Beberapa negara sudah mematok bulan Juni sebagai awal dari kehidupan dengan protokol kesehatan ‘new normal’. Artinya, meski pandemi belum usai, aktivitas ekonomi akan tetap dijalankan dengan aturan ketat. Negara-negara Barat terutama di Eropa akan segera menerapkan new normal di berbagai sektor. Sektor yang akan segera dibuka adalah sektor pariwisata di mana telah mengalami dampak yang cukup parah akibat covid-19.
Salah satu negara yang punya prosedur ketat dalam menyambur era new normal ini adalah Jepang. Ada banyak peraturan yang harus dilakukan bagi warga Jepang. Salah satunya yang paling unik adalah tidak boleh berteriak ketika naik rollercoaster. Waduh, emangnya bisa ya?
ADVERTISEMENTS
Aturan menjelang new normal, tidak boleh berteriak keras saat naik rollercoaster ataupun wahan pemacu adrenalin lainnya
Jelang diberlakukannya new normal, operator wahana taman bermain di Jepang telah merilis pedoman bersama tentang cara beroperasi dengan aman di tengah pandemi Corona. Salah satu pedomannya yang paling mendasar adalah para pengguna wahana akan diminta untuk mengenakan masker sepanjang waktu. Selain itu ada peraturan yang unik yaitu pengunjung diminta untuk menahan diri untuk tidak berteriak keras saat naik wahana rollercoaster dan wahana penantang adrenalin lainnya. Hal ini akan berdampak pada permainan rollercoaster yang ‘kurang seru’ dan pada realitanya akan sulit untuk dilakukan. Bisa dibayangkan sendiri kan, ketika berada dalam kondisi menegangkan tersebut, secara refleks mulut akan membuka bukan? Hehehe.
ADVERTISEMENTS
Meski sulit namun operator wahana rollercoaster tetap akan menggunakan protokol tersebut untuk mencegah penularan Covid-19 di wahana wisata
Perdana Mentri Jepang, Shinzo Abe mencabut status darurat di Jepang setelah kasus Covid-19 menurun drastis beberapa hari terakhir. Untuk itu, pedoman new normal segera disiapkan di Jepang. Di tempat wisata, nggak cuma tidak boleh teriak saat naik rollercoaster. Mereka juga menambahkan bahwa hantu-hantuan yang bersembunyi di rumah hantu harus menjaga jarak yang aman dari pengunjung. Selain itu, staf taman hiburan tidak boleh berjabat tangan ataupun melakukan tos dengan para penggemarnya. Hal ini termasuk staff yang berpakaian seperti boneka binatang dan pahlawan super. Paling penting, mereka harus menjaga jarak yang sesuai.
Apakah akan menghindari penularan virus Corona seratus persen? Tentu saja tidak, tapi setidaknya dalam meminimalisari terjadinya kontak antar pengunjung. Lagipula warga Jepang memang dari dulu sudah tertib dan sering menjaga jarak dengan orang lain. Salaman pun bukan sebuah hal yang lazim di Jepang.
Mudah-mudahan, siapapun yang naik rollercoaster bisa menahan diri tetap tenang ya tanpa teriak. Ya meskipun itu susah.