Bagi kamu yang sekarang masih sendiri dan mulai ragu apakah jodohmu ada apa engga, jangan khawatir! Bisa aja kamu masih belum ketemu dengan sang belahan jiwa karena kamu nggak kemana-mana. Makanya, cobain deh traveling ke berbagai wilayah di Indonesia atau luar negeri. Siapa tahu, kamu bertemu dengan jodoh yang tak disangka-sangka selama perjalanan tersebut.
Ibaratnya nih kamu menyelam sambil minum air. Dapat pengalaman traveling-nya, sekaligus pasangan hidupnya. Nah, kalau kamu pengen holiday atau menikmati berbagai destinasi wisata yang indah di dalam negeri sekaligus meniatkan diri bertemu dengan mencari jodoh, mending kamu datang ke beberapa daerah ini, deh! Mana tahu, lewat tradisi mencari jodoh ini, kamu bisa menemukan tambatan hatimu. Ciee…
ADVERTISEMENTS
1. Sebagai bentuk keakraban muda-mudi, omed-omedan bisa jadi wadah mencari kekasih hati
Omed-omedan merupakan tradisi turun temurun yang udah mendarah daging bagi masyarakat Banjar atau kelompok warga Kaja, Desa Adat Sesetan, Denpasar Selatan, Bali. Tradisi ini dilaksanakan sehari sesudah Nyepi, yakni dua kelompok muda-mudi dipisah menjadi kelompok cowok dan cewek.
Kemudian, salah seorang di antara masing-masing kelompok diangkat dan diarak ke depan. Keduanya dipersilakan untuk saling berpelukan. Saking semangatnya, bahkan ada yang sampai berciuman, lho! Setelah itu, masing-masing kelompok harus menarik kembali anggota mereka. Jika tidak, maka keduanya akan disiram air. Emang sih, ritual ini bermanfaat untuk membangun keakraban, tapi bisa juga untuk nyari pasangan, kan? Hehe.
Kalau kamu memiliki rencana ingin mengunjungi sejumlah destinasi wisata di Bali, cobalah untuk mencatat tanggal tradisi Omed Omedan ini akan diselenggarakan, ya.
ADVERTISEMENTS
2. Menyambut musim bercocok tanam, ratusan gadis desa memenuhi jalanan Lelea. Mungkin gadismu ada di antara mereka
Tradisi Ngarot yang diadakan di desa Lelea, Indramayu ini memang bertujuan untuk mengirimkan doa dan penyemangat sebelum musim bercocok tanam tiba. Menariknya, ratusan gadis-gadis desa ini didandani dengan cantik, mengenakan rangkaian bunga sebagai hiasan di kepala dan melakukan pawai keliling desa.
Walaupun identik dengan para gadis yang turut dalam tradisi tersebut, akan tetapi para bujang di desa ini juga turun ke jalan untuk melakukan pawai. Kesempatan nggak sih buat nyari jodoh?
ADVERTISEMENTS
3. Malam Maulid Nabi, kesempatan buat nyari pendamping hidup di Banyuwangi
Nah, kalau kamu benar-benar niat mencari jodoh, Banyuwangi punya tradisinya jiuga kok! Gredoan adalah sebuah tradisi masyarakat Using untuk mencari jodoh terutama di wilayah Kecamatan Kabat dan Kecamatan Rogojampi. Biasanya tradisi ini dilakukan pada malam Maulid Nabi.
Gadis, perjaka, janda, duda, semuanya diperbolehkan loh ikut tradisi mencari jodoh ini. Caranya pun unik! Cowok yang ngincer ceweknya, akan diberi kesempatan harus masukin lidi lewat dinding bambu rumah si cewek. Kalau lidinya dipatahin, berarti dia mau berkenalan. Meski terkesan jadul, tapi tradisi ini patut dipuji karna cara pendekatannya yang sopan. Mau coba?
ADVERTISEMENTS
4. Meski saat terang bulan kamu nggak bisa jaring ikan, tapi kamu punya kesempatan buat jaring pasangan
Desa Parean Girang, Indramayu merupakan salah satu desa yang masih menjalankan tradisi turun temurun, yakni menjemput atau menjaring jodoh. Pasar jodoh atau budaya Jaringan adalah sebuah acara atau kegiatan yang bertujuan untuk menjaring jodoh. Dahulu, tradisi ini selalu diselenggarakan saat terang bulan musim panas, karena para pemuda yang mayoritas bekerja sebagai nelayan tidak berlayar untuk menangkap ikan.
Jadilah mereka “nangkepin” atau “njaring” gadis desa. Para pemuda ini biasanya menggunakan kain sarung dan si gadis menggunakan kain rajutan sendiri. Setelah gadis “terjaring”, mereka diantar pulang dan dari sanalah dimulainya perkenalan antara si pemuda dan keluarga si gadis. Jika penjajakan berhasil, mereka bisa melanjutkan ke jenjang berikutnya seperti lamaran dan berakhir di pelaminan. Wah, romantis ya!
ADVERTISEMENTS
5. Adu kekuatan di Barempuk nggak masalah, asalkan dia mau menikah
Barempuk atau juga dikenal dengan permainan baranak bawi merupakan sebuah tradisi yang biasa mempertunjukkan dua orang pria sedang beradu kekuatan di daerah Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Barempuk biasanya dilakukan saat musim panen berlangsung dan para petani sedang memanen padi di sawah. Dengan bulir padi di kepalan tangan, mereka hanya boleh saling memukul. Nggak boleh gigit-gigitan, ya.
Karena bukan termasuk perkelahian dan sebagai ajang yang menggembirakan, tradisi ini juga nggak jarang dijadiin ajang oleh para pria buat menarik perhatian si gadis impian. Pemuda yang ingin membuktikan kejantanannya, maka bisa mengikuti tradisi ini di arena adu kekuatan.
Mau mendapatkan pria asal Sumbawa, NTB? Coba saja kunjungi berbagai tempat tersembunyi di Sumbawa terlebih dahulu, ya.
ADVERTISEMENTS
6. Jangan lewatin tradisi Kabuenga, mana tau jodohmu tengah menanti!
Tradisi yang ada di Kabuengan ini juga nggak kalah menariknya, loh! Sebelum ada alat komunikasi, muda-mudi yang ada di Wakatobi dipertemukan secara langsung agar bisa berkenalan. Nah, biar benih-benih cinta muncul di hati mereka, masyarakat adat setempat membentuk tradisi Kabuenga.
Tradisi yang satu ini biasanya diselenggarakan setelah Hari Raya Idul Fitri. Jadi nantinya, para gadis desa berdandan dan menjual makanan atau minuman di lapak atau tempat yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Jika ada pemuda yang tertarik, mereka akan membeli jualan si gadis tersebut. Selanjutnya, kalau ternyata ada kecocokan di antara mereka, keduanya bisa melanjutkan ke arah penjajakan.
Nggak ketinggalan, sepasang muda-mudi yang ingin melakukan penjajakan lebih jauh didudukkan di sebuah ayunan dan diayun bersama-sama. Semoga kamu bisa diayun bersama gadis dambaanmu ya di sana!
7. Melempar kacang goreng sebagai tanda bahwa kamu tertarik dengannya. Cuma ada di tradisi Kamomose, Buton
Tradisi ini adanya di Buton, Sulawesi. Ajang nyari jodoh di sini dilakukan dengan cara yang nggak kalah unik. Para gadis berdandan, kemudian dibariskan dalam satu jalur panjang dengan sebuah wadah seperti panci berukuran besar di depannya.
Cara bermain dalam acara ini adalah pemuda-pemuda yang sedang mencari jodoh, nantinya akan mengisi wadah atau panci besar tersebut dengan kacang goreng dalam jumlah tertentu sebagai tanda ketertarikan terhadap salah satu wanita yang mengikuti Kamomose.
Setelah itu, tradisi akan dilanjutkan dengan penjajaka antara dua keluarga. Kalau kedua belah pihak sama-sama setuju, maka mereka akan melanjutkannya ke jenjang yang lebih serius. Tapi kalau enggak, berarti jodohmu bukan di sana.
8. Terakhir, tarian Emaida Yibu di Papua dilakukan untuk mencari belahan jiwa yang hilang alias cari pasangan
Di Papua, cara menarik perhatian jodoh idaman biasa dilakukan melalui sebuah tarian yang disebut Emaida Yibu, yakni tradisi yang diselenggarakan di dalam sebuah rumah dari kayu dan bambu oleh suku Mee Papua. Laki-laki dan perempuan saling menari untuk menarik perhatian. Tradisi ini penting banget buat suka Mee untuk mencari pasangan hidupnya. Unik banget ya!
Kalau melihat budaya atau tradisi cari jodoh di atas, nggak ada salahnya kan kamu sesekali pergi traveling. Mana tau ketemu jodohmu. Atau traveling-nya disengajain buat nyari pasangan hidup semati juga sah-sah aja, kok!