Barangkali 5 atau 10 tahun lalu, tak banyak orang Indonesia yang tahu negara Nepal. Paling-paling kalaupun tahu cuma benderanya aja yang cukup nyentrik. Bendera Nepal kan bentuknya dua buah segitiga berwarna merah. Sangat berbeda dengan negara lain di mana bendera ya bentuknya persegi panjang.
Tapi 2-3 tahun belakangan, banyak traveler asal Indonesia yang berbondong-bondong liburan ke Nepal. Ada banyak alasan yang melatarbelakanginya, kenapa banyak yang traveling ke Nepal baru-baru ini. Sekarang kamu bisa lihat di linimasa Instagram, orang-orang Indonesia sudah berpose di Everest Base Camp, Annapurna, Kathmandu, dan destinasi lain di Nepal.
Apa ya sebabnya banyak traveler Indonesia liburan ke Nepal? Hipwee Travel punya jawabannya!
ADVERTISEMENTS
1. Tiket pesawat ke Nepal kini tersedia dengan harga yang cukup murah. Lebih murah dari tiket domestik yang ampun mahalnya
Faktor tiket pesawat ini sangat berpengaruh terhadap kunjungan wisatawan ke Nepal. Semakin banyak tiket murah ke negara kaki Himalaya ini, semakin banyak pula traveler yang berkunjung ke sana. Nah, dalam beberapa tahun ini tiket ke sana memang cukup terjangkau. Tiket pulang pergi standarnya 4 jutaan dari Jakarta ke Kathmandu. Jauh lebih murah daripada tiket dari Jakarta ke Jayapura misalnya. Hehehe.
2. Tidak ada kedutaan Indonesia di Nepal bikin negara ini tidak terlalu populer bagi turis Indonesia beberapa tahun silam, sementara Malaysia rame banget yang ke sana
Nepal tidak populer bagi turis Indonesia bisa jadi karena tidak ada kedutaan besar RI di sana, yang ada cuma konsulat. Itu pun cuma nebeng di kantor negara lain. Jadi wajar kalau Nepal terasa asing bagi orang Indonesia. Sementara bagi orang Malaysia, Nepal terasa sangat dekat. Selain karena sama-sama pernah dijajah Inggris, selalu ada penerbangan langsung ke Nepal. Pekerja dari Nepal pun banyak yang kerja di Malaysia. Tapi sekarang kondisinya sudah berbeda. Turis Indonesia pun sudah membanjiri Nepal.
3. Keindahan Himalaya selalu membuat pendaki dari manapun takjub dan bercita-cita ke sana. Ternyata ada cara mudah menikmati Himalaya tanpa harus ke puncak Everest. Cobalah ke ABC atau EBC
Puncak-puncak Himalaya selalu jadi impian para pendaki gunung. Tak terkecuali para pendaki dari Indonesia. Tapi membicarakan Himalaya tak pernah lepas dari Everest, puncak tertinggi dunia. Membayangkannya sudah pusing, apalagi tau kalau budgetnya bisa ratusan juta rupiah. Itu pun dengan taruhan nyawa tentunya.
Nah, dalam 3 tahun ke belakang, beberapa pendaki yang sudah ke Nepal mempopulerkan trek pendakian yang lebih manusiawi dengan pemandangan yang spektakuler. Ada dua trek yang selama ini jadi pilihan turis yakni Annapurna Base Camp dan Everest Base Camp. Deretan gunung salju ini lebih memungkinkan untuk diakses pendaki Indonesia yang budgetnya nggak banyak-banyak banget.
4. Foto-foto di Instagram tentang Annapurna Base Camp dan Everest Base Camp bikin banyak orang pengen ke sana. Demi foto dengan latar belakang gunung salju!
Viralnya foto-foto dengan pemandangan gunung salju Annapurna Base Camp atau Everest Base Camp bikin netizen kena trigger. Jadi pada pengen juga mendaki ke sana demi foto spektakuler tersebut. Memang sih kalau ke Nepal nggak mendaki Himalaya itu nggak lengkap. Apalagi ke Nepal nggak sampai ke Annapurna Base Camp, wah sayang banget itu. Wkwkwk.
ADVERTISEMENTS
5. Biaya hidup di Nepal cukup murah. Liburan ke sana nggak bikin kantong jebol
Liburan ke Nepal sebenarnya terhitung murah meriah. Nggak terlalu beda jauh dengan Indonesia deh. Makanan, transport, baju, harganya relatif murah. Hanya saja kamu akan merogoh kocek lebih kalau mendaki gunung. Di atas gunung semuanya mahal, dan itu wajar sih ya. Dibandingkan Jepang atau Singapura yang biaya hidupnya selangit, Nepal jadi pilihan yang menarik untuk liburan sih.
ADVERTISEMENTS
6. Nepal itu eksotis karena destinasinya retro abis dan jauh dari kata modern. Kita seolah terbawa ke masa lalu bersama mantan
Salah satu sisi menarik Nepal adalah eksotismenya yang tidak bisa didapatkan di tempat lain. Nepal seolah jadi mesin lorong waktu di mana kita seolah dibawa kembali ke tahun 60 atau 70-an. Jadul, retro, semrawut namun ngangenin. Gimana tuh? Hehehe. Semua orang pasti terheran-heran kok bisa di tahun 2019 ini kabel di jalanan sangat semrawut, tidak ada lampu merah dan lebih memilih menaruh polisi di perempatan, hingga debu polusi tak ada habisnya yang entah datangnya dari mana.
ADVERTISEMENTS
7. Bagi pecinta fotografi, Nepal sangatlah unik. Human interest-nya bagus banget sih
Di Nepal ada dua agama yang dominan yakni Hindu dan Buddha. Nah, karena ada dua agama tersebut, ada banyak spot foto yang menarik buat para fotografer. Di stupa atau temple, kamu bisa bertemu dengan biksu ataupun holy man yang tentu saja bisa kamu foto asal izin terlebih dahulu. Nah, potret-potret human interest begitu sangat banyak tersedia di Nepal. Bakalan dapat banyak foto bagus deh kalau kamu memang suka fotografi human interest.
Nah, mungkin kamu ada alasan lain pengen ke Nepal. Yuk agendakan liburan ke sana akhir tahun ini, atau tahun depan?