7 Cerita Asal Kota Jogja yang Bakal Bikin Kamu Bilang “Percaya Nggak Percaya”!

Indonesia tidak hanya kaya dengan objek-objek wisata yang mampu memanjakan mata. Keberagaman suku dan kekayaan budaya juga menjadikan negeri kita layak disebut “istimewa”. Begitu pula dengan salah satu kotanya, yaitu Yogyakarta.

Dijuluki sebagai Kota Pelajar, Yogyakarta atau yang akrab disapa dengan sebutan Jogja, adalah kota yang kaya akan khazanah budaya. Selain kental dengan tradisi-tradisi masyarakatnya yang terus dipelihara, Jogja ternyata juga menyimpan cerita-cerita unik yang mungkin bakal bikin bulu kudukmu merinding lho.

Tapi meski ada sebagian orang yang mengaku percaya, banyak juga kok yang menganggap kisah-kisah ini hanya sebatas mitos belaka. Nah, kalau kamu, gimana?

ADVERTISEMENTS

1. Jangan berkunjung ke candi Prambanan bersama pasangan, hubunganmu bisa jadi kandas layaknya kisah Bandung Bondowoso dan Roro Jonggrang.

Hati-hati jika mengajak pacar ke sini

Hati-hati jika mengajak pacar ke sini via swaragamafm.com

Ketika duduk di bangku sekolah dan belajar sejarah, kamu tentu tahu legenda terbentuknya Candi Prambanan ‘kan?Konon, ada seorang ratu cantik bernama Roro Jonggrang, putri dari kanjeng ratu Boko yang akan dipinang oleh Bandung Bondowoso.

Roro Jonggrang yang tidak menyukai Bandung Bondowoso memilih untuk mengajuk syarat, yaitu membangun seribu candi. Namun, Roro Jonggrang berbuat curang dengan berusaha menggagalkan usaha Bandung Bondowoso. Akibat perbuatan itu, murkalah Bandung Bondowoso sehingga mengutuk Roro Jonggrang menjadi batu.

Dari cerita itu pula, banyak yang percaya bahwa hubungan cintamu akan kandas saat mengunjungi candi Prambanan bersama pasangan.

ADVERTISEMENTS

2. Kelak kamu akan kembali ke kota Jogja jika sempat berfoto dan bisa memeluk Tugu Jogja.

Tugu Jogja ternyata memiliki mitos tersendiri

Tugu Jogja ternyata memiliki mitos tersendiri via batasnusa.com

Jangan heran ketika malam hari, kawasan Tugu Jogja akan ramai dengan orang-orang yang berfoto atau sekedar menghabiskan waktu berbincang dengan teman. Tugu yang berdiri selama hampir 3 abad ini memang telah menjadi ikon kota Jogja.

Bahkan, banyak orang yang percaya jika bisa berfoto tepat di depan Tugu Jogja, maka suatu saat kita akan kembali lagi menginjakkan kaki di kota ini. Ada juga mitos lain yang berpendapat bahwa dengan memeluk bagian dari Tugu ini akan membuat mahasiswa melewati masa kuliahnya dengan cepat. Kabarnya pula, para pelajar yang berasal dari luar Jogja yang telah menyelesaikan kuliah akan mampir untuk memeluk dan mencium Tugu ini sebelum meninggalkan kota Jogja. Duh, lucu, ya? Hehehe.

ADVERTISEMENTS

3. Jika berhasil melewati dua pohon beringin di Alun-Alun Kidul dengan mata tertutup, berarti kamu punya hati dan pikiran yang bersih.

Banyak orang yang ingin membuktikan kebenarannya

Banyak orang yang ingin membuktikan kebenarannya via yogyakarta.panduanwisata.id

Bagi kamu yang bervakansi ke Jogja, tidak lengkap rasanya jika tidak mendatangi objek wisata yang satu ini. Alun-Alun Kidul, sebenarnya adalah tempat yang tidak terlalu istimewa dari segi bentuk, tapi menarik dari segi historis dan urban legend yang ada di sekitarnya.

Konon, hanya orang berpikiran dan berhati bersih yang mampu melewati jalan di antara dua pohon beringin raksasa yang ada di tengah area Alun-Alun Kidul dengan mata tertutup. Orang yang punya pikiran buruk diyakini akan gagal dan dibuat bingung hingga berjalan dengan berbelok arah tanpa mereka sadari.

Banyak juga yang percaya bahwa berhasil melewati beringin kembar itu dengan mata tertutup, maka segala keinginan akan tercapai. Hingga kini, kawasan tersebut masih populer dengan banyaknya orang yang berlomba-lomba untuk membuktikan mitos tersebut, lho!

ADVERTISEMENTS

4. Jangan pernah sekalipun mengenakan baju hijau saat bervakansi jika tak ingin terseret dahsyatnya ombak Pantai Selatan.

Hati hati dengan ganasnya ombak pantai selatan

Hati hati dengan ganasnya ombak pantai selatan via kabar17.com

Mitos yang satu ini tentu kita sering mendengarnya. Ya, jangan pernah memakai pakaian berwarna hijau jika tidak ingin terseret ganasnya ombak Pantai Selatan. Pantai Selatan di kawasan Jogja selalu identik dengan sosok ratu penguasa laut selatan, Nyi Roro Kidul. Konon, jika kita bermain air atau berenang dengan mengenakan pakaian hijau, ombak yang datang akan menjadi lebih besar dan berpotensi menarikmu ke tengah laut. Masyarakat sekitar percaya jika orang yang terseret ombak ke tengah laut akan dijadikan sebagai budak sang ratu. Waduh, seram ya!

Walaupun secara ilmiah telah dibuktikan jika penyebab ombak besar di Pantai Selatan adalah akibat dari bentuk geografis dasar pantainya, tapi masih banyak masyarakat yang mempercayai mitos tersebut hingga saat ini.

ADVERTISEMENTS

5. Percaya nggak percaya! Jika ingin kembali ke kota Jogja, kamu wajib meminum air di Selokan Mataram. Iyuwwhhh…

Selokan mataram

Selokan mataram via noenkcahyana.blogspot.com

Jika kamu pernah atau sedang belajar di perguruan tinggi di Jogja, tentu tidak asing lagi dengan yang namanya Selokan Mataram. Sebenarnya bentuknya tidak mirip dengan selokan yang biasa kita temui, lebih mirip sungai kecil dengan aliran air yang tidak pernah surut. Selokan ini membentang melewati hunian yang biasa digunakan untuk anak kost di daerah Pogung hingga Babarsari. Saluran yang berfungsi sebagai kanal irigasi sepanjang 31,2 km ini dibangun pada zaman penjajahan Jepang.

Banyak yang percaya jika dengan meminum air yang berasal dari saluran tersebut, akan membuat kita kembali ke kota pelajar ini ketika kelak suatu saat meninggalkan kota Jogja. Hampir mirip dengan mitos yang ada di Tugu Jogja sih. Tapi, yakin mau minum air Selokan Mataram yang keruh gitu? Hehehe.

ADVERTISEMENTS

6. Saat mendaki Merapi, kamu akan melewati Pasar Bubrah yang dikenal sebagai tempat berkumpulnya bangsa jin.

Pasar bubrah yang dianggap angker

Pasar bubrah yang dianggap angker via wawajie.blogspot.com

Bagi kamu para penghobi kegiatan outdoor di gunung, tentu kamu akan familiar dengan Pasar Bubrah ketika melakukan pendakian ke kawasan Gunung Merapi. Penduduk di sekitar kawasan tersebut percaya bahwa Merapi tidak hanya dihuni oleh manusia dan tumbuhan, melainkan ada mahluk lain yang biasa mereka sebut sebagai bangsa alus alias mahluk halus.

Walaupun bernama pasar, tapi tempat ini sebenarnya adalah daerah luas yang terdiri dari batuan dan pasir, terletak tepat di bawah kaki Gunung Merapi. Namun, masyarakat sekitar percaya akan keangkeran tempat tersebut. Konon, batu besar yang berserakan di Pasar Bubrah sering dianggap sebagai kursi dan warung bagi para mahluk halus.

Dikisahkan pula bahwa tempat yang dianggap sebagai pasar besar ini akan ramai setiap malam Jumat, sehingga tidak mengherankan jika kamu dapat mendengar keramaian layaknya pasar malam lengkap dengan alunan suara gamelan dari sini, hiiiii… Menurut pengakuan para pendaki yang bermalam di tempat ini, tak jarang mereka sering diganggu oleh mahluk tak kasat mata, lho!

7. Lampor adalah sebutan untuk pasukan tentara kerajaan Ratu Pantai Selatan yang konon sering melewati Kali Code.

Hati hati ada Lampor

Hati hati ada Lampor via yogyakarta.panduanwisata.id

Mungkin sedikit dari kamu yang mendengar mitos ini, tapi sejak dahulu masyarakat di bantaran Kali Code percaya dengan keberadaan Lampor. Lampor sendiri adalah istilah yang diberikan untuk menyebut tentara kerajaan Ratu Pantai Selatan.

Pada malam-malam tertentu, warga kerap mendengar bunyi gemerincing dan derap kaki kuda sepanjang aliran sungai tersebut. Banyak masyarakat yang percaya jika hal tersebut adalah tanda jika lampor sedang melewati kawasan tersebut. Konon, mereka datang dengan menggunakan kereta kuda untuk mengantar sang Ratu untuk berkunjung ke Gunung Merapi.

Warga percaya jika pasukan melihat, mereka akan dibawa turut serta menuju kerajaan Nyi Roro Kidul, sehingga jangan heran jika warga bantaran Kali Code tiba-tiba menutup pintu dan jendela rapat-rapat ketika mendengar bunyi-bunyian tersebut.

Hmm…percaya nggak percaya sih, ya. Kalau kamu, gimana? Yang pasti, meski kota Jogja kini semakin modern, toh banyak masyarakatnya yang masih percaya dengan cerita dan mitos-mitos di atas. Tak perlu ditanggapi berlebihan atau dijadikan bahan perdebatan, justru hal-hal itulah yang menjadikan kota Jogja semakin kaya dan istimewa.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Verba Volant, Scripta Manent