Mengikhlaskan bukan perkara mudah. Keterikatan membuat sebagian orang butuh waktu lama untuk berdamai. Bukan cuma pada mantan, barang-barang yang kamu punya juga perlu diikhlaskan. Apalagi barang yang sudah lama nggak terpakai dan nggak menghadirkan perasaan saat dipegang. Daripada dibiarkan menyesakkan pikiran dan ruang, akan lebih baik diikhlaskan secara cuma-cuma, atau dijual dan didonasikan. Malah lebih bermanfaat, kan?
Kalau kamu berencana untuk membuang barang (decluttering), tapi masih merasa sungkan, kamu bisa belajar mengikhlaskan ala film Happy Old Year. Melalui film ini, kamu akan diajak menemani Jane, tokoh utama dalam film, untuk decluttering barang sekaligus melewati berbagai peristiwa emosional di dalamnya. Alur yang berkembang menyesuaikan langkah-langkah yang perlu dilakukan saat decluttering. Setiap langkahnya menyimpan makna yang bisa kamu petik dan terapkan.
Kamu tertarik mencoba? Berikut Hipwee jelaskan langkah-langkah decluttering barang ala film Happy Old Year.
ADVERTISEMENTS
1. Kamu perlu menetapkan tujuan dan menemukan inspirasi tata ruang yang baru. Planning itu kunci~
Memulai segala sesuatu pasti selalu ada tujuan, tak terkecuali decluttering. Kamu perlu menentukan tujuan melakukan decluttering. Apakah sekadar membuang barang-barang tak terpakai, membersihkan rumah agar terlihat lebih luas, atau menjual dan mendonasikan barang-barangmu agar lebih bermanfaat. Saat tujuan sudah ditetapkan, kamu bisa mengingatnya kembali saat menemui halangan di tengah jalan nanti.
Kalau kamu melakukan decluttering sekaligus ingin menata ulang ruang, mencari inspirasi tentang tata ruang juga bisa kamu lakukan. Seperti konsep penataan ruang agar terlihat lebih minimalis dan segar, inspirasi penataan barang agar lebih tersusun rapi, dan inspirasi-inspirasi lainnya.
ADVERTISEMENTS
2. Berhenti mengenang masa lalu saat bersentuhan dengan barang-barang. Nanti yang ada kamu nggak jadi decluttering, malah hanyut oleh kenangan~
Layaknya mantan pacar, beberapa barang pasti menyimpan kenangan di dalamnya. Seperti boneka pemberian pacar saat kamu ulang tahun, kumpulan tiket bioskop yang dirayakan bersama pacar, atau hadiah baju pemberian orang tua yang sudah kekecilan. Saat decluttering, yang perlu kamu lakukan adalah menyingkirkan kenangan di dalamnya lalu fokus mencari barang-barang yang masih bermanfaat.
Pilih barang yang ingin dibuang, jual, atau donasikan, dan sisihkan yang masih bermanfaat. Jangan seperti Jane yang langsung membuang semua barangnya, lalu mengambilnya kembali karena menyesal. Ya, begitulah. Menyingkirkan kenangan memang nggak mudah~
ADVERTISEMENTS
3. Selain itu, kamu juga tidak perlu melibatkan perasaan saat memilah barang. Walau berat, kamu harus tetap kuat!
Saat memilah barang, mungkin kamu akan menemui titik di mana perasaan emosional kembali menguap. Kamu berhenti pada suatu barang, kemudian teringat pada rasa gembira, sedih, ataupun haru di dalamnya. Berat memang. Untuk itulah kamu perlu menetapkan tujuan di awal. Agar saat menemui keadaan seperti ini, hatimu nggak mudah goyah dan tetap fokus menjalaninya.
ADVERTISEMENTS
4. Selalu ada badai yang menyertai tiap perjalanan. Jangan mudah goyah, bila perlu jadilah kejam terhadap barang-barangmu!
Saat hatimu masih goyah dihantam badai kenangan dan persasaan, menjadi kejam perlu kamu lakukan. Bisa dengan menambah kriteria barang apa saja yang ingin disimpan. Misalnya, barang-barang pemberian mantan pacar nggak perlu lagi disimpan. Walaupun masih bermanfaat, tapi kalau terus-menerus disimpan, hanya menyisakan perasaan menyakitkan, buat apa juga, kan?
Ini juga yang Jane lakukan saat diam-diam menjual piano peninggalan ayahnya. Jane merasa harus menjualnya, karena nggak ingin melihat ibunya terus-menerus dirundung kesedihan saat melihat piano itu. Urusan decluttering barang malah jadi seemosional ini, ya~
ADVERTISEMENTS
5. Setelah kamu kembali yakin pada tujuanmu, kamu perlu berhenti menambahkan lebih banyak hal yang kurang berguna
Setelah barang-barang selesai kamu sortir dalam dus, ruanganmu kini terasa lebih longgar. Selanjutnya, kamu hanya perlu mengatur pola konsumsimu. Seperti membedakan mana yang jadi kebutuhan dan mana yang merupakan keinginan. Agar nantinya ruangan yang sudah longgar itu nggak terisi lagi oleh barang-barang yang hanya satu-dua kali pakai. Biar nggak ada yang disia-siakan lagi.
ADVERTISEMENTS
6. Langkah terakhir, kamu perlu menerapkan kiat move on paling sulit yaitu jangan melihat ke belakang!
Barang-barang yang sudah kamu sortir dalam dus, segera kirim ke pengepul, pembeli, atau tempat donasi. Biar nggak mengingat-ingatnya lagi, kamu mesti meyakini bahwa barang-barangmu setidaknya ada yang bisa memberi manfaat bagi orang lain. Bisa, pasti bisa, kok!
Decluttering barang juga bisa jadi sarana terapi menenangkan diri. Barang-barang yang sebelumnya menyesakkan pikiran dan ruang, setelah di-decluttering, akan membuatmu merasa lega. Mirip seperti saat kamu mengambil napas panjang, lalu membuangnya lewat mulut.
Lega, kan?