Dunia pariwisata benar-benar terpukul dengan merebaknya wabah virus Corona. Nggak cuma China yang benar-benar mengalami kerugian yang sangat besar, negara-negara sekitarnya pun mengalami dampak serupa. Salah satunya adalah Jepang yang kehilangan jutaan turis akibat wabah ini. Sebagai negara dengan jumlah penderita nomer 2 terbesar di dunia, Jepang jadi negara yang agak riskan untuk dikunjungi, setidaknya untuk saat ini.
Meski begitu, bukan Jepang namanya kalau nggak ‘gila’ festival. Hadaka Matsuri atau diterjemahkan sebagai Festival Telanjang. Acara yang rutin digelar setiap Februari di Okayama ini baru saja dihelat pada Sabtu kemarin, di tengah berkembangnya isu virus Corona. Bagaimana serunya? Yuk simak ulasannya aja ya.
Hadaka Matsuri digelar pada tanggal 15 Februari 2020 di Okayama. Total sepuluh ribu peserta datang di festival yang gokil banget ini
Festival Telanjang atau orang Jepang menyebutnya Hadaka Matsuri baru saja digelar di Jepang. Festival ini dirayakan setiap Sabtu ketiga bulan Februari di Kuil Saidaiji Kannonim, atau tepatnya tanggal 15 Februari kemarin. Lokasi festival berjarak sekitar 30 menit naik kereta dari kota Okayama. Total ada 10 ribu laki-laki yang nyaris telanjang dengan hanya mengenakan penutup di kemaluan yang bernama ‘funboshi’ dan alas kaki putih yang bernama ‘tabi’.
Festival ini dilaksanakan untuk merayakan panen yang berlimpah, kemakmuran dan kesuburan. Festival ini sudah dilakukan sejak 500 tahun yang lalu
Usia festival ini sudah sangat tua. Hadaka Matsuri ini terpelihara sejak pertama kali digelar di masa periode Muromachi (1338-1573) atau 500 tahun lalu. Kini meski wabah virus Corona mengemuka, namun festival ini tetap jalan terus. Hanya sebagai pencegahannya, panitia menyediakan pembersih tangan di pintu masuk kuil dan lokasi festival. Ribuan turis dari berbagai negara ikut serta di acara yang seru banget ini.
Di festival ini, acara dimulai pada pukul 15.20 sore dan para pria ini berlari-lari mengelilingi kuil. Pada acara puncak pukul 10 malam, pendeta Shinto akan melemparkan 100 ranting kayu dan dua batang tongkat kayuke arah kerumunan pria itu. Siapa yang dapat ranting kayu, konon akan mendapat keberuntungan. Jadi 10 ribu pria itu berebut ranting tersebut.
Semoga saja ke depan festival ini terus dilangsungkan ya demi menjaga tradisi ratusan tahun yang unik.