah dipenuhi darah haid yang akan membuat kemungkinan bocor lebih tinggi. Selain itu, banyak bakteri yang tumbuh di pembalut yang dapat berinvasi ke aliran darah, sehingga menyebabkan keracunan, Kamu nggak mau kan?
ADVERTISEMENTS
Katanya, akan lebih aman menggunakan tampon dibanding pembalut sehari-hari. Tapi untuk mengenakannya, kamu kudu mikir dulu berkali-kali…
Saat menstruasi tiba, perempuan yang tetap berenang biasanya lebih memilih menggunakan tampon dibanding pembalut. Tampon ini biasanya dipakai dengan memasukkannya dalam vagina. Nah, tampon ini berguna untuk menyerap darah menstruasi tadi. Terbuat dari bahan penyerap, yang didesain menjadi bentuk silinder kecil yang ketat.
Memilih tampon pun kudu ada pertimbangannya. Pilih tampon dengan ukuran yang tepat sesuai dengan banyaknya darah yang keluar. Kalau darah yang keluar masih sangat banyak, sebaiknya kamu pakai tampon ukuran besar. Sebab, pemakaian ukuran yang salah justru akan menyebabkan kebocoran yang dapat menimbulkan masalah kalau kamu berenangnya di kolam renang. Tamponmu dapat tercemar zat kaporit dari air kolam renang. Ribet? Iya, bisa jadi pertimbangan kamu kan?
ADVERTISEMENTS
Tentang tampon, ada seorang gadis remaja di Inggris yang nyaris mati saat mengenakannya. Kata dokter, dia mengalami kondisi Toxic Shock Syndrome.
Paige Roffey, 15, remaja di Inggris yang nyaris mati saat memakai tampon. Dia pingsan di rumahnya karena toxic shock syndrome setelah menggunakan tampon. Padahal tampon itu hanya dipakai selama empat jam saja. Kondisi yang dialami gadis itu disebabkan oleh racun bakteri, yang memang dapat menjadi sangat parah.
Peringatan yang dokter berikan ialah jangan menggunakan tampon terlalu lama. Karena kondisinya dapat berkembang menjadi lebih parah setelah hanya beberapa jam pemakaian. Apalagi kalau kamu nggak punya antibodi yang cukup untuk melawan infeksi, please jangaaan…
ADVERTISEMENTS
Resiko larangan berenang lainnya ialah, air yang tidak bersih di kolam renang juga bisa menyebabkan infeksi pada dinding rahim
Saat berenang, sebenarnya pembuluh darah akan menciut dan membuat aliran darah menjadi tak lancar dan berkurang derasnya. Ini karena suhu air yang cenderung lebih rendah dari pada suhu tubuh manusia. Nah tapi, selain akan menciutnya pembuluh darah, air kolam renang juga akan tercemar oleh darah menstruasi kamu yang pastinya akan mengganggu para pengguna kolam renang yang lainnya.
Selain itu air yang tidak bersih di kolam renang juga bisa menyebabkan infeksi pada dinding rahim, karena saat haid leher rahim atau serviks dalam posisi terbuka. Sampai disini gimana? Nggak ada salahnya kan kalau kamu menunggu sampai proses menstruasi selesai?
ADVERTISEMENTS
Untuk kamu yang mau berenang atau diving dengan pakaian khusus, pakai celana pendek dulu aja sebelum memakai baju renangnya. Selain bikin kamu lebih percaya diri, hal ini juga bisa melindungi tampon
Taulah ya, pakaian renang kaya gimana? Kalau kamu kurang percaya diri dengan pembalut atau tampon yang kamu kenakan, pakailah celana pendek dulu sebelumnya. Selain lebih melindungi tampon atau pembalutmu, kamu juga lebih nyaman dan percaya diri kan?
ADVERTISEMENTS
Kalau di laut, dan pernah dengar soal hiu yang sangat sensitif dengan bau darah, mending abaikan!
Abaikan saja mitos tentang hiu yang menyerang saat kamu menstruasi. Lho kok diabaikan? Ya karena cuma mitos, itu sama sekali tidak benar. Sebuah riset menjelaskan bahwa hiu tidak tertarik dengan darah menstruasi. Hiu lebih tertarik darah segar. Bukan darah menstruasi yang merupakan darah kotor dengan kandungan bakteri dan bahan-bahan kimia dalam tubuh. Jadi, kamu aman.
Jadi kesimpulannya gimana, boleh nggak menceburkan diri ke air saat sedang menstruasi?
Seperti yang telah dijelaskan di awal, semua pilihan ada di tangan kamu, semuanya balik ke kamu. Kalau kamu masih mau lanjut aktivitas di air saat menstruasi ya silahkan, kamu harus paham resiko apa saja yang mengincar. Tapi sejatinya, terkhusus untuk diving ya, larangan saat menstruasi itu lebih karena faktor psikologis wanita. Tau sendiri kan, saat menstruasi, mood wanita cenderung berubah-ubah. Mood yang tidak stabil bisa mengganggu justification saat diving.
Selain itu, permasalahan kram perut saat berenang juga sebaiknya menjadi pertimbangan. Terlepas dari aman atau tidaknya berenang selama haid, akan lebih baik menahan godaan berenang, selama paling tidak tujuh hari masa haid. Alihkan travelingmu ke hal-hal yang tak berhubungan dengan air dulu. Bisa wisata religi, budaya, ke kota-kota, atau apalah, setidaknya sampai kamu nggak menstruasi lagi.
Tetap semangat jalan-jalan meski datang bulan ya, Girls!