Buat pendaki gunung, nggak afdhol kalau belum pernah mendaki puncak tertinggi Jawa di Gunung Semeru. Gunung yang berpuncak di Mahameru 3.676 mdpl ini memang sangat menantang untuk ditaklukkan. Betapa tidak, lautan pasir menuju puncaknya sangat sulit untuk dilewati. Belum lagi angin dan suhu yang cukup dingin yang harus ‘dinikmati’. Namun sesampai di puncaknya, rasanya akan sangat puas dan lega bisa menapaki puncak tanah Jawa.
Kalau kamu sudah sering lihat puncak Semeru, pasti tahu banget dengan bentuk kerucutnya yang berpasir. Nah, ada yang sedikit berbeda dengan tampilan Semeru. Pada pagi hari ini, puncak Semeru seolah mengenakan topi atau helm di atasnya. Foto Semeru dengan topi/helm ini pun viral di media sosial sedari pagi. Fenomena apakah itu?
ADVERTISEMENTS
Gunung Semeru tanpak indah dengan topi atau helm di atas puncaknya. Pak Sutopo andalan kita semua menjelaskan fenomena yang terjadi
Gunung Semeru saat bertopi, berhelm & berhijab di puncaknya. Awan altocumulus lenticularis terbentuk akibat turbulensi di atasnya.
Bagi yang mau nikah, gunakan fenomena alam ini buat foto pre wedding. Sungguh memesona! Cintamu akan terus terayomi meski ada turbulensi di hatimu. pic.twitter.com/QNqPqDsFE8
— Sutopo Purwo Nugroho (@Sutopo_PN) December 11, 2018
Pagi ini (11-12), beredar foto viral di mana Gunung Semeru tertutup awan di puncaknya. Awan tersebut seolah berbentuk topi yang berada tepat di atas Semeru. Ada yang menyebut mirip helm, caping atau malah hijab, nggak masalah. Hehehe. Foto itu sudah di RT ribuan kali di Twitter.
Pak Sutopo memberikan cuitan yang menjelaskan fenomena tersebut. Kepala Humas BMKG ini mencuit di akun Twitternya @Sutopo_PN tentang fenomena alam tersebut. Ia menjelaskan bahwa awan berbentuk topi atau helm tersebut bernama awan altocumulus lenticularis yang terbentuk akibat turbulensi di atasnya.
ADVERTISEMENTS
Apa sih definisi awan altocumulus lenticularis ini? Kok bisa bikin awan berpusat di atas Semeru seperti itu?
Dikutip dari laman www.ilmugeografi.com, begini definisi awan alto cumulus yang viral tadi pagi.
“Awan alto cumulus merupakan jenis awan yang bergerombol karena jumlahnya banyak dan letaknya saling berdekatan satu sama lain. Kita dapat dengan mudah menjumpai awan ini ketika langit dalam kondisi biru cerah dan sinar matahari (baca: bagian-bagian matahari) terasa terik, namun tidak terlalu terik. Namun formasi awan ini akan lebih terlihat jelas ketika matahari terbit maupun akan terbenam. Apabila kita memandang awan ini pada langit yang cerah maka kita akan merasakan adanya ketenangan karena awan ini merupakan awan yang sangat indah.”
Awan Alto Cumulus merupakan awan yang terdiri atas butiran- butiran kristal es atau butiran- butiran air dengan suhu sekitar 10ᵒ Celcius. Fenomena alam ini adalah peristiwa awan biasa. Tidak berbahaya dan tidak ada hubungannya dengan mistis, klenik ataupun Pilpres. Please ya, mari berpikir logis.
ADVERTISEMENTS
Awan ini sering disalahartikan sebagai penampakan UFO karena bentuknya seperti mangkok terbalik. Tapi sama sekali bukan UFO ya…
Ada bermacam-macam jenis awan altocumulus, salah satunya lenticularis. Awan Lenticular (Altocumulus lenticularis) awan yang berbentuk lensa stasioner dan terbentuk di dataran tinggi, biasanya selaras tegak lurus dengan arah angin. Massa awan tipis, terpisah-pisah seperti lensa dan tidak mengandung hujan. Awan ini juga sering disalahartikan dengan penampakan UFO. Fenomena ini pernah terjadi di Gunung Fuji di Jepang dan Gunung Rainier di Amerika Serikat.
ADVERTISEMENTS
Buat yang mau nikah, cocok nih buat pre wedding. Momen langka dan indah ‘kan?
“Bagi yang mau nikah, gunakan fenomena alam ini buat foto pre wedding. Sungguh memesona! Cintamu akan terus terayomi meski ada turbulensi di hatimu,” cuit Kepala Humas BMKG yang tengah pengobatan kanker paru-paru ini.
Pemandangan indah Gunung Semeru pagi ini bikin pengen berfoto di sana. Apalagi buat foto prewedding seperti ya disinggung Pak Sutopo. Namun sayangnya fenomena ini nggak berlangsung lama. Padahal kalau mau foto prewedding ‘kan mesti siap-siap dulu ya. Apalagi kalau belum ada jodohnya, kalau nyari dulu keburu ilang dong awannya. Hehehe.
Semoga ada awan begini lagi di gunung lain deh ya, biar semua bisa foto dengan awan dan gunung yang indah tersebut. Hehehe.