Apakah kamu merasakan suhu dingin ketika pagi hari seminggu belakangan ini? Jelang pagi, entah kenapa hawanya dingin sekali hingga air pun juga dingin banget seperti air di kulkas. Memang sih, cuaca malam hingga pagi hari akan lebih dingin ketika memasuki musim kemarau.
Namun, di tahun ini cuaca dinginnya terlampau ekstrem. Setidaknya butiran es bisa disaksikan di Dieng dan Bromo saat pagi hari. Sebuah kejadian yang unik mengingat Indonesia yang iklimnya tropis ini bisa mendapatkan ‘salju’ berbentuk butiran es di beberapa wilayah.
ADVERTISEMENTS
Pagi ini (24/6) suhu di Dieng pun makin turun. Tercatat, suhu di Dieng tadi pagi mencapai -8 hingga -9 derajat Celcius
Akhir pekan lalu, embun upas atau ‘butiran salju’ telah turun di Dataran Tinggi Dieng. Saat itu tercatat suhu turun hingga -3 derajat Celcius. Penurunan suhu yang cukup ekstrem ini bikin cuaca Dieng sangat dingin dan muncullah frost atau embun upas di beberapa titik kawasan Dieng. Meski fenomena itu sudah rutin terjadi di Dieng, namun munculnya embun es di Dieng selalu jadi hal yang menarik bagi wisatawan. Liburan ke sana serasa ke Eropa.
Namun pagi hari tadi, cuaca lebih ekstrem ketika suhu mencapai -8 bahkan sempat di angka -9 derajat Celcius. Bahkan embun upas ini sudah muncul sejak malam hari. Ini adalah rekor suhu terdingin di Dieng. Padahal musim kemarau baru akan mencapai puncaknya bulan Juli-Agustus di sana. Jadi kemungkinan suhu makin turun pun sangat besar. Dampak terbesar adalah petani kentang yang tanamannya harus rusak jika terkena embun upas ini.
Nggak cuma di Dieng, di Bromo dan Semeru pun mengalami hal serupa. Muncul embun upas dan suhu turun di bawah 0 derajat
Embun upas ini nggak hanya turun di Dieng saja. Nyatanya kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) juga mengalami fenomena serupa. Sejumlah titik di Gunung Bromo dan Semeru pun juga dilaporkan mengalami fenomena frost atau embun yang membeku. Embun frost ini muncul di kawasan Ranupani atau di jalur pendakian menuju Puncak Gunung Semeru, Cemoro Lawang Lautan Pasir Gunung Bromo dan kawasan Bukit Penanjakan Bromo. Meskipun tipis namun hadirnya ‘salju’ ini bikin orang tertarik berkunjung ke sana.
Meski udara dan cuaca makin dingin, namun wisatawan justru suka dengan fenomena unik tersebut. Kunjungan ke Dieng dan Bromo pun meningkat
Ketika di Indonesia musim kemarau, di Australia justru musim dingin. Hal ini menyebabkan perpindahan udara dingin dan kering dari Australia ke Asia yang tentu melewati Indonesia. Cuaca seperti ini diprediksi akan terjadi hingga bulan Oktober mendatang.
Anehnya, wisatawan justru senang dengan fenomena semacam ini. Banyak orang yang khusus datang ke Dieng, Bromo, maupun Semeru untuk menyaksikan ‘salju’ di negeri tropis. Memang sih bukan salju beneran. Namun butiran es yang cukup banyak ini bikin suasana alam seolah tertutup lapisan salju. Bukannya takut kedinginan, orang-orang malah senang dengan kondisi tersebut. Lucu emang orang Indonesia ini. Hehehe.
Kamu tertarik juga ke sana sambil mencari ‘salju?’ Hehehe.