Pada tanggal 4 Mei-4 Juni 2018, Jogja punya hajatan akbar yakni ArtJog 2018. Pameran seni kontemporer ini sudah memasuki edisi ke 11 tahun ini. Digelar di Jogja National Museum, ArtJog 2018 bakal memanjakanmu dengan karya seni kontemporer yang jenius sekaligus brilian. Tahun ini akan ada ratusan karya seni dari 54 seniman dalam dan luar negeri yang dipamerkan. Buat kamu pecinta seni, nggak mungkin dong mau kelewatan acara ini.
Hipwee Travel berkunjung ke ArtJOG dan mendapati banyak instalasi seni yang luar biasa. Terlihat karya-karya yang dipamerkan di sini bukanlah karya biasa. Nggak rugi deh datang ke sini. Mau tahu apa saja yang bisa kamu dapatkan di ArtJog? Yuk simak aja ulasannya.
ADVERTISEMENTS
Bertema Enlightenment atau Pencerahan, ArtJog ingin mengajak pengunjung merayakan pencerahan dalam hidup
Tema ArtJog edisi 11 kali ini adalah Enlightenment atau Pencerahan. Tema pencerahan ini merupakan proyeksi tentang filsafat, kerja seni budaya, bahkan pengetahuan yang menjadi satu kesatuan dan ingin dihadirkan dalam event sebesar ArtJog. Dalam gelaran kali ini, ArtJog menampilkan karya seni yang terdiri dari dua dimensi, tiga dimensi, instalasi, video, objek dan pertunjukan spesifik.
Karya seni utama yang dipamerkan adalah karya seniman Mulyana yang berjudul ‘Sea Remembers’ di mana menampilkan terumbu karang dan ikan-ikan di bawah laut yang penuh warna. Mulyana membuat karya seni ini dengan seni modular berupa rajutan. Ini karya paling epik sih di ArtJog!
ADVERTISEMENTS
Ada beberapa instalasi seni yang memang menyita perhatian pengunjung. Selain tampilannya keren, pesannya pun menarik
1. Karya berjudul Binds and Blinds ini unik banget. Tau nggak bulat-bulat itu apaan? Itu adalah 600 swafoto pusar orang dari seluruh penjuru Indonesia.
2. Karya berjudul Carnival Trap ini bercerita tentang fenomena masyarakat yang euforia merayakan demokrasi, yang kadang terasa berlebihan sehingga menyebabkan anarki di mana-mana.
3. Ichwan Noor menampilkan instalasi Chinese God of War berukuran 330x170x132 sentimeter. Ichwan memberi gambaran dewa perang Guan Yu, sebuah metafora dari pengaruh Tiongkok dalam konstelasi global. Perang bukan lagi fisik melainkan teknologi, ekonomi dan industri.
4. Hutan Dilipat karya Nasirun ini adalah sebuah kritik sosial di mana hutan makin habis untuk jadi bahan baku tissue. Untuk itu ia membuat karya ini dari tissue daur ulang
ADVERTISEMENTS
Sayang, pameran seni sekelas ArtJog ini kian berubah jadi seperti destinasi instagramable saja. Terlihat dari beberapa pengunjung yang tidak menikmati seni tapi lebih mengedepankan selfie…
Dulunya sih, pameran seni selalu jadi tempat merenungi gagasan-gagasan seni dari berbagai seniman dengan berbagai tujuan, baik pemaknaan akan suatu kejadian ataupun kritik sosial. Ruang-ruang seni jadi media untuk mengenal berbagai karya seni kontemporer. Tapi di tahun ini, pameran seni sekelas ArtJog lebih dianggap sebagai destinasi wisata kekinian. Nggak heran apabila banyak orang hanya mengejar foto, bukan menggali substansi dalam karya seni yang ada.
Nggak banyak pengunjung yang mau membaca penjelasan akan karya seni yang biasanya ditempel di dinding. Alih-alih membacanya atau berdiskusi dengan penjaga setiap gallery, pengunjung lebih memilih untuk memotret lalu pergi ke karya lainnya. Apalagi karya yang dipamerkan tahun ini banyak banget yang instagramable. Jadilah pengunjung lebih banyak mencari foto ketimbang menikmati seni.
ArtJog 2018 buka setiap hari mulai tanggal 4 Mei-4 Juni 2018 di Jogja National Museum mulai pukul 10.00 sampai 22.00 WIB. Tiket masuknya 50 ribu rupiah, sebuah harga yang pantas untuk menikmati sajian karya seni kontemporer yang luar biasa. Yuk segera liburan ke Jogja!