Tahun 2018, National Geographic kembali mengadakan kompetisi fotografi bertajuk Travel Photographer of The Year Contest 2018. Ini adalah kontes foto tentang foto traveling yang cukup prestisius di dunia. Maka tak heran, begitu kompetisi ini dibuka, sudah banyak foto karya fotografer dunia yang masuk ke kompetisi tersebut. Hadiahnya cukup besar yakni 10.000 USD atau sekitar 140 juta rupiah.
Ada tiga kategori yang dilombakan yakni kategori NATURE, kategori PEOPLE dan kategori CITIES. Kamu bisa daftarkan karyamu dalam National Geographic Travel Photographer of The Year di link berikut. Kali ini Hipwee coba kasih tau foto-foto keren yang sudah daftar di kompetisi ini. Yuk simak!
ADVERTISEMENTS
Pemandangan spektakuler Grand Canyon yang memadukan keindahan matahari terbit plus pelangi ini memang luar biasa. Potret ini adalah karya dari Naresh Balaguru
ADVERTISEMENTS
Foto berjudul Rhino Silhoutte karya Khai Chuin Sim ini diambil di Masai Mara, Kenya. Tampak siluet seekor badak dan burung-burung yang mendadak terbang dari pohon yang seakan mirip dedaunan yang terbang tertiup angin. Ini calon juara sih!
ADVERTISEMENTS
Karya Hiroki Inoue berjudul Nakameguro Cherry Blossoms ini diambil di kawasan Nakameguro, Tokyo, Jepang jadi salah satu foto yang berkompetisi di ajang ini
ADVERTISEMENTS
Enrico Pescantini memotret piramid di Teotihuacan, Meksiko dari udara. Karyanya diberi judul Geometry of the Sun
ADVERTISEMENTS
Foto berjudul Sisters ini adalah karya Firdaus Hadzri dari Malaysia. Ada dua orang bersaudara yang satu sedang minum di tangga, sementara satunya sedang membaca buku di tangga lainnya. Konsep fotografi yang unik
ADVERTISEMENTS
Foto yang memperlihatkan Suku Mundari penggembala ternak di Sudan Selatan ini adalah karya Mattia Passarini. Mundari adalah suku penggembala ternak yang cukup menonjol
Penggembala ini memimpin ternaknya untuk kembali ke rumah setelah mencari makan di Himalaya. Foto karya Nitish Thakur ini berjudul Sheperd and the Wolf
Karya Hidetoshi Ogata ini berjudul The Highly Tolerant Society yang menggambarkan monyet-monyet di Jepang yang mempunyai hubungan sosial yang saling menguntungkan antar mereka.
Sungai Jamuna yang mengerin akibat kemarau dipotret dari atas oleh MD Tanveer Hasan Rohan. Sungai Jamuna sendiri berada di Bangladesh
Potret sol de manama di Bolivia ini membuat imajinasi King Ho Antony Tang kembali ke masa terbentuknya bumi. Mungkin dulunya bumi seperti ini pada awalnya, pikir Tang.
Kontes ini baru saja dibuka dan masih ada banyak waktu buat ikutan kompetisi ini. Paling lambat kamu bisa submit pada tanggal 31 Mei 2018. Kesempatan masih terbuka lebar, yuk ikutan!