Masih teringat dengan jelas bayangan kepanikan kala gempa berskala 9,1 SR mengguncang tanah Serambi Mekah 10 tahun silam. Disusul dengan gelombang Tsunami setinggi 10 meter, Aceh luluh lantak. Terlihat hanya masjid Baitul Rahman yang masih berdiri kokoh. Bangunan di sekitarnya, hancur berkeping-keping.
Pun demikian kepanikan warganya. Jumlah korban yang mencapai ratusan ribu jiwa membuat Aceh diselimuti duka. Panik? Jangan ditanya. Aceh diselimuti ketakutan kala itu. Bencana besar yang getarannya bahkan terasa hingga di luar negeri ini menimbulkan mimpi buruk tiap kali mereka menutup mata hendak beristirahat. Wajar jika tiap gempa, kepanikan selalu melanda Aceh.
Kali ini gempa yang terbaru terjadi pagi ini, Rabu 7 Desember 2016. Gempa kembali mengguncang wilayah Aceh. Luka dari gempa dahsyat 2004 silam kembali terbuka. Mengingatkan mereka akan bencana yang pernah melanda.
ADVERTISEMENTS
Gempa tadi pagi terjadi di Kabupaten Pidie Jaya. Masih jam 5 pagi, warga Aceh sudah dirundung kepanikan
Jam dinding masih menunjukkan 05.03 WIB ketika tanah bergetar di Aceh pagi tadi. Gempa tadi pagi terjadi ketika masyarakat baru membuka mata. Kepanikan yang melanda merusak rutinitas pagi mereka. Kabupaten Pidie Jaya menderita kerusakan paling parah. Warga berlarian keluar rumah. Jalanan macet akibat kepanikan yang melanda. Mereka yang tinggal di sekitar pantai berhamburan menjauh mencari tempat yang lebih tinggi. Wajar, memori Tsunami masih menghantui.
ADVERTISEMENTS
Wajar saja jika warga berlarian. Gempa yang terjadi pagi tadi berkekuatan 6,4 SR, cukup untuk menghancurkan bangunan!
Menurut pihak BMKG, gempa yang terjadi di Aceh pagi tadi memiliki kekuatan hingga 6,4 Skala Richter. Meski tak sebesar gempa 2004 silam, namun skala 6,4 SR ini memiliki kekuatan yang cukup untuk menimbulkan kerusakan hingga 160 KM dari pusat gempa.
Banyak bangunan yang roboh di sana, terutama Kabupaten Pidie Jaya. Rumah-rumah warga roboh, sekolah pun mengalami kerusakan parah. Bahkan tempat ibadah juga terkena imbasnya. Wajar jika warga Aceh berlarian. Siapa sih yang nggak panik ketika gempa terjadi? Ditambah lagi dengan kerusakan yang ditimbulkan selepas gempa 6,4 SR tersebut terjadi, kepanikan jelas tak mungkin dihindari.
ADVERTISEMENTS
Sampai 7 Desember siang ini, sudah lebih dari 100 nyawa yang dinyatakan meninggal karena gempa pagi tadi
Berdasarkan laporan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana, ada lebih dari 100 korban meninggal yang sudah ditemukan. Ada seorang bocah yang meninggal karena tertimbun reruntuhan rumahnya. Sepasang suami-istri pun juga turut menjadi korban karena tak sempat berlari keluar rumah.
Sejauh ini pencarian terhadap korban masih dilakukan. Jadi tetap ada kemungkinan jumlah korban akan bertambah. Masih ada puluhan korban yang tertimbun reruntuhan dan belum berhasil dievakusai.
“Sudah kami tangani dengan alat berat untuk evakuasi, ada puluhan warga yang masih tertimbun,” ujar Wakil Bupati Pidie Jaya Said Mulyadi — Dilansir dari detik.com
ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
Untungnya, pihak BMKG menyatakan gempa tersebut tak berpotensi Tsunami. Namun tetap saja, ingatan 2004 tetap menghantui
Menurut BMKG, gempa yang terjadi tadi pagi merupakan gempa bumi dangkal akibat aktivitas sesar lokal yang berjarak 18 KM ke arah timur laut dari Kabupaten Pidie Jaya. Jika melihat jaraknya, gempa tersebut tak terlalu jauh dari pusat Kabupaten Pidie Jaya. Karenanya merekalah yang terkena dampak paling besar. Ratusan bangunan pun rusak berat.
Dengan skala yang cukup besar tersebut, banyak warga yang kemudian lari ketakutan. Meski pihak BMKG sudah memberi pernyataan bahwa gempa tersebut tak berpotensi Tsunami, namun tetap saja ingatan gempa 2004 silam masih menghantui mereka.
Kepedihan dan duka yang tersisa sejak 2004 masih terpatri dalam ingatan warga Aceh. Kepanikan yang terjadi akibat gempa tadi pagi jadi bukti, bahwa duka dan kepedihan atas Tsunami yang pernah terjadi tak bisa dihilangkan dari ingatan warga Aceh. Semoga mereka selalu diberi ketabahan atas bencana yang melanda.
Yuk, sumbangkan doa dan dana yang kita punya untuk mereka. #PrayforAceh