Buat Anak Muda, Nabung Buat Traveling Jauh Lebih Penting daripada Nyicil Rumah. Begini Alasan Mereka!

Setiap tahun, harga rumah atau tempat tinggal semakin naik. Normalnya, orang-orang, khususnya anak-anak muda yang memikirkan untuk berumah tangga di kemudian hari harus segera mencicil rumah atau nantinya malah tidak terbeli karena harga yang melambung makin tinggi. Namun yang terjadi malah sebaliknya. Alih-alih menabung demi hunian masa depan yang mereka impikan, kebanyakan anak-anak muda masa kini justru lebih memilih menabung untuk jalan-jalan dibanding menyicil rumah. Hmmm, kira-kira kenapa ya?

ADVERTISEMENTS

Sebuah survei terbaru mencatat, bahwa lebih dari setengah anak-anak muda menjadikan liburan atau traveling sebagai prioritas hidup mereka, melebihi rencana membeli rumah lho bahkan. Luar biasa!

kamu nabung buat traveling juga nggak?

kamu nabung buat traveling juga nggak? via id-blog.zenrooms.com

Data ini dikumpulkan oleh Airbnb melalui laporan “How We Travel” dan dilansir dari Dailymail, mencatat bahwa ada 81 persen anak-anak muda kekinian atau generasi milenial Inggris selalu mencari pengalaman perjalanan unik, dan lebih suka merencanakan petualangan mereka sendiri. Mereka menjadikan liburan sebagai prioritas hidup, melebihi rencana membeli rumah, mobil, atau bahkan membayar hutang. Sekitar 35 persen wisatawan muda yang disurvei, mengaku senang mencari hal-hal baru di luar negeri dan belajar keahlian serta peminatan baru. Selain itu, 36 persen anak-anak muda kekinian justru menyukai kehidupan liar dibanding yang mapan. Jaman sudah berubah ya?

ADVERTISEMENTS

Makin kemari, makin banyak orang percaya, bahwa traveling akan mendatangkan kebahagiaan, lebih dari apa yang mampu diberikan materi

bukankah bahagia tujuan kita semua?

bukankah bahagia tujuan kita semua? via il6.picdn.net

Traveling adalah saat kita banyak menghabiskan uang, namun justru membuat kita semakin kaya.

Kamu yang meletakkan traveling di atas segalanya, pasti sepakat dengan pepatah di atas. Nggak bisa dipungkiri, kebanyakan orang, atau mungkin semuanya, hidup untuk mengejar kebahagiaan. Dan semua juga akan mafhum, ketika dikatakan bahwa uang ialah salah satu kunci penting dalam mendapatkan kebahagiaan. Dengan uang, apapun bisa dibeli dan dimiliki. Termasuk sehat, makan, membagi kebahagiaan dengan orang lain, dan banyak hal lainnya.

Asumsi logisnya, manusia akan lebih banyak mengeluarkan uang untuk benda-benda fisik dibanding menghabiskannya untuk hal-hal tak nyata macam pengalaman jalan-jalan. Tapi siapa sangka, hal itu tak berlaku hingga sekarang. Seorang profesor psikologi di Cornell University mengatakan, pengalaman-pengalaman yang membekas di hati seseorang akan menimbulkan kebahagiaan yang bertahan jauh lebih lama dibanding benda-benda fisik.

Uang memang bisa membeli kebahagiaan, tapi hanya sampai titik tertentu. Bagaimanapun adaptasi diri seseorang pada objek kebahagiaan akan mempengaruhi lama tidaknya kebahagiaan itu bertahan.

ADVERTISEMENTS

Lebih dari sekadar kebahagiaan, pengalaman sama sekali tak terhitung nilainya. Juga dipercaya membantu seseorang dalam menentukan tujuan hidupnya

pengalaman pasca traveling itu yang nggak ada harganya

pengalaman pasca traveling itu yang nggak ada harganya via www.beritayoo.com

Barang bisa rusak, tapi pengalaman enggak. Mungkin hal itu yang tengah dicamkan oleh para generasi millenial saat ini. Sangat mudah untuk mengidentifikasi harga barang dilihat dari bentuk dan modelnya, sedangkan untuk sebuah pengalaman rasanya tidak ada alat ukur apapun yang bisa menjelaskan berapa harganya. Pengalaman dinilai jauh lebih berharga dibanding nominal yang dikeluarkan untuk mendapatkannya. Sampai di sini, kamu sudah paham ‘kan kenapa anak-anak muda lebih pilih traveling dibanding beli rumah?

Lagipula, makin hari juga makin banyak anak muda kesulitan dalam mencari tujuan hidup. Utamanya yang berada pada rentang usia 17-25 tahun. Nah, lalu kenapa mereka memilih untuk traveling? Karena selama ini banyak cerita, jika banyak orang berhasil menentukan tujuan hidupnya setelah mendapat berbagai pengalaman selama traveling. Jadi, cukup masuk akal ‘kan?

ADVERTISEMENTS

Anak-anak muda pun kian sadar kalau traveling mampu membuat lebih sehat. Daripada sakit dan keluar duit untuk berobat, mending rajin traveling dari sekarang

di rumah sakit-sakitan atau traveling tapi makin bugar?

di rumah sakit-sakitan atau traveling tapi makin bugar? via dreamstime.com

Sebab, saat traveling siapapun akan melakukan banyak sekali kegiatan outdoor, dan membuat tubuh terkena sinar matahari lebih sering daripada saat berada di dalam rumah mewah atau kantor. Sinar matahari yang kaya akan vitamin D, akan membuat tubuh lebih sehat yang kemudian berujung pada kebahagiaan.

Traveling juga selalu menuntut untuk melakukan banyak gerak. Mulai dari hanya berjalan mengitari kota destinasi, menyelami lautan, menyusuri hutan, hingga mendaki gunung. Tanpa disadari, aktivitas ini mampu membuat otot-otot dalam tubuh bergerak secara aktif dan pola napas jadi lebih teratur. Terlebih, ketika traveling ke tempat-tempat yang masih terbebas dari hawa polusi. Menghirup udara sejuk pasti membuat badan jadi lebih segar. Kamu anak muda yang juga berpikir demikian? Satu lagi, kesehatan psikologismu juga akan terjamin dengan seringnya kamu berwisata. Percaya deh.

ADVERTISEMENTS

Tak hanya membuat badan lebih sehat dan mendatangkan kebahagiaan, traveling pun menjanjikan untuk membuat seseorang lebih cerdas dan pintar. Juga bisa membuat kaya lho. Berarti pada akhirnya, bisa buat beli rumah juga dong?

duit bisa dicari dan bahagia bisa diciptakan

duit bisa dicari dan bahagia bisa diciptakan via thumbs.mic.com

Traveling akan membuat seseorang lebih memahami dunia, memaksamu untuk berpikir dengan cara berbeda dan membantu memahami berbagai budaya unik di seantero dunia. Nah pada akhirnya, semua hal tadi akan membuat semacam koneksi di otak, yang dapat membuat para traveler lebih cepat bereaksi, berpikir logis, dan memecahkan masalah secara lebih efisien.

Meski uang tabungan terkuras pada awalnya, siapapun percaya kalau traveling justru akan membuatmu makin kaya, kaya dalam pola pikir utamanya. Kekayaan dari traveling pun tak akan kamu dapatkan dengan main aman. Misalnya, kamu hobi mengumpulkan landscape foto-foto destinasi, pada akhirnya kamu bisa mengomersilkannya. Yang hobi menulispun bisa menceritakan perjalanan dan mempublikasikannya ke media. Bukankah bisa membuka lebih banyak pintu rezeki pada akhirnya?

Jadi, gimana? Sudah terjawab dong ya kenapa anak-anak muda sekarang lebih senang menabung demi perjalanan dibanding bayar cicilan rumah masa depan? Faktanya, mereka makin paham akan manfaat traveling yang tak bisa dinilai dengan hanya nominal rupiah. Kamu sepakat?

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Rajin menggalau dan (seolah) terluka. Sebab galau dapat menelurkan karya.