12 Hal yang Jangan Pernah Kamu Lakukan Saat Mendaki Puncak Mahameru

Semeru, adalah gunung yang tak pernah kehilangan daya magisnya. Menyandang predikat sebagai gunung tertinggi di Pulau Jawa, setiap tahun Semeru didatangi oleh ratusan ribu pendaki. Pada liburan long weekend Mei 2013 lalu saja ada 2.000 orang yang tercatat masuk ke kawasan pendakian Semeru.

Sayang, popularitas Semeru juga mengundang banyak pendaki yang ngotot ingin menginjakkan kaki di tanah tertinggi Pulau Jawa tanpa mengindahkan keselamatan mereka. Berita pendaki hilang, cidera, hingga meninggal di Semeru pun kian sering terdengar. Nah, adakah di antara kamu yang berencana mendaki gunung yang juga dijuluki “Puncak Abadi Para Dewa” ini?

Di artikel ini Hipwee akan membagikan hal-hal yang perlu kamu lakukan dan hindari selama melakukan pendakian Semeru, demi keselamatanmu. Sudah siap menggembleng diri untuk mencumbui Mahameru?

ADVERTISEMENTS

1. Jangan Percaya Pada Gambaran Pendakian Semeru yang Ditampilan Film 5 CM. Please, Pokoknya Jangan!

Film yang diadaptasi dari novel berjudul sama ini jadi pemantik meningkat drastisnya angka pendaki Semeru sejak tahun 2012. Menawarkan pemandangan Semeru yang penuh gambar langit biru juga lavender, pun dibumbui dengan cerita cinta dan persahabatan khas Indonesia membuat banyak penonton tersihir untuk turut merasakan pengalaman mendaki Semeru.

Sayangnya, gambaran yang diberikan oleh film ini keliru!

ADVERTISEMENTS

Kesalahan 1: Pakai Jeans

Pakai celana jeans? Serius?

Pakai celana jeans? Serius? via irkhamzamzuri.blogspot.com

Dalam film tersebut, pemain-pemainnya dengan santai mengenakan celana jeans sepanjang pendakian. Padahal, jeans adalah bahan yang sebisa mungkin dihindari oleh para pendaki. Selain berat, sifat dasar jeans yang tidak cepat kering jika terkena air juga bisa membahayakan keselamatan. Mengenakan pakaian yang basah selama pendakian bisa membuatmu kedinginan, bahkan membuatmu terkena hipotermia.

ADVERTISEMENTS

Kesalahan 2: Jalan Langsung Ke Kalimati, Tanpa Nge-Camp

Langsung jalan ke Kalimati tanpa nge-camp sangat ambisius

Langsung jalan ke Kalimati tanpa nge-camp sangat ambisius

Mengaku sebagai pendaki pemula, anehnya kelompok ini kuat sekali staminanya. Mereka langsung berjalan ke Kalimati dalam 1 hari, tanpa nge-camp dulu di Ranu Kumbolo. Rencana pendakian ini terlalu ambisius untuk pendaki pemula. Kalau menuruti rencana pendakian ala 5 CM bisa-bisa kakimu bengkak di tengah jalan.

ADVERTISEMENTS

Kesalahan 3: Minta Air 1,5 Liter Di Kalimati Untuk Bekal 6 Orang Trekking Ke Puncak

Trekking ke puncak tidak sedramatis ini

Trekking ke puncak tidak sedramatis ini via kucipan.blogspot.com

Persediaan air yang mencukupi harusnya jadi perhatian setiap pendaki. Film 5 CM malah menujukkan sebaliknya. Mereka yang sudah digeber tenaganya untuk berjalan non-stop dari Ranu Pane ke Kalimati justru kehabisan air sebelum etape perjalanan terberat ke puncak dimulai. Hanya membawa 1,5 liter air (yang juga diminta dari sesama pendaki) untuk 6 orang adalah hal yang gila.

ADVERTISEMENTS

2. Sesampainya Di Ranu Pane, Jangan Langsung Tancap Gas Mendaki. Berikan Tubuhmu Waktu Untuk Aklimatisasi

Istirahat dulu di Ranu Pane

Istirahat dulu di Ranu Pane via paronamia.com

Ranu Pane adalah titik awal bagi para pendaki yang ingin membawa kakinya menjejak tanah tertinggi Pulau Jawa. Di sini, kamu bisa mengisi perut dulu dengan hangatnya nasi rames atau Bakso Malang sebelum hanya makan makanan instan selama 5 hari ke depan. Di Ranu Pane kamu juga bisa beristirahat sejenak demi menyesuaikan kondisi tubuh dengan perubahan ketinggian yang drastis.

Jangan terburu-buru mengangkat keril untuk kemudian mendaki. Duduk-duduk dulu di basecamp. Berikan tubuhmu waktu untuk mengalami aklimatisasi. Ini penting, sebab jika tidak bisa-bisa tubuhmu kaget dan malah mengalami mountain sickness nantinya, Tentu kamu nggak mau ‘kan jadi beban untuk anggota tim lain sepanjang pendakian yang tidak ringan?

ADVERTISEMENTS

3. Ingat! Sebenarnya Kalimati Adalah Titik Terakhir Pendakian yang Diizinkan. Kalau Belum Yakin, ya Jangan Memaksakan Diri

Kalimati adalah titik terakhir pendakian

Kalimati adalah titik terakhir pendakian via www.jijihans.com

Pengelola TNBTS sebenarnya sudah menetapkan batas terakhir pendakian yang diizinkan, yaitu Kalimati. Tapi banyak pendaki yang masih gatal ingin mencoba pendakian sampai Puncak Jonggring Saloka. Jika ini adalah pilihanmu, silahkan. Tapi kamu harus siap menanggung semua dampak dan akibat yang mungkin muncul.

Jika memang merasa tidak yakin mampu, ya jangan paksakan dirimu. Pencapaian pendaki ‘kan bukan hanya berhasil sampai puncak. Justru pencapaian sebesar-besarnya adalah saat kamu bisa pulang dengan selamat.

4. Jangan Malas Buka dan Packing Tenda. Jika Memang Ingin Muncak, Nge-Camp Di Ranu Kumbolo dan Kalimati Adalah Pilihan yang Paling Ideal Untuk Menghemat Tenaga

Nge-camp dulu saja di Rakum

Nge-camp dulu saja di Rakum via komak2.blogspot.com

Perjalanan pendakian Semeru tidaklah ringan. Track terberat akan kamu jumpai dalam perjalanan menuju puncak Mahameru, dari Arcopodo. Jalur pendakian yang berbatu dan berpasir bisa membuatmu kesulitan mengatur langkah. Jalan 5 langkah, merosot 3 langkah — begitu berturut-turut. Karena itu penting bagimu mempersiapkan tenaga untuk menghadapi etape pendakian paling menantang ini.

Menghemat tenaga jadi kunci penting agar staminamu tidak habis sebelum waktunya. Di hari pertama, beristirahatlah dulu di Ranu Kumbolo. Buka tendamu, dan menginaplah semalam disana. Keesokan harinya kamu bisa melanjutkan perjalanan untuk menuju Kalimati. Istirahatlah dulu di Kalimati sebelum tengah malam nanti mulai berjalan ke Arcopodo, untuk kemudian menghadapi tanjakan berpasir Mahameru.

5. Makanlah Dulu Sebelum Mulai Berjalan Menuju Arcopodo

Jangan biarkan perutmu kosong

Jangan biarkan perutmu kosong via pitaloka89.wordpress.com

Perjalanan menuju Arcopodo biasanya dimulai pendaki pada tengah malam. Alasannya tentu agar bisa menikmati sunrise dari Puncak Jonggring Saloko dan bisa punya waktu lebih lama untuk menikmati keindahan dari tanah tertinggi di Pulau Jawa. Tapi ini juga yang kadang jadi masalah. Bangun tengah malam sering membuat kita malas mengisi perut — masih mengantuk kok suruh makan?

Padahal, makan amat penting agar kamu tak kelaparan saat trekking ke puncak. Jangan malas membuat minuman hangat dan mengganjal perutmu dengan roti sebelum mulai berjalan. Saya pribadi sempat hampir pingsan dalam perjalanan menuju puncak Mahameru karena kelaparan. Jangan sampai hal yang sama terjadi padamu.

6. Jangan Bawa Keril Ke Trek Puncak. Cukup Bawa Daypack Untuk Perbekalan

Tak perlu bawa keril saat ke puncak // Kredit foto: Maharsi Wahyu

Tak perlu bawa keril saat ke puncak | Kredit foto: Maharsi Wahyu

Perjalanan ke Mahameru memang tidak didesain untuk membawa keril. Sudut kemiringan yang cukup ekstrem bisa membuatmu kehilangan keseimbangan kalau ngotot berjalan dengan keril 60 liter di punggung. Maka dari itu, tinggalkan kerilmu di dalam tenda saja di Kalimati. Kemas barang-barang secukupnya. Cukup bawa air 1,5 liter, cokelat, kurma, dan makanan lain yang bisa mengganjal perut sebagai bekal dalam daypack.

7. Siapkan Headlamp Untuk Trekking Ke Puncak Mahameru. Jangan Cuma Pakai Senter

Pakai headlamp, jangan cuma senter | Kredit Foto: Maharsi Wahyu

Pakai headlamp, jangan cuma senter | Kredit Foto: Maharsi Wahyu

Trek ke puncak Jonggring Saloko harus kamu lalui dalam keadaan gelap gulita. Beberapa pendaki memilih menggunakan senter sebagai alat penerangan, tapi beberapa diantaranya memilih mengenakan headlamp di kepalanya. Saran Hipwee, lebih baik gunakan headlamp sebagai alat bantu penerangan selama pendakian.

Kenapa? Trek pendakian yang mengarah ke atas (yeah, namanya juga mendakiakan lebih mudah diterangi dengan headlamp. Kamu tak perlu repot-repot mengangkat senter demi menyoroti jalur pendakian yang tak telihat. Tanganmu yang bebas dari kewajiban menggenggam senter bisa digunakan untuk meraih batang dan akar pohon yang masih bisa sesekali ditemui di trek Kalimati-Arcopodo.

8. Selalu Gunakan Masker dan Kacamata Untuk Melindungimu Dari Pasir

Bekali dirimu dengan masker dan kacamata | Kredit Foto: Maharsi Wahyu

Bekali dirimu dengan masker dan kacamata | Kredit Foto: Maharsi Wahyu

Trek menuju puncak Mahameru didominasi oleh pasir, kerikil, dan batu. Karena itu, penting bagimu mempersiapkan pengaman yang bisa membuatmu mendaki tanpa gangguan. Kacamata dan masker wajib hukumnya dipakai. Tanpa kedua barang ini, kamu harus repot mengucek mata dan menutup mulut agar bebas dari gangguan pasir.

Kalau kamu punya asma atau tak kuat pada pekatnya udara yang bercampur pasir, basahi dulu maskermu sebelum dipakai agar makin bisa menghalau debu.

9. Selepas Kamu Lewat Dari Kalimati, Sandal Gunung Sudah Tidak Boleh Digunakan Lagi. Ke Puncak Mahameru, Kamu Wajib Pakai Sepatu

Wajib pakai sepatu saat mendaki | Kredit foto: Maharsi Wahyu

Wajib pakai sepatu saat mendaki | Kredit foto: Maharsi Wahyu

Memakai sandal gunung memang tampak nyaman dan lebih ekonomis dari segi biaya. Tapi, sandal gunung tidak memenuhi standar keamanan untuk mendaki puncak Semeru. Kalau memang mau pakai sandal gunung, boleh….tapi hanya sampai di Kalimati saja. Setelahnya, wajib bagimu untuk mengenakan sepatu gunung.

Sepatu akan memberikanmu pijakan yang lebih solid di atas pasir dan bebatuan. Selain itu, penggunaan sepatu juga bisa memberimu pengalaman mendaki yang lebih nyaman. Kerikil dan batu tidak akan masuk ke sandal gunungmu dan membuatmu kesulitan berjalan. Kamu bisa fokus pada langkahmu, tak harus pusing memikirkan batu dan kerikil yang masuk ke alas kakimu tanpa diundang.

10. Jika Belum Terbiasa Dengan Trek Berpasir, Tak Ada Salahnya Kamu Pakai Trekking Pole

Gunakan trekking pole untuk membantu keseimbangan

Gunakan trekking pole untuk membantu keseimbangan via tyaargi.wordpress.com

Penggunaan trekking pole (tongkat yang didesain khusus untuk mendaki) bisa membantumu dalam pendakian. Trek puncak Mahameru sama sekali tidak memiliki vegetasi yang bisa kamu jadikan pegangan. Penggunaan trekking pole bisa jadi alternatif agar kamu tak harus susah payah mempertahankan pijakan di tengah trek pasir yang licin.

Kalau enggan mengeluarkan uang untuk beli gear mendaki yang baru, kamu juga bisa menggunakan kayu sebagai trekking pole yang dibikin sendiri.

11. Jangan Terlalu Asyik Main Seluncuran Pasir Saat Turun. Fokus!

Terlalu asyik main seluncuran bisa membuatmu tersasar ke blank 75 | Kredit Foto: Maharsi Wahyu

Terlalu asyik main seluncuran bisa membuatmu tersasar ke blank 75 | Kredit Foto: Maharsi Wahyu

Turun dari Puncak Mahameru memang memberikan sensasi tersendiri. Trek pasir yang curam terkadang justru dimanfaatkan para pendaki untuk main seluncuran. Proses mendaki yang tidak ringan memang perlu dirayakan keberhasilannya. Tapi, jangan terlalu asyik berseluncur di pasir tanpa memperhatikan titik tempatmu harus turun. Salah-salah kamu bisa tersesat ke blank 75!

Blank 75 adalah adalah jurang yang berada di area kanan jalur turun ke Cemoro Tunggal. Terkadang, saking asyiknya berseluncur pendaki jadi kehilangan konsentrasi dan lupa memperhatikan lubang-lubang berbahaya di sekelilingnya. Ketika seorang pendaki masuk ke area ini, ia bisa kehilangan orientasi arah hingga akhirnya tersesat.

12. Tak Usah Berlama-Lama Di Puncak, Waspadalah Pada Asap Beracun Dari Jonggring Saloka

Tak usah terlalu lama di puncak | Kredit Foto: Maharsi Wahyu

Tak usah terlalu lama di puncak | Kredit Foto: Maharsi Wahyu

Konon, Jonggring Saloko baru mengeluarkan asap beracunnya di atas jam 9 atau 10 pagi. Namun hal ini tidak sepenuhnya benar. Sebenarnya tidak ada waktu prediksi yang pasti kapan asap beracun dari kawah yang masih aktif ini bisa keluar. Maka dari itu, kamu yang sudah sampai Puncak Semeru tak usah berlama-lama di sana.

Setelah foto-foto dan menikmati pemandangan yang memang tak ada duanya, bergegaslah turun. Masih ada perjalanan pulang yang cukup panjang yang menanti. Kaki dan tubuhmu perlu sejenak diistirahatkan. Tenda, sleeping bag, dan perbekalan di Kalimati sudah menunggu.

Pucak Semeru memang magis dan selalu membuat rindu. Tapi, bukan cuma puncak-lah yang seharusnya jadi tujuan utamamu dalam mendaki. Puncak bukan segalanya, bisa pulang ke rumah dengan selamat-lah yang jadi pencapaian pendaki sesungguhnya.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Penikmat puisi dan penggemar bakwan kawi yang rasanya cuma kanji.