Di usiamu yang 20-an, kesempatan untuk menjelajahi dunia begitu terbuka. Ada banyak cara yang bisa kamu tempuh, dari beasiswa S-2, program au pair, hingga visa work and holiday yang ditujukan khusus untuk anak muda Indonesia. Kesempatan ini sangat sayang jika dilewatkan. Apalagi jika kamu belum terikat kewajiban rumah tangga atau tuntutan yang menumpuk dari dunia kerja.
Banyak manfaat yang bisa kamu dulang dari memiliki paspor sejak sekarang. Bahkan, walau kamu sebenarnya masih belum tahu ke mana paspor itu akan kamu gunakan. Percayalah, mau pergi bulan depan atau masih tiga tahun lagi, punya paspor suatu saat nanti akan sangat kamu syukuri!
ADVERTISEMENTS
1. Kans pergi ke luar negeri bisa datang tanpa permisi. Kalau sudah ada paspor, kamu bisa memanfaatkan kans ini tanpa harus menggila dulu di kantor imigrasi
“Dear student,
This is to inform you that you have been selected to participate in the XXth International Student Conference on XYZ, organized by the student association of Australian National University. We expect to welcome you in Canberra next week!”
Pernahkah kamu menerima kabar bahwa aplikasi beasiswa, konferensi ilmiah, atau aplikasi riset tingkat mahasiswamu diterima oleh pihak penyelenggara kegiatan di luar negeri? Kabar itu tak selalu datang tepat waktu. Kadang, panitia baru memberikanmu konfirmasi beberapa minggu bahkan beberapa hari sebelum acara dilaksanakan.
Jika kamu tidak punya paspor, pemberitahuan yang mendadak dari pihak penyelenggara kegiatan tentu akan membuatmu kelimpungan. Mungkin mereka memang menyediakan biaya untuk tiket pesawat dan akomodasi selama di sana, tapi kamu bahkan tidak punya dokumen yang dibutuhkan untuk berangkat. Bukannya langsung mengurus visa di kedutaan, kamu masih harus lebih dahulu ke kantor imigrasi untuk membuat paspor.
Kamu masih harus menunggu paling cepat 3 hari sebelum paspor barumu keluar. Kalau kamu sudah harus berangkat minggu depannya, gimana dong? Bisa-bisa kesempatan ke luar negeri dengan dibiayai jadi sirna gara-gara kamu gak punya paspor.
ADVERTISEMENTS
2. Banyak maskapai penerbangan yang rutin mengobral tiket promosi. Kadang, tiket ini hanya bisa dibeli jika paspor sudah dikantongi.
Untuk menarik animo masyarakat, banyak maskapai penerbangan yang menawarkan tiket promosi besar-besaran. Bayangkan aja, untuk ke tempat seperti Singapura, Thailand, Malaysia, dan Vietnam, kamu hanya perlu merogoh kocek mulai dari Rp. 500 perak. Beli tiket pesawat udah kayak beli kerupuk di warteg.
Yang tricky, beberapa maskapai mengharuskan kamu memasukkan nomor paspor sebagai salah satu syarat membeli tiket. Ada juga sih perusahaan yang memaklumi calon pembeli yang belum punya paspor, sehingga kamu dibolehkan meng-enter nomor KTP saja. Tapi kalau ada masalah dalam mengurus paspormu nanti — misalnya saja paspormu terlambat jadi, atau namamu di paspor tidak sama dengan namamu di data online booking tiket — tiket yang sudah kamu kantongi itu bisa hangus! Duh, sayang banget dong kalau begini juntrungannya?
ADVERTISEMENTS
3. Membuatnya pun sebenarnya tidak mahal, cukup 300.000 untuk paspor biasa 48 halaman dan 600.000 untuk e-paspor
Membuat paspor sebenarnya hanya butuh biaya Rp. 300.000 saja. Dengan ini kamu sudah bisa mendapatkan paspor biasa yang memiliki 48 halaman. Kalau ingin yang hanya punya 24 halaman saja, biaya yang harus kamu keluarkan bahkan lebih murah. Menurut yang tertera di Kantor Imigrasi Jakarta Timur, kamu hanya perlu mengeluarkan biaya Rp. 100.000.
Kadang ada petugas yang menyarankanmu untuk apply paspor 48 halaman karena paspor 24 halaman itu “khusus untuk TKI”. Tapi ini sebenarnya tidak tepat, karena sebenarnya kamu punya hak untuk memilih jumlah halaman paspormu. Lagipula, paspor TKI itu sebenarnya ada sendiri.
Kamu juga bisa memiliki e-paspor, yang punya chip di dalamnya. Biaya untuk ini adalah Rp. 600.000 untuk 48 halaman. Nah, kalau kamu mengejar kesempatan bebas visa untuk ke Jepang, buatlah e-paspor — karena fasilitas bebas visa itu nantinya hanya berlaku bagi pemilik e-paspor saja.
ADVERTISEMENTS
4. Tak perlu khawatir paspormu sia-sia. Masa berlakunya cukup lama untuk menjaminnya bisa berguna sebelum kadaluarsa.
“Tapi kalau aku belum tahu bisa ke luar negeri atau nggak, gimana?”
Sejujurnya kamu tidak perlu berpikiran seperti itu. Masa berlaku paspor adalah 5 tahun, waktu yang lebih dari cukup bagimu untuk mengumpulkan dana traveling ke luar negeri. Tak perlulah berandai-andai pergi ke tempat yang jauh terlebih dulu. Negeri jiran seperti Malaysia dan Singapura sudah mampu memberikanmu pengalaman traveling yang berharga. Walaupun bersebelahan dengan Indonesia, kedua negeri itu punya budaya masyarakat dan sejarah yang berbeda dari kita. Mengunjunginya akan memberikanmu perspektif baru tentang Indonesia dan dunia.
Jadi jangan khawatir paspormu sia-sia. Paspormu pasti terpakai: itu tinggal masalah waktu.
ADVERTISEMENTS
5. Dengan mengurusnya sekarang juga, kamu bisa terhindar dari calo paspor yang memasang tarif mencekik
Sama halnya dengan SIM, STNK, atau dokumen warga negara lainnya di Indonesia, kamu juga bisa menyerahkan urusan pembuatan paspor pada calo. Tapi jasa calo ini tidak murah. Di beberapa tempat, bahkan biaya yang mereka patok mencapai lebih dari satu juta rupiah. Duh, uang sebanyak itu sih lebih baik ditabung untuk biaya hostel atau makan selama traveling di luar negeri.
Selain calo, kamu juga akan terhindar dari stres selama mengurus paspor. Semua persyaratan bisa kamu kumpulkan dengan lebih santai. Jika memang pembuatan paspormu mesti memakan waktu lebih dari 3 hari, kamu tak akan panik karena memang tidak ada deadline kapan paspormu harus jadi.
ADVERTISEMENTS
6. Banyak beasiswa studi ke luar negeri yang mengharuskanmu punya paspor lebih dahulu jika mau mengirimkan aplikasi
Beasiswa pertukaran pelajar JENESYS dari Jepang dan Global Undergraduate Exchange Program dari AMINEF hanyalah salah dua dari penyelenggara beasiswa yang mengharuskan peminatnya memiliki paspor terlebih dahulu. Nah, kalau kamu tetap ingin membuka kesempatan ke luar negeri seluas-luasnya, ikutilah aturan penyelenggara beasiswa dan siapkan paspormu dari sekarang!
7. Paspor yang sudah jadi adalah cambuk paling ampuh untuk membuatmu termotivasi menjamahi berbagai negeri
“Sekarang aku sudah punya paspor. Gak tahu gimana caranya, pokoknya harus terpakai!”
Itulah nanti yang akan kamu camkan ketika buku hijau itu sudah di tangan. Kamu tak akan peduli bagaimana caranya, yang jelas kamu harus bisa mengumpulkan uang demi pergi menjelajahi dunia. Entah itu menabung Rp 50.000 setiap bulan, melamar kerja part-time, sampai mengirimkan aplikasi ke semua kesempatan beasiswa yang terbuka; semua akan kamu jalani agar paspormu tak sia-sia. Pergi ke luar negeri tadinya hanya sekadar cita-cita, namun sekarang kamu benar-benar usaha mewujudkannya.
8. Pada akhirnya, di usia ini kamu sudah harus punya buku dari negara. Kalau bukan buku nikah, ya buku paspor saja… 😉
Sebagai orang yang sudah dewasa, tentu kamu sudah memikirkan kapan sebaiknya melangsungkan pernikahan. Mungkin malah ada dari dirimu yang berniat menikah secepatnya. Tapi apa daya? Tuhan belum mengizinkan, keluarga belum merestui, kondisi keuangan masih memprihatinkan, dan mungkin calon pasanganmu nanti masih jadi pacar orang. Intinya, kamu belum bisa menikah sekarang.
Tapi jangan khawatir. Kalau belum bisa pamer buku nikah, paling nggak kamu bisa pamer buku paspor! Toh warnanya sama-sama hijau, hehehe. Lagipula, kejombloan memang kadang harus dirayakan. Salah satu caranya? Ya dengan jalan-jalan!
(Hehe. Bercanda. Poin yang ini jangan dianggap serius ya.)
Punya paspor itu sama sekali bukan berarti kamu sombong. Siapapun boleh membuatnya, karena itu adalah salah satu hakmu sebagai warga negara.
Tak peduli seberapa banyak uang yang kamu miliki, tak peduli apapun status ekonomimu saat ini, percayalah bahwa suatu saat nanti kamu akan berterima kasih telah mengurus paspormu sejak jauh-jauh hari. Jangan mau kalah dengan mereka yang sudah lebih dahulu melanglang buana. Sebelum usia 20-anmu berakhir, kamu sudah harus bisa melihat bagian lain dari dunia!