Dunia penerbangan terpukul dengan jatuhnya pesawat Lion Air JT610 di perairan Karawang, kemarin pagi (29/10). Sebanyak 189 korban belum diketahui nasibnya hingga kini. Pencarian oleh Basarnas masih terus berlanjut dan berhasil mendapatkan puing-puing pesawat dan juga beberapa potongan tubuh manusia. Insiden ini tak cuma jadi pemberitaan di nasional saja melainkan sudah menjadi perbincangan internasional.
Peristiwa nahas itu tentu bikin banyak orang jadi paranoid naik pesawat. Sebuah ketakutan yang wajar mengingat pemberitaan yang massif dan pesawat yang hancur lebur di lautan. Korban pun masih belum ditemukan seluruhnya, termasuk bangkai utama pesawat. Bayangan bakal mengalami nasib serupa jadi kekhawatiran tersendiri bagi para penumpang.
Sebenarnya kamu nggak usah takut naik pesawat karena transportasi udara merupakan moda transportasi paling aman di dunia untuk saat ini. Ada 5 alasan yang membuktikan bahwa pesawat adalah transportasi paling aman. Yuk simak aja ulasannya!
ADVERTISEMENTS
1. Pesawat punya tingkat kecelakaan yang rendah dibanding mode transportasi lainnya
Meskipun banyak yang parno naik pesawat, faktanya transportasi udara punya tingkat presentase kecelakaan yang sangat kecil. The Aviation Safety Network menyatakan bahwa tahun 2017 lalu dianggap sebagai tahun paling aman dalam dunia penerbangan. Betapa tidak, dari total 30.860.000 penerbangan di seluruh dunia, hanya terjadi 10 kecelakaan pesawat. Korban jiwa mencapai 44 orang sementara korban di darat 35 orang. Angka itu jauh menurun dibanding tahun 2016 di mana terdapat 16 kecelakaan dengan 303 korban jiwa.
Perusahaan konsultan penerbangan asal Belanda, To70 memperkirakan tingkat kecelakaan fatal bagi penumpang penerbangan komersial dalam pesawat besar adalah 0,06 per 1 juta penerbangan atau 1 kecelakaan untuk tiap 16 juta penerbangan. Ini adalah sebuah angka yang sangat rendah sehingga wajar bila disebut pesawat adalah transportasi paling aman di dunia. Ya harapannya semoga nggak ada kecelakaan sama sekali sih.
ADVERTISEMENTS
2. Teknologi yang cukup maju di masa kini bisa meminimalisasi kecelakaan pesawat
Teknologi pesawat di masa kini sungguh sangatlah maju dan mengagumkan. Hampir keseluruhan penerbangan bisa dilakukan secara otomatis. Bahkan pilot yang kelelahan pun bisa istirahat dan menggunakan metode autopilot. Kontrol elektronik kini telah menggantikan kontrol manual yang sudah usang. Bisa diambil kesimpulan, jika pesawat dalam kondisi baik maka presentase pesawat sampai dengan selamat sangatlah besar. Kebanyakan kecelakaan terjadi karena human error dan mesin yang tidak laik jalan. Industri pesawat terbang juga sangat berhati-hati untuk tidak melakukan kesalahan sekecil apapun.
ADVERTISEMENTS
3. Training yang sangat ketat dan panjang bagi pilot, tidak semudah mendapatkan SIM untuk nyetir motor atau mobil
Kamu punya SIM C atau A? Inget ‘kan gimana bikinnya di Kantos SAMSAT? Pakai ujian atau nyogok di belakang nih, hehe. Prinsipnya untuk mendapat izin mengemudi motor atau mobil termasuk gampang adn murah. Beda halnya dengan pilot sebagai pengemudi pesawat. Mereka harus sekolah dulu, dengan pelatihan yang cukup panjang untuk mendapatkan lisensi seorang pilot. Tidak mudah, butuh waktu panjang dan biayanya tak murah untuk jadi seorang pilot. Untuk itu, seorang pilot dipercaya untuk membawa ratusan nyawa di dalam pesawat.
ADVERTISEMENTS
4. Dalam kondisi normal, pesawat bisa terkena guncangan atau turbulensi tapi tidak akan jatuh. Hanya berguncang dan kurang nyaman saja
Turbulensi memang mengerikan dan tampak sangat berbahaya. Namun sejatinya turbulensi itu seperti jalan berlubang yang dilewati mobil. Terasa berguncang dan tidak nyaman namun normal saja kok. Dalam kondisi normal, pesawat tidak akan jatuh meski terkena angin atau udara yang cukup kuat. Penjelasannya lebih detail bisa kamu simak di sini. Dari sudut pandang pilot, turbulensi bukanlah isu keselamatan tapi ini adalah sebuah ketidaknyamanan dalam penerbangan.
ADVERTISEMENTS
5. Media akan memberitakan secara besar-besaran jika terjadi kecelakaan pesawat. Secara psikologis, orang akan lebih takut naik pesawat daripada naik mobil padahal mobil jauh lebih berpeluang kecelakaan ketimbang pesawat
Kasus jatuhnya Lion Air ini akan membuat ketakutan banyak orang naik pesawat karena pengaruh media. Breaking News di TV saja bisa seharian memberitakan tragedi ini. Ketika terjadi kapal tenggelam, orang-orang tidak terlalu takut tuh naik kapal. Hal ini karena highlight media tidak sebesar ketika terjadi kecelakaan pesawat.
Menurut David Ropeik dari Harvard University, kemungkinan meninggal dalam kecelakaan mobil adalah 1:5000 sementara kemungkinan untuk meninggal di pesawat hanya 1 per 11.000.000 kemungkinan. Peluang mati tersambar petir saja lebih besar, yakni 1 berbanding 13.000 sepanjang hidupmu. Jelas sekali kita lebih paranoid dengan sesuatu tragedi yang berulang dan disaksikan terus menerus. Padahal kenyataannya tidaklah semengerikan bayangan kamu.
Tragedi Lion Air JT610 ini semoga jadi kejadian terakhir di Indonesia. Setelah tahun lalu jadi tahun teraman penerbangan, kejadian di tahun ini semoga jadi pembelajaran agar tidak terulang kembali di masa depan. Jangan takut ya naik pesawat!