Siapa sih yang nggak tau kisah KKN Desa Penari? Kisah misteri yang viral beberapa bulan lalu ini mengundang kehebohan yang luar biasa karena disebut-sebut sebagai kisah nyata. Kisah yang ditulis oleh akun Simpleman di Twitter ini pun bakal diangkat jadi film.
Tapi Simpleman memang penulis kisah misteri yang cukup produktif. Setelah kisah selanjutnya Sewu Dino yang cukup mencekam, ada kisah berjudul ‘Desa Gondo Mayit’ yang cukup menyita perhatian netizen. Kali ini Hipwee mau meringkas kisah misteri yang satu ini biar kamu mudah untuk memahaminya. Yuk simak aja ya. Nggak kalah serem dong sama KKN Desa Penari.
“Deso edan!!” (Desa Gila) kata mas Damar, matanya masih menatap kesana-kemari seolah peristiwa itu membekas di ingatannya.
“Edan yo opo?” (Gila bagaimana?) gw bertanya. Penasaran.
“yo opo gak edan, bendino onok ae sing mati. Nek gak mati, jarene tondo balak”
(Bagaimana gak gila, setiap hari selalu saja ada orang yang mati, kalau tidak ada yang mati, katanya justru mengundang musibah)
ADVERTISEMENTS
Ceritanya ada dua pendaki yang sedang mencari jalur pendakian baru untuk kegiatan Mapala. Mereka berdua naik gunung tapi petugasnya tidak ada
Dua pemuda bernama Erik dan Damar yang juga merupakan mahasiswa pecinta alam (Mapala) sedang melakukan pendakian untuk ke sebuah gunung di Jawa Timur, tujuannya mendaki ke Alas T. Mereka cuma mendaki berdua karena yang lain sibuk UTS. Namun di pos penjagaan tidak ada orang. Mereka lalu berinsiatif meninggalkan KTP agar petugas tahu kalau ada orang naik ke atas.
Mereka lalu naik pada malam hari, tepatnya pukul 8 malam. Tidak ada orang yang naik karena memang jalur ini bukan pendakian resmi. Ketika malam makin larut perasaan mereka tidak enak. Erik mendengar suara ayam dan bau bunga kamboja. Itu pertanda mereka sedang diikuti kuntilanak. Dan benar saja, Erik melihat sosok kuntilanak di balik semak-semak. Kuntilanak itu kepala tampak tergedek ke kiri dan kanan seperti mau jatuh. Damar tidak melihat karena saat itu ia izin kencing.
ADVERTISEMENTS
Sekembalinya dari kencing, Damar dan Erik melanjutkan perjalanan. Di tengah jalan mereka menyaksikan iringan warga mau mengubur jenazah atau mayit
Mereka bingung karena rasanya berputar-putar di tempat yang sama. Lalu ada suara ramai-ramai warga yang sedang menggotong jenazah. Mereka heran kenapa di hutan ada yang mau menguburkan jenazah? Lalu Damar merasa kesakitan karena testisnya tiba-tiba membesar dan sakit rasanya. Ketika itu ada nenek-nenek yang datang lalu membantu Damar. Nenek tersebut mengajak Damar dan Erik ke tempat tinggalnya yang tidak jauh dari situ. Mereka heran, memangnya di hutan di atas gunung ini ada perkampungan?
Mereka benar-benar sampai di kampung. Penduduknya tak banyak. Ketika sampai di rumah si nenek, Damar lalu diobati oleh nenek tersebut sehingga perlahan berkurang sakitnya. Si nenek bilang kalau si penunggu sungai marah karena dikencingin lalu mengerjai kemaluan Damar. Tak berapa lama, ternyata ada orang meninggal dan akan dimakamkan. Erik diminta si nenek untuk ikut ke kuburan. Namun ketika sampai di sana orang-orang wajahnya sumringah bukannya sedih. Erik merasa janggal karena warga desa justru menari-nari dan membunyikan gamelan. Anehnya lagi jenazah anak kecil itu matanya masih terbuka. Sebelum dikubur tali pocongnya juga tidak dibuka.
ADVERTISEMENTS
Di sisi lain, Damar menemukan beberapa kain kafan di rumah si nenek. Tiba-tiba ada sosok menyeramkan yang datang
Erik segera kembali ke rumah dan bersiap pergi dari desa itu. Ini desa yang aneh. Namun di rumah si nenek, Damar memegang kotak yang ternyata isinya kain kafan. Ketika ia mengambil satu, tiba-tiba muncul sosok pocong dengan wajah menyeramkan di depannya. Ia ketakutan namun waktu berjalan sangat lambat. Si nenek lalu datang dan memaki Damar karena membuka kotak itu.
Erik yang kemudian datang lalu mengajak Damar kabur dari rumah itu. Si nenek nggak terima karena siapapun yang masuk desa itu harus mati. Itulah desa Gondo Mayit. Kabur ke belakang rumah, ternyata ada sosok-sosok yang mengintip dari pepohonan. Ternyata ada puluhan pocong di sekeliling mereka. Sontak Erik dan Damar kabur lari tunggang langgang, sementara pocong-pocong ini mengejar mereka berdua. Si nenek juga mengejarnya sambil merangkak. Tapi semakin mereka lari justru mencium aroma bunga kamboja di mana itu adalah aroma kuntilanak tadi. Ngeri banget kan?
Penasaran akhirnya bagaimana? Kamu bisa baca sendiri nih kelanjutannya di thread Simpleman di link ini biar lebih kerasa horornya. Kamu perlu membacanya dari awal biar tahu keseluruhan ceritanya. Hehehe.