Di usiamu yang mulai memikirkan cara menafkahi diri, cepat atau lambat kamu akan menghadiri suatu acara resmi dan bertemu dengan orang-orang penting yang baru kamu kenal, dari berbagai latar dan jabatan. Ini sudah pasti akan kamu rasakan, entah kamu memilih berkarier di perusahaan besar, menelusuri alam akademikmu dan menjadi ilmuwan, ataupun melangkah dari bawah sebagai founder sebuah startup.
Tentunya, selain pakaian resmi yang rapih dan necis, keahlian berbicara yang mumpuni juga diperlukan dalam rangka berdiplomasi dan menjalin networking dengan pribadi-pribadi penting yang akan kamu temui tersebut. Alangkah lebih baik bila pembicaraanmu disiapkan matang-matang dengan mengikuti trik simpel berikut ini.
ADVERTISEMENTS
1. Pangkas nalurimu untuk berbicara dan tarik lebar-lebar kedua daun telinga. Agar mereka menyukaimu, kamu harus jadi pendengar yang baik dulu
Seni berbicara dengan orang baru ditentukan oleh seberapa hebat kamu menjadi pendengar yang baik. Kenapa? Karena pada dasarnya manusia lebih senang bila didengarkan, bukan mendengarkan. Jadi jika ingin membuat lawan bicaramu senang, sebisa mungkin hindari menjadi pribadi yang narsis dalam berbicara.
Ketika kamu mempraktikkan teknik ini, orang lain akan serasa mencuri pembicaraan darimu, terutama bos-bos besar memang tipe orang yang vokal. Itu wajar, dan normal. Bicaralah ketika diminta atau waktunya tepat. Lebih banyak mendengarkan memberimu kesempatan untuk menilai orang dan memperhatikan detil dari tiap ucapan mereka, dan memberimu waktu untuk berpikir lebih jernih mengenai apa yang ingin kamu bicarakan.
Jangan lupa untuk merespon akhir cerita bos-bos itu dengan “Hmmm”, “Wah, iya juga ya Bu?”, “Serius, Pak?” atau semacamnya agar kamu terdengar benar-benar menyimak omongan mereka. Ingat, kamu mendengar, bukan hanya diam.
ADVERTISEMENTS
2. Siapkan bahan pembicaraan sebelum terjun ke “medan perang”. Misalnya, dengan menyisir timeline atau membaca koran
Alangkah ruginya bila kamu berangkat ke pesta tanpa modal pembicaraan, karena umumnya percakapan yang serius tetap dimulai dari pembicaraan ringan. Perbanyak pengetahuan umum dengan membaca surat kabar tiap harinya, dan selalu update dengan isu terkini. Banyak membaca dan berpetualang ke tempat baru juga membantumu menemukan cerita-cerita yang menarik untuk memulai pembicaraan.
ADVERTISEMENTS
3. Sebagaimana ada topik yang dianjurkan, tentu ada juga yang sebaiknya tak dibicarakan: politik, seks, dan agama. Daripada kamu malah berdebat dan saling sebal di pertemuan pertama?
3 hal yang jangan pernah dibahas ketika berbicara dengan orang baru: Politik, Seks, dan Agama. Jauhi membicarakan 3 topik itu, maka kamu akan selamat.
Kalau bisa, usahakan supaya topik yang kamu angkat bisa dinikmati oleh pihak-pihak yang kamu ajak bicara, apalagi bila kamu mengajak bicara lebih dari dua orang, agar kamu tidak terkesan mengabaikan yang lainnya. Carilah kesamaan diantara audiensmu, dan kamu pun akan menarik perhatian mereka.
ADVERTISEMENTS
4. Berikan jeda dalam berkata-kata, dan berbicaralah secara bergiliran
Berbicara dengan jeda membantumu agar tetap “berbicara sambil berpikir dahulu”, dan bukan asal bicara. Hindarilah berbicara terlaalu panjang, asumsikan bahwa berbicara 2 menit itu terlalu lama, dan berbicaralah sejelas serta sesingkat mungkin, agar orang lain tak merasa jatah bicaranya kamu makan.
Sudah banyak orang yang berbicara tanpa berpikir dahulu, dan itu bukanlah hal yang ideal. Kamu akan bertemu orang-orang baru, usahakan agar tidak menyentuh “isu-isu sensitif” atau langsung menghakimi mereka yang sebelumnya tak pernah bertemu denganmu. Dua trik sebelumnya, yakni banyak mendengar dan berbicara dengan jeda, memberikanmu kesempatan untuk merajut kata sebelum berbicara.
ADVERTISEMENTS
5. Berbicara itu seperti mengantre. Jangan menyela kalau gak mau lawan bicaramu murka
Menyela pembicaraan membuatmu terkesan sombong, seperti halnya menyela pembicaraan. Di setiap situasi, usahakan untuk tidak menyela, kecuali jika menyangkut detail-detail penting dari pembicaraan yang teramat penting dan darurat untuk ditambahkan. Menyela membuatmu terlihat tidak sopan, arogan, dan sombong.
ADVERTISEMENTS
6. Hindari “menimpa” cerita orang lain. Lebih baik bersabar dan menunggu kesempatanmu untuk bersinar
Katakanlah, seorang manajer yang baru kamu temui, menceritakan soal sepatu kulitnya yang murah dan dibeli di sebuah mal ketika sedang diskon. Kamu pun “menimpa” ceritanya dengan memamerkan sepatumu yang dibeli langsung dari perajinnya di Imogiri Yogyakarta, kualitasnya pun lebih bagus, serta harganya pun hanya 1/3 yang ia keluarkan.
Kamu tidak akan terlihat lebih hebat dengan berbicara demikian. Malahan, kamu terkesan ribut, pamer, dan menyebalkan.
7. Anggap saja masalah pribadi seperti underwear kotor. Yang harus kamu lakukan adalah mencucinya, bukan memamerkannya
Mungkin di acara tersebut kamu akan bertemu seseorang yang banyak bercerita soal profil kehidupannya. Dalam sekian menit, kamu langsung tahu bahwa ia punya masalah dengan pacarnya, orangtuanya sakit keras, perusahaan yang ia pegang punya banyak masalah, dan sebagainya. Pembicaraan semacam ini memberikan beban dan perasaan tidak nyaman bagi pendengarnya, sehingga jangan heran bila kamu perlahan menarik kakimu dan memilih berbicara dengan orang lain.
Ketika kamu baru pertama kali berbicara dengan orang lain, batasi pembicaraanmu pada hal-hal yang memang menyenangkan. Ketika ada banyak cerita yang bisa membuat kalian sama-sama tertawa, kenapa harus memamerkan underwear kotor dan membuat lawan bicaramu meringis di dalam kepala?
Itu tadi 7 trik mudah yang diharapkan mampu membantumu memulai dan melakukan dialog dengan orang-orang yang baru kamu temui. Di atas semua itu, hal yang paling penting adalah bersikap natural dan santai saja. Selamat mempraktikkan!