Begini Lho Repotnya Jalan-jalan Sama Temen yang Bawel. 6 Hal Ini Pasti Sering Kamu Rasakan!

Jika berbicara soal jalan-jalan, tak ada yang lebih menyenangkan daripada jalan-jalan bareng teman. Melebihi serunya jalan bareng pasangan atau orangtua, kamu bisa bebas menikmati petualanganmu jika kamu traveling bareng sahabatmu. Namun tak selamanya jalan bareng teman jadi asik sepertiyang kamu kira.

Dari sekian banyak temanmu, pasti ada saja satu sosok yang nyebelin yang bikin kamu malas jalan sama mereka. Alih-alih menyegarkan pikiran dengan jalan-jalan, yang ada kamu makin emosi gegara sikap temanmu yang banyak maunya!

ADVERTISEMENTS

Persiapan keberangkatanmu tak semulus saat jalan bareng temen lainnya. Bersama dia, kamu dibuat riweh sama semua pertanyaannya

Tanya mulu!

Tanya mulu! via sukatoday.com

Jika bersama teman-teman lain kamu merasa bahagia sebelum keberangkatan traveling kalian, bersamanya malah malas yang kamu rasakan. Bagaimana tidak, sebelum berangkat saja tanyanya sudah banyak. Mulai dari tanya kalian mau kemana, biayanya berapa hingga sama siapa tak luput ia tanyakan. Mungkin sekali-dua kali sih kamu memaklumi. Namun pertanyaan yang rasanya tak ada habisnya tersebut lama-lama membuatmu malas! Dalam benakmu, “Kalau mau ikut ya ayo. Kalau nggak ya udah jangan banyak tanya!”

Kadang kan perjalanan yang menyenangkan justru yang spontan kan? Nggak usah bawel harus banyak persiapan.

ADVERTISEMENTS

ADVERTISEMENTS

Tak mudah bagimu untuk mengatur jadwal main bersama. Dia selalu jadi pihak paling rewel di antara geng kalian

Selalu ada satu orang yang bikin rencanamu molor!

Selalu ada satu orang yang bikin rencanamu molor! via www.piknikdong.com

Setelah tanya demi tanya tersebut ia ajukan, kepastian akhirnya ia berikan seputar jadi tidaknya ia ikut kamu jalan-jalan. Dia memutuskan untuk turut jalan. Namun, keputusannya untuk ikut malah membuatmu riweh. Kamu jadi bingung bagaimana mengatur jadwal kalian. Maklum, dia adalah tipikal orang yang rewel dan bawel nggak karuan.

Sudah fix itenerary perjalanan jadi, dia malah protes. Berkata bahwa lebih baik itenerary-nya diubah saja. Itu baru jadwal, belum lagi urusan makanan yang sudah pasti jadi bahan ocehan baginya. Sebel nggak sih kalau jalan sama teman yang udah rewel, bawel, pilih-pilih makan lagi!

Eh udah rempong gitu, tiba-tiba jelang hari H, dia tiba-tiba nggak bisa ikutan. Kesel kan? Tapi nggak papa deh. Daripada dia bikin kesel sepanjang perjalanan, mending nggak usah ikutan aja.

ADVERTISEMENTS

ADVERTISEMENTS

Sepanjang perjalanan hanya ada keluh yang kamu dengar dari mulutnya. Bikin mood rombongan kamu jadi kacau. Nggak enak mesti ujungnya…

Lelah!

Kata orang, hal paling nikmat dari traveling adalah proses perjalanannya. Mungkin hal itu benar, jika teman perjalananmu sosok yang asik dan bisa diajak tertawa bersama. Sialnya, temanmu yang satu itu bukan sosok seperti itu. Sepanjang perjalanan hanya keluhan yang keluar dari mulutnya. Yang capek lah, tanya masih jauh apa nggak lah, sampai bilang pingin balik selalu keluar dari mulutnya. Sebal? Jangan ditanya. Pasti bawaannya kamu pingin ninggalin dia aja!

Kalau sudah begini mending kamu kerjain dia aja deh. Tinggalin kek, atau kunciin di hotel. Haha. Jangan deh ya. Malah bikin tambah runyam nanti.

ADVERTISEMENTS

Meski begitu, mau marah pun kamu tak bisa. Biarpun dia rewel saat jalan, namun dia tetep teman yang kamu sayang

Dibecandain aja~

Dibecandain aja~ via reginaayukinanti.blogspot.com

Yah, sebagai sosok yang direpoti dan dibikin kesel, kamu tentu punya hak buat marah dan sebel sama dia. Dia sudah menyusahkan hingga membuatmu pusing sepanjang perjalanan, bahkan sebelum perjalanan di mulai. Namun apa daya. Boro-boro marah, sebal pun hanya bisa kamu pendam dalam-dalam. Biar bagaimanapun dia adalah sosok teman baikmu. Yang sudah kamu hafal tingkah baik dan menyebalkannya. Meski ya gitu, tetep ada kesal dalam dada, tapi kamu berusaha maklum kok mendengar ocehannya.

Ada baiknya sih sebelum perjalanan kamu ajak ngobrol santai. Jujur apa adanya sama dia deh biar dia paham apa yang kamu dan teman-temanmu inginkan. Gitu. Biar nggak ada dusta di antara kita.

Mendengar rewelnya memang membuatmu sebal. Namun kamu tetap sabar mencoba untuk menguatkan niatnya buat terus jalan

Kamu terus menyemangtinya~

Kamu terus menyemangtinya~ via www.pegipegi.com

Jujur saja ada sebal yang kamu rasa sepanjang perjalanan kalian. Dia selalu menggerutu di sepanjang perjalanan. Membuatmu risih dengan bawelnya. Namun kamu tetap sabar. Alih-alih memarahinya, kamu justru menguatkan niatnya untuk terus berjalan sampai tujuan. “Bentar lagi juga nyampek”. Kalimat itu selalu terucap dari mulutmu yang meski sekilas terdengar sepele, namun itu bukti bahwa kamu perhatian dan menyayangi dia terlepas dari bawelnya dia.

Ketika sampai di tujuan, ada rona bahagia dan puas yang terpancar darinya. Membuatmu lupa bahwa dia pernah mengeluh sepanjang perjalanan kalian

Bahagia ketika sudah sampai tujuan!

Bahagia ketika sudah sampai tujuan! via blog.quinta.co.id

Sesampainya di tujuan, sebalmu padanya sirna. Bukan karena apa-apa, namun karena kamu melihat ada rona bahagia yang tersirat di wajahnya. Ada gambaran bahagia yang terlukis di wajahnya, membuatmu lupa bahwa sepanjang perjalanan tadi bawelnya sampai membuatmu ingin marah. Meski sempat ada keluh yang terucap dari mulutnya, namun semua itu ia tarik kembali sambil berkata bahwa semua capek yang dirasa terbayar lunas oleh kepuasan sampai di tujuan! Kalian pun tertawa bersama-sama. Memang ya, tak ada yang lebih menyenangkan dari traveling bareng teman. Toh kalian pasti kangen sama dia kalau semua sudah pulang ke rumah masing-masing. Iya kan?

Nah, kamu pasti punya perasaan yang sama. Meski ada temenmu yang bawelnya minta ampun saat jalan bareng, tapi kamu tetap berusaha sabar. Namanya juga teman, kamu tetap mendorongnya agar tak menyerah sampai ke tujuan. Semoga persahabatan kalian awet selamanya!

Suka artikel ini? Yuk follow Hipwee di mig.me!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Penikmat jatuh cinta, penyuka anime dan fans Liverpool asal Jombang yang terkadang menulis karena hobi.