Kampung Jawa Denpasar, Simbol Kerukunan Umat Hindu dan Islam. Ada Pasar Ramadan Terbesar di Bali, juga!

Asal-usul Kampung Jawa Denpasar

Ketika mendengar kota Denpasar di Bali, mungkin kamu akan berpikir pusat kota yang dihuni masyarakat beragama Hindu dan banyaknya pura-pura megah. Hal itu memang nggak salah, tapi nuansa lain dari Denpasar yang berbeda bisa kamu temui ketika berkunjung ke Kampung Jawa. Di sana, terdapat masjid megah yang menjadi pusat komunitas muslim dan kajian Islam terbesar di Pulau Dewata. Kampung Jawa terletak di Dusun Wanasari yang masuk dalam wilayah Desa Dauh Puri Kaja di Kecamatan Denpasar Utara.

Jika kamu berkunjung ke Bali dan mencari pusat kuliner halal, Kampung Jawa Denpasar adalah pilihan yang tepat. Apalagi ketika bulan puasa, kampung ini menjadi pasar Ramadan terbesar di Bali yang menjajakan berbagai macam takjil atau hidangan khas buka puasa. Jika menilik sejarahnya, asal-usul Kampung Jawa punya cerita unik yang menggambarkan kerukunan beragama di tanah Bali. Yuk, simak cerita asal-usul Kampung Jawa dan keunikan Pasar Ramadannya!

ADVERTISEMENTS

Keberadaan Kampung Jawa Denpasar berkaitan dengan perang Puputan Badung 1906 saat prajurit dari Jawa dan Bali bersatu melawan penjajah Belanda

Usai perang Puputan Badung kampung prajurit dibagi menjadi 2 wilayah, yaitu Kampung Jawa Pemecutan dan Kampung Jawa Denpasar. Penamaan Kampung Jawa Denpasar ini karena kampung tersebut dihuni oleh sebagaian besar prajurit dari Jawa saat perang Puputan Badung. Uniknya, meski disebut dengan Kampung Jawa, mayoritas penduduknya berasal dari Madura. Sejak pembagian wilayah pada tahun 1907, Kampung Jawa Denpasar dihuni oleh prajurit beragama Islam. Hingga saat ini, penduduk Kampung Jawa Denpasar terus berkembang mencapai 7 ribu jiwa.

ADVERTISEMENTS

Kampung Jawa Denpasar jadi simbol kerukunan umat agama Hindu dan Islam yang hidup rukun, saling berdampingan

Kehidupan antar umat beragama yang saling rukun ternyata sudah terjadi sejak zaman pemerintahan Kerajaan Pemecutan. Lokasi berdirinya masjid Baitur Rahmah dulunya merupakan pemberian dari Raja Pemecutan, yang melihat perkembangan Islam di Kampung Jawa Denpasar semakin pesat, tapi tempat ibadahnya masih kecil. Sebelum dibangun menjadi masjid, lokasi tersebut merupakan tempat angker dengan pura Pelinggih kecil. Akhirnya pura tersebut dipindahkan atas perintah Raja Pemecutan.

Toleransi beragama di Kampung Jawa Denpasar ini sudah berlangsung sejak zaman dulu. Raja Pemecutan yang beragama Hindu mengajarkan masyarakatnya untuk bisa hidup rukun dengan kepercayaan masing-masing. Hingga saat ini, umat Islam di Kampung Jawa Denpasar tetap bisa mengumandangkan azan tiap waktu salat, sementara saat Hari Raya Nyepi mereka bisa menyesuaiakan dengan kondisi Umat Hindu.

ADVERTISEMENTS

Kampung Jawa Denpasar jadi Pasar Ramadan terbesar di Bali yang menjual berbagai takjil khas Ramadan

Kampung Jawa Denpasar, Simbol Kerukunan Umat Hindu dan Islam. Ada Pasar Ramadan Terbesar di Bali, juga!

Pasar Ramadan di Kampung Jawa Denpasar | Credit photo via Instagram @youtube.balifoodie via www.instagram.com

Dulu saat Ramadan, penduduk Kampung Jawa cukup kesulitan mendapatkan kebutuhan Ramadan. Hingga akhirnya ada yang berinisiatif untuk berjualan takjil khas Ramadan. Ternyata peminat takjil Ramadan nggak hanya penduduk kampung saja, banyak pembeli yang berasal dari luar kampung, bahkan luar kecamatan.

Akhirnya, dibuatlah Pasar Ramadan Kampung Jawa setiap bulan puasa tiba. Saking ramai dan banyak peminatnya, seluruh jalan di Kampung Jawa dipenuhi oleh pedagang takjil. Uniknya para pembeli nggak hanya mereka yang menjalankan ibadah puasa aja, lo. Umat Hindu pun ikut meramaikan Pasar Ramadan ini, dengan berbelanja aneka makanan khas yang memang hanya bisa dijumpai saat Ramadan saja.

ADVERTISEMENTS

Sate susu menjadi kuliner unik yang ada di Pasar Ramadan Kampung Jawa Denpasar

Jika kamu berkunjung ke Kampung Jawa Saat Ramadan, jangan lewatkan untuk membeli sate susu. Salah satu kuliner Ramadan yang ikonik di Kampung Jawa ini selalu menjadi favorit bagi para pemburu takjil. Setiap hari, para bedagang bisa menghabiskan ribuan tusuk sate susu. Kuliner khas Kampung Jawa ini merupakan sate daging sapi yang bersal dari bagian susu. Rasanya yang gurih dan kenyal membuat cita rasa susu sapi menjadi primadona bagi penikmat kuliner Ramadan.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Penikmat buku dan perjalanan

Editor

Penikmat jatuh cinta, penyuka anime dan fans Liverpool asal Jombang yang terkadang menulis karena hobi.