Tak bisa dipungkiri lagi bahwa traveling sudah menjadi salah satu agenda utama bagi kawula muda. Saat jadwal liburan tiba, hampir bisa dipastikan bahwa banyak tempat wisata yang dipenuhi oleh lautan manusia. “Untuk melepas penat setelah bekerja,” alasannya. Wajar memang. Keseharian kita, mulai dari yang bekerja, kuliah hingga yang masih sekolah, jelas memeras pikiran dan tenaga. Untuk itu wajib hukumnya untuk sejenak merilekskan tubuh dan pikiran dengan jalan-jalan.
Hanya saja, kadang kita secara sembrono melakukan jalan-jalan tanpa peduli dengan hal-hal sekitar. Namanya juga “ingin melepas penat”, fokus para traveler kadang hanya terpusat pada dirinya tanpa peduli hal lain di sekitarnya. Entah sengaja atau tidak, hal-hal yang kamu lakukan ini justru membuatmu menjadi traveler jahat yang sesungguhnya!
ADVERTISEMENTS
Dimulai dari hal sederhana. Kamu yang berangkat tanpa persiapan dan merepotkan teman saja sudah dianggap jahat
Kadang kita sering menyepelekan urusan persiapan perjalanan. Saking senangnya akan perjalanan yang akan dilakukan, ekspektasimu soal bagaimana menyenangkannya liburanmu menutupi satu fakta penting bahwa kamu belum menyiapkan apa-apa. Hingga pada hari keberangkatan, kamu teringat akan hal-hal yang seharusnya kamu bawa tetapi kamu lupa karena memang saking bahagianya mau liburan. Pada akhirnya, kamu hanya akan mengganggu dan merepotkan rekan seperjalananmu saja, kan?
ADVERTISEMENTS
Kelestarian tempat wisata itu perlu dijaga. Dengan membuang sampah sembarangan di tempat wisata, kejahatanmu turut merusak keindahannya
Urusan sampah memang selalu menjadi perhatian utama di setiap tempat wisata. Karena sampah yang menumpuk dapat mengganggu hingga merusak indahnya tempat wisata, kamu harusnya tak turut menambah banyaknya sampah tersebut dengan membuang sampah di sembarang tempat. Ingat, tempat wisata ini bukan milikmu pribadi dan juga turut dinikmati oleh banyak orang. Tolong jangan melakukan tindak kejahatan yang merusak keindahannya dengan membuang sampah sembarangan.
ADVERTISEMENTS
Menerobos masuk tempat wisata tanpa membeli tiket adalah kesalahan yang fatal. Tak hanya jahat pada pengelola, kamu juga jahat pada dirimu sendiri
Membeli tiket itu lebih dari sekadar membayar retribusimu untuk masuk ke suatu tempat wisata. Lebih dari itu, membeli tiket juga menunjukkan bahwa kamu sudah mengikuti jalur yang benar yang sudah diresmikan dan bisa dipertanggungjawabkan keamanannya. Jika kamu memilih untuk menerobos masuk tanpa membeli tiket dengan cara melewati jalur yang tidak semestinya, maka keamananmu sendiri tak bisa mereka jamin. Kalau akhirnya terjadi hal yang tak diinginkan, siapa coba yang mau bertanggung jawab?
ADVERTISEMENTS
Pakaian yang tak sesuai adat setempat adalah penghinaan pada budaya. Kalau mengaku traveler harusnya sadar kalau hal itu jahat dan tak pantas dilakukan
Pepatah mengatakan, “dimana bumi diinjak, di situ langit dijunjung”. Saat kamu traveling pada satu kota, tentu wajib hukumnya untuk mematuhi adat yang ada; Termasuk urusan berpakaian. Ada beberapa daerah yang mewajibkan pengunjungnya mengenakan jilbab hingga melarang mengenakan pakaian dengan motif atau warna tertentu. Semua hal tersebut harus kamu patuhi jika kamu mengaku traveler sejati.
ADVERTISEMENTS
Sudah membayar mahal bukan berarti kamu bisa seenaknya juga. Tak menghormati penduduk lokal akan berakibat fatal pada travelingmu
Kadang ada orang yang berpikir bahwa karena mereka sudah membayar tiket, mereka bisa bertindak seenaknya di tempat wisata tersebut. Bahkan ada yang tak menghormati penduduk setempat dengan mengganggu kegiatan sehari-hari mereka. Pandangan tersebut jelas merupakan pandangan yang keliru. Meski sudah membayar, kamu tetap wajib menghormati penduduk lokal. Tanpa mereka kamu bisa apa? Kalau kamu tak menghormati mereka, mereka juga tak akan menghormatimu. Jika mereka tak menghormatimu, tak ada yang akan melindungi dan menjagamu saat kamu traveling di sana. Susah, kan?
ADVERTISEMENTS
Berpikir masa bodoh soal aturan yang ada adalah tindakan bodoh. Jangan pernah memandang sebelah mata larangan di tempat wisata
Pada setiap tempat wisata, ada aturan yang tertulis jelas menyoal apa saja yang boleh dilakukan dan apa saja yang tak boleh dilakukan. Pembuatan aturan tersebut juga tentunya bukan sekadar menuliskannya begitu saja. Ada banyak hal yang menjadi pertimbangannya. Jika kamu tak mengindahkan aturan yang ada, bisa jadi akan ada konsekuensi yang akan kamu terima. Kamu bakal dicap traveler jahat jika tetap nekat memandangnya dengan sebelah mata.
Niat selfie untuk bahan upload di sosial media sih boleh saja. Tapi bukan berarti kamu boleh menginjakkan kakimu di sembarang tempat juga!
Bukan berarti melarang kamu untuk mengambil foto selfie pada tempat wisata yang kamu tuju. Namun traveler sejati akan tau batasan sampai mana mereka boleh menginjakkan kakinya dan mana saja tempat yang seharusnya mereka perhatikan dan mereka jaga agar tak merusak lingkungannya. Jika sampai terjadi kejadian seperti di Taman Amarylis dan beberapa tempat jalan-jalan lain dimana selfie berujung pada rusaknya lingkungan tempat wisata, itu tandanya kamu traveler jahat yang tak bertanggung jawab!
Meski niat traveling-mu adalah untuk melepas penat dari sekian banyak kegiatan yang kamu lakukan tiap harinya, namun tetap wajib hukumnya peduli terhadap lingkungan dan sesama. Jangan sampai kamu melakukan hal-hal diatas ya. Teruslah menjadi traveler yang baik. 😀