Bulan Agustus masih 3 bulan lagi. Tapi euforia Dieng Culture Festival sudah hadir kembali. Hal ini terjadi karena terbatasnya tiket buat pengunjung Dieng Culture Festival. Kalau nggak cepet-cepetan, tau-tau udah abis aja. Biasanya, bulan Juni atau Juli sudah ludes tiketnya. Jadi kalau nggak gercep ya bakal jadi penonton deh, penonton di linimasa Instagram doang. Hehehe.
Buat kamu yang belum tau ada apa aja di Dieng Culture Festival, tepat banget kalau kamu baca artikel ini. Jangan sampai kelewatan lagi deh acara yang digelar di Dataran Tinggi Dieng ini. Yuk simak ulasan Hipwee Travel tentang Dieng Culture Festival tahun ini. Gimana serunya sih?
ADVERTISEMENTS
Dieng Culture Festival adalah agenda tahunan yang menyedot perhatian banyak wisatawan. Tak heran kalau event ini selalu ramai bahkan beberapa bulan sebelumnya
Setelah 10 tahun, Dieng Culture Festival masih konsisten jadi festival budaya yang berhasil menyedot puluhan ribu massa. Event Dieng Culture Festival 2019 atau edisi ke 10 ini akan digelar pada tanggal 2-4 Agustus 2019 di Desa Wisata Dieng Kulon, Banjarnegara. Bulan Agustus ini selalu dipilih karena suhu di Dieng sangat dingin saat itu. Jika pas dingin banget, bisa sampai minus lho suhu di Dieng. Tahun lalu saja sampai menembus -4 derajat Celcius.
Dinginnya Dieng ini ternyata yang bikin acara ini makin terasa spesial lho. Gimana nggak spesial, pas dingin-dingin di ketinggian 2000 meter, eh ada acara Jazz Atas Awan. Alunan musik jazz berpadu dengan kabut dan dingin yang bikin suasana kian syahdu. Duh, apalagi kalau sama pasangan. Kalau sendiri mah bakalan tersiksa kegalauan. Hehehe.
Acaranya masih sama dengan tahun-tahun sebelumnya, Jazz Atas Awan dan pelepasan lampion masih jadi andalan
Harus diakui, event budaya seperti ini tak bisa dilepaskan dari acara musik. Hal ini dikarenakan banyak wisatawan lebih mudah tertarik dengan acara pertunjukan musik. Maka dari itu, Jazz Atas Awan dengan bintang tamunya yang dirahasikan selalu mengundang rasa penasaran penonton.
Di malam kedua, adalah malam puncak Jazz Atas Awan dengan pelepasan lampion di tengah malam. Suasana gemerlapan dan indah terpancar di acara tersebut. Jangan khawatir mengenai lampion itu akan merusak lingkungan, karena besok paginya penduduk Dieng Kulon kerja bakti membersihkan lampion. Toh lampionnya nggak bisa terbang tinggi dan jatuhnya di ladang warga. Jadi beda ya dengan pelepasan lampion di laut.
Ritual budaya yang kental seperti pencukuran rambut gimbal selalu jadi magnet tersendiri. Budaya yang patut dilestarikan dan jadi pertunjukan wisata yang memukau
Rambut gimbal ini sangat istimewa karena untuk mencukurnya harus dengan ritual dan dilakukan setahun sekali dalam acara Dieng Culture Festival. Si anak kemudian akan meminta syarat yang harus dipenuhi oleh orang tuanya. Ada yang minta sepeda, kambing, bahkan ada yang ‘cuma’ minta es lilin buatan tetangganya. Sangat unik dan khas Dieng. Kamu nggak akan bisa temukan di tempat lain sih.
ADVERTISEMENTS
Mau dong ikutan, gimana ya caranya?
Ada dua opsi untuk datang ke DCF 2019. Cara pertama ikutan trip dengan membeli paket wisata ke salah satu travel organizer. Biasanya udah disiapkan semuanya, mulai tiket, homestay, makan, wisata dan juga transport. Udah ada guidenya juga yang bakal bikin kamu lebih mudah menikmati wisata di Dieng. Kamu bisa cari di Instagram, travel mana yang akan kamu gunakan.
Kalau mau lebih irit, ya jalan sendiri aja. Cari semuanya sendiri mulai transport, homestay, tiket dst. Lebih ribet sih buat kamu yang dari luar kota. Tapi sebenarnya selisihnya nggak banyak banget sama open trip. Paling sekitar 200 ribuan saja selisihnya. Resikonya sih bisa kehabisan homestay dan tiket DCF di mana sangat terbatas.
Yuk tahun ini ke DCF, masa mau gagal lagi ke sana?