Beasiswa LPDP adalah beasiswa yang paling diidam-idamkan oleh banyak mahasiswa. Dananya yang cukup besar plus banyaknya instrumen penunjang beasiswa, membuat LPDP seolah jadi primadona bagi kebanyakan para pemburu beasiswa. Kini, sudah ribuan alumninya telah menyelesaikan studi namun tugas mereka nggak berhenti sampai di sini. Tugas lain yang lebih berat menanti, yakni berkontribusi untuk bangsa ini. Mampukah?
Penerima beasiswa LPDP sering di-nyinyiri kalau sering plesir di negara tempat kuliahnya sana. Banyak juga yang beranggapan kalau mereka menggunakan uang dari pajak rakyat untuk bersenang-senang. Apakah benar demikian? Ternyata ada banyak hal yang sudah mereka lakukan, dan kali ini Hipwee mau membahas aktivitas berbagi inspirasi yang baru saja alumni LPDP lakukan di 26 provinsi di Indonesia secara serentak.
Gimana netizen, masih mau nyinyir?
ADVERTISEMENTS
Beasiswa LPDP adalah beasiswa yang terkesan mentereng dan jadi idaman namun penuh praduga dimanfaatkan untuk sekedar jalan-jalan. Benarkah demikian?
Beberapa waktu lalu ramai di media sosial tentang pergunjingan netizen yang maha benar tentang dugaan penerima beasiswa LPDP menggunakan dana beasiswa untuk sekedar jalan-jalan atau plesiran, terutama yang kuliahnya di Eropa atau Amerika. Penerima beasiswa ini acapkali dianggap menyalahgunakan uang yang berasal dari pajak rakyat Indonesia untuk bersenang-senang belaka.
Eits, tentu saja opini pro kontra terhadap hal itu sah-sah saja. Nggak fair dong kalau misal mahasiswa nggak boleh piknik. Toh selama penerima beasiswa LPDP belajarnya rajin, lulus tepat waktu, berprestasi dan tidak melanggar hukum, nggak ada masalah ‘kan? Oknum yang niatnya nggak baik akan selalu ada, namun hal itu tidak bisa digunakan sebagai media untuk menggeneralisir seluruh penerimanya.
ADVERTISEMENTS
Mungkin nggak banyak yang tahu, kalau ternyata alumni penerima LPDP yang sudah selesai studi juga melakukan aksi maupun pemberdayaan untuk masyarakat Indonesia. Salah satunya, Toreh Cita 1000 Anak Bangsa
Tanggal 19 April lalu, alumni LPDP mengadakan acara Massive Action bertajuk ‘Toreh Cita 1000 Anak Bangsa’. Sesuai tajuknya, seribu siswa SMA sederajat di Jakarta dan Kepulauan Seribu mengikuti kegiatan berbagi inspirasi dari alumni LPDP yang sudah menyelesaikan studi S2 dan S3-nya. Berbagi inspirasi dan mendampingi para siswa dalam pembuatan peta mimpi menjadi agenda utama alumni LPDP dalam Massive Action sehingga siswa-siswi mau berani bermimpi dan merencanakan strategi dalam menggapai mimpi-mimpi tersebut. Nggak cuma berlangsung di Jakarta saja, acara ini juga berlangsung serentak di 26 provinsi di Indonesia dengan total sekitar 25.000 siswa yang turut serta.
Massive Action adalah satu dari sekian banyak pengabdian alumni LPDP untuk menyalakan optimisme positif pada generasi muda. Di Kepulauan Seribu, Bupati Irwansyah juga turut serta dan mengapresiasi acara tersebut. Ia berharap alumni LPDP mampu memotivasi dan menginspirasi anak muda di Kepulauan Seribu. Bupati Irmansyah ingin anak-anak Kepulauan Seribu lah yang mampu membangun dan mengelola Kepulauan Seribu.
ADVERTISEMENTS
Dengan aktivitas berbagi inspirasi seperti ini, maka layak apabila beasiswa LPDP jadi idaman banyak anak bangsa. Maka selayaknya pulalah alumninya kembali pulang dan membangun kontribusi untuk Indonesia
“Kami akan terus membuktikan bahwa alumni LPDP, yang studinya dibiayai oleh negara, memiliki output yang memiliki nilai manfaat besar bagi Indonesia, tidak perlu jauh-jauh, minimal daerah kita sendiri,” sambung Khuswatun Hasanah, PIC Massive Action alumni LPDP sesuai rilis yang dikirim kepada Hipwee.
Tak cuma mendapat beasiswa, alumni penerima beasiswa LPDP juga punya program-program sosial dan kemasyarakatan yang membuat mereka tak berjarak dengan donaturnya yakni rakyat itu sendiri. Hal ini tentu jadi sebuah indikasi positif bahwa konsep beasiswa LPDP cukup bagus dan nilai manfaatnya juga besar. Di balik berbagai kekurangannya, aksi alumni LPDP dalam acara Massive Action ini harus kita apresiasi bersama.
Terakhir, semoga apa yang mereka lakukan nggak cuma menginspirasi 25.000 siswa sekolah saja namun yang paling penting aksi itu bisa jadi refleksi sederhana. Refleksi untuk mengingat dari mana mereka berasal, dan ke mana sebaiknya mereka kembali.