Sejatinya, traveling adalah sarana bagi siapa pun untuk menghilangkan kepenatan dan kelelahan dalam rutinitasnya. Merehatkan badan dan pikiran dari hiruk pikuk pekerjaan sehari-hari dalam beberapa bulan terakhir, bisa kita akhiri dengan traveling ke suatu tempat yang menawarkan pemugaran jiwa dan raga.
Tapi ternyata, nggak semua orang bisa dengan mudah menerima traveling sebagai sarana penyegaran loh. Ya, adalah mereka yang mengidap fobia atau ketakutan akan hal-hal yang berbau piknik, jalan-jalan, liburan, dan sebagainya. Seperti apakah fobia yang menggangu orang-orang tertentu saat berkaitan dengan traveling? Berikut Hipwee Travel rangkumkan jenis fobia yang terjadi pada para traveler!
ADVERTISEMENTS
1. Thalassophobia, sebutan untuk kamu yang takut dengan laut. Wah, nggak cocok main ke pantai dong, ya?
Thalassophobia ini nggak cuma takut dengan laut atau pantai aja. Tapi, ketika kamu sedang berada di pesawat yang tengah melintasi samudera pun akan membuatmu merasa ketakutan, sehingga dapat dikategorikan mengidap thalassophobia. Ketakutan lainnya juga dapat dilihat ketika kamu naik kapal, kemudian menyeberang dari pulau satu ke pulau yang lain melintasi luasnya lautan sepanjang mata memandang.
Bagaimana cara menghilangkah fobia ini? Kamu dapat terus-menerus berada di bibir pantai, bermain dengan debur ombak, atau bahkan berenang di pinggiran pantai.
ADVERTISEMENTS
2. Aerophobia dan klaustrofobia, sepasang phobia buat kamu yang takut terbang dan ketinggian. Gimana kalau diajak terbang ke Everest ya?
Aerophobia merupakan fobia yang berasal dari klaustrofobia (fobia dengan ketinggian). Ketika kamu naik pesawat dan merasa takut, bisa dipastikan kamu mengidap aerophobia. Cara mengatasi rasa ketakutan yang sudah akut ini yaitu dengan cara terapi atau meditasi. Sulit sih, kalau mengidap aerophobia, nggak bisa diajak terbang ke mana-mana. Hiks!
ADVERTISEMENTS
3. Jaga kebersihan, kapan pun dan di mana pun! Mysophobia, takut akan kuman yang menempel di mana saja
Keresahan bisa kamu alami di mana saja dan kapan saja ketika menemui berbagai hal yang berpotensi dihuni banyak kuman. Misalnya saja tempat tidur, sudut ruangan, dan tempat-tempat lainnya yang bagi orang lain normal, tetapi bagimu tidak. Keresahan ini tergolong sebagai mysophobia. Cara mengatasinya yakni dengan
- Selalu menjaga kebersihan agar tetap higienis
- Selalu mencuci tangan sebelum memegang apa pun
- Terapi relaksasi, perilaku kognitif, dan pemaparan
- Perubahan gaya hidup
ADVERTISEMENTS
4. Mungkin bukan cuma traveler, ke mana pun kamu pergi, pasti akan merasa cemas. Enochlophobia, sebutan buat kamu yang takut pada kerumunan
Ini fobia yang cukup meresahkan. Eh, emang bikin cemas sih. Ya, enochlophobia dapat diartikan sebagai ketakutan pada kerumunan atau keramaian. Seseorang yang memiliki fobia ini akan merasa cemas, tidak tenang, dan selalu was-was. Pada tingkat yang paling parah akan merasa sesak napas atau memengaruhi kondisi fisik tertentu.
Gimana kalau kamu diajak ke Malioboro atau ke bandara? Tapi tenang, fobia ini masih bisa diatasi dengan cara menyugesti dirimu sendiri bahwa nggak akan ada hal-hal buruk yang akan menimpamu dalam kerumunan itu. Semuanya akan baik-baik saja!
ADVERTISEMENTS
5. Kamu nggak cocok terbang ke daerah terpencil. Sebab nomophobia takut akan kesusahan mengakses telepon atau internet
Ketakutan akan kesusahan mengakses ponsel dan internet? Wah, hampir sebagian orang pasti punya kecemasan akan hal ini, apalagi anak muda zaman sekarang (Gen Z), yang nggak bisa lepas dari gadget sama sekali.
Ya, nomophobia adalah ketakutan akan sulitnya mengakses telepon atau internet di tempat tertentu, terutama wilayah terpencil. Kamu nggak cocok banget buat terbang ke daerah terpencil! Tapi kamu bisa mengatasi ketakutanmu itu dengan cara mengurangi sedikit demi sedikit intensitasmu menggenggam gadget. Dan masalahnya, kamu mau nggak memulai hal tersebut? Misalnya melakukan simulasi di rumah seorang diri. Cukup jauhkan diri dari gadget selama 3 hari saja. Jika selama 3 hari tersebut kamu mampu, maka seterusnya kamu juga bisa menghadapi kekhawatiran tersebut.
ADVERTISEMENTS
6. Nggak disarankan juga buat pengidap Zoophobia melakukan traveling ke daerah terpencil. Kecemasan akan memuncak ketika ketemu berbagai binatang
Sama kayak nomophobia, kamu yang mengidap zoophobia juga nggak bisa diajak ke tempat terpencil. Kalau nomophobia tadi takut nggak bisa mengakses ponsel dan jaringan internet, maka zoophobia umumnya takut dengan seluruh binatang. Ketakutanmu akan memuncak ketika diajak ke kebun binatang. Boom!
7. Fobia paling epik yang pernah ada bagi seorang traveler. Hodophobia, ketakutan terhadap perjalanan. Lah?
Fobia yang paling epik adalah hodophobia yaitu ketakutan yang dirasakan seseorang terhadap perjalanan. Gimana mau traveling kalau kamu fobia dengan perjalanan? Bahkan, sebelum jalan kamu udah ketakutan duluan. Cemas memikirkan apa yang akan terjadi selama perjalanan, bagaimana nanti kamu di perjalanan, dan sebagainya. Pengidap fobia ini akan merasa mual dan pusing dengan perjalanan yang akan dilaluinya. Cara mengatasinya, kamu cuma perlu mencoba jalan-jalan dengan rute yang nggak terlalu jauh. Setiap perjalanan yang berhasil, cobalah tambah jarak yang kamu lalui. Begitu seterusnya.
Nah, itulah beberapa fobia yang kerap terjadi pada traveler. Obatnya cuma satu dalam mengatasi fobia ini, yaitu dengan cara terus memaksakan apa yang menjadi ketakutanmu. Berdamai, dan lawanlah rasa takutmu. Katanya kan “You attract what you fear” atau suatu saat kamu akan menarik apa yang menjadi ketakutanmu. Singkatnya, ketakutanmu justru bisa menjadi hal yang nyata jika selalu dirasakan terus-menerus. Jadi, mari rileks dan pikirkan hal-hal baik saat hendak traveling.