Ada banyak sekali fenomena terkait gunung, terutama di Indonesia. Bagi sebagian orang, gunung masih dianggap sebagai tempat yang sakral dan penuh nuansa mistis. Hal ini pun dikaitkan dalam banyak hal, misal pendaki hilang ataupun cuaca yang aneh, selalu lebih dipandang dalam sisi mistisnya.
Salah satunya mungkin fenomena awan bertopi di Gunung Rinjani. Awan ini dipandang dengan berbagai paradigma. Bahkan sering disebut awan ini adalah awan UFO dengan berbagai tafsirannya. Padahal awan ini adalah fenomena cuaca yang biasa saja. Lantas apakah berbahaya untuk pendaki Rinjani?
ADVERTISEMENTS
Pemandangan Gunung Rinjani tampak berbeda (17/7) kemarin. Ada topi putih yang menaunginya. Wah keren banget nih
[askmf] awan di atas gunung rinjani, lombok ?? this morning! pic.twitter.com/3sVbc62Tvq
— Askmf (@askmenfess) July 17, 2019
Fenomena unik baru-baru ini muncul di Gunung Rinjani. Muncul topi awan yang menyelimuti puncak Rinjani. Awan ini cukup unik karena hanya menyelimuti puncak Rinjani dan berbentuk seperti mangkuk. Adanya fenomena “topi awan” ini bukanlah kali pertama terjadi. Sebelumnya, fenomena yang hampir sama pernah terjadi pada 2009 dan terakhir pada 2018, tepatnya pada bulan Mei dan September. Jadi bukan hal yang baru dong ya. Awan ini adalah awan altocomulus.
Ada bermacam-macam jenis awan altocumulus, salah satunya lenticularis. Awan Lenticular (Altocumulus lenticularis) awan yang berbentuk lensa stasioner dan terbentuk di dataran tinggi, biasanya selaras tegak lurus dengan arah angin. Massa awan tipis, terpisah-pisah seperti lensa dan tidak mengandung hujan.
Yuk kita simak definisi awan altocumulus. Bahaya nggak sih buat pendaki?
Dikutip dari laman www.ilmugeografi.com, begini definisi awan alto cumulus yang viral kemarin pagi.
“Awan alto cumulus merupakan jenis awan yang bergerombol karena jumlahnya banyak dan letaknya saling berdekatan satu sama lain. Kita dapat dengan mudah menjumpai awan ini ketika langit dalam kondisi biru cerah dan sinar matahari (baca: bagian-bagian matahari) terasa terik, namun tidak terlalu terik. Namun formasi awan ini akan lebih terlihat jelas ketika matahari terbit maupun akan terbenam. Apabila kita memandang awan ini pada langit yang cerah maka kita akan merasakan adanya ketenangan karena awan ini merupakan awan yang sangat indah.”
Awan Alto Cumulus merupakan awan yang terdiri atas butiran- butiran kristal es atau butiran- butiran air dengan suhu sekitar 10ᵒ Celcius. Fenomena alam ini adalah peristiwa awan biasa. Tidak berbahaya dan tidak ada hubungannya dengan mistis, klenik ataupun alien.
Untuk itu awan ini sebenarnya tidaklah berbahaya buat pendaki. Bahkan potret awan ini jauh lebih cantik jika dilakukan di trek Sembalun. Jadi aman-aman aja sih ya.
Kejadian serupa juga terjadi di Gunung Semeru pada akhir tahun 2018 lalu. Waktu itu Pak Sutopo menjelaskan bahwa awan ini bisa buaf foto prewedding
Kejadian ini ramai juga di Gunung Semeru pada akhir tahun lalu. Kala itu topi semeru viral juga di media sosial. Semeru bertopi tampak cantik jika disaksikan dari persawahan. Bedanya adalah, saat itu ada Pak Sutopo Purwo Nugroho yang menenangkan masyarakat. Duh, jadi kangen Pak Sutopo. Semoga damai di sana ya, Pak!
“Bagi yang mau nikah, gunakan fenomena alam ini buat foto pre wedding. Sungguh memesona! Cintamu akan terus terayomi meski ada turbulensi di hatimu,” cuit Pak Sutopo kala itu.
Jadi sebenarnya awan itu bukanlah penampakan UFO ya. Hanya fenomena awan biasa tanpa ada urusan dengan hal-hal klenik ataupun mistis. Untuk pendaki pun relatif aman kok. Jadi mari nikmati saja keindahan alam Rinjani bertopi atau bersorban ini.