Hanya tinggal menghitung hari, umat muslim di Indonesia akan merayakan Hari Lebaran usai melaksanakan ibadah puasa Ramadan elama satu bulan lamanya. Meski harus menjalankan hari raya di tengah pandemi, bukan berarti kita tak disibukkan dengan menyiapkan berbagai keperluan. Salah satunya mengolah berbagai macam olahan khas Idul Fitri.
Bicara soal makanan, kehadiran nastar menjadi kudapan yang tak luput dari hidangan di meja makan. Kue berbentuk bundar dan agak pipih yang diisi dengan selai nanas ini sebenarnya bukan hanya identik dengan hari raya Idul Fitri, melainkan perayaan hari besar lain. Jika kamu salah satu penggemar kue kering dengan cita rasa yang manis ini, yuk simak ulasan berikut untuk tahu asal mula sejarahnya!
ADVERTISEMENTS
Nama nastar merupakan kata serapan dari bahasa Belanda, yakni nastaart yang berarti nanas dan taart atau kue
Nama nastar berasal dari bahasa Belanda, yakni ‘ananas’ atau nanas dan taart yang berarti kue atau pie. Cemilan ini awalnya merupakan kuliner khas Belanda, menyebar ke Indonesia setelah Belanda menjelajah Hindia Belanda ratusan tahun lalu. Setelah masuk, pelafalannya pun dipermudah menjadi ‘nastar’. Kue ini identik dengan isian nanas yang lembut di dalam. Dalam bahasa Inggris, nastar juga sering disebut Pineapple Taarts atau Pineapple Nastar Roll. Selain dihidangkan saat perayan Hari Idul Fitri, nastar juga dihidangkan pada perayaan hari besar lain, seperti Natal dan Imlek.
ADVERTISEMENTS
Saat pertama kali dari Belanda, nastar masih berupa kue atau pie dengan isian blueberry atau apel. Konon, karena sulit didapatkan di Indonesia isian pun diganti dengan nanas
Saat datang ke Indonesia, nastar masih berupa kue atau pie yang dibuat dalam loyang besar berisi blueberry, strawberry maupun apel. Adapun adonannya pun sama seperti bahan untuk membuat pie, yakni tepung terigu, telur, mentega dan bahan lainnya.
Konon saat masa penjajahan buah-buahan isian pie tersebut sulit untuk didapatkan sehingga masyarakat kita menggantinya dengan buah nanas yang mudah didapat di Indonesia sebagai negara tropis. Seiring perkembangan zaman, justru muncul variasi isian seperti selai strawberry atau selai blueberry. Hingga kini di Indonesia kudapan yang satu ini menjadi pionir kue kering saat hari raya keagamaan.
ADVERTISEMENTS
Berdasarkan filosofis, nastar memiliki makna kemakmuran. Jadi bukan hanya kudapan kue manis biasa, lo
Masyarakat Tionghoa menggambarkan nastar sebagai ong lai alias buah pir emas. Buah pir emas sendiri dalam mitologi masyarakat Tionghoa berarti simbol dari kemakmuran, kelimpahan rezeki dan keberuntungan. Selain itu rasa manis dan lembut isian yang berupa selai nanas menjadi doa dan melambangkan kemudahan serta kelimpahan rezeki.
Selain di Indonesia, nastar juga ditemukan di beberapa negara Asia seperti Tiongkok dan Hong Kong dengan bentuk sedikit berbeda. Jika di Indonesia dikenal berbentuk bulat dengan diameter sekita dua centimeter, di Hong Kong nastarnya memiliki bentuk balok sekitar lima centimeter.
ADVERTISEMENTS
Nastar sering disebut sebagai kue kering, padalah seharusnya masuk ke dalam kategori cake yang teksturnya lembut
Dilansir dari laman detikFood, pakar pastry terkenal Indonesia Yongki Gunawan menyebut jika nastar masuk ke dalam kategori cake karena teksturnya yang lembut. Maka jika ditemui nastar dengan tekstur kering dan renyah dipastikan tak berpedoman pada pembuatan nastar yang asli. Masyarakat Indonesia ini salah kaprah menyebut nastar sebagai kue kering, padahal aslinya nastar merupakan kue nanas.
Itulah faka dari kue nastar yang jadi kudapan primadona saat lebaran. Semoga informasinya menambah wawasanmu, ya!