Teknik membuat paragraf pembuka yang memikat | Illustration by Hipwee
Kalau pembaca melihat judul yang bagus lalu penasaran itu ibarat jatuh cinta pada pandangan pertama, paragraf pembuka layaknya masa PDKT yang menentukan hubungan ke depannya. Bayangkan kalau di saat-saat kamu dan dia baru mengenal, dia memberikan impresi yang menarik. Jadi penasaran dan ingin lanjut, kan? Bagaimana kalau sebaliknya? Dijamin langsung ingin cepat-cepat pergi meninggalkan. Sama halnya dengan paragraf yang berada di awal artikel.
Paragraf pembuka nggak cuma menarik rasa penasaran, tapi juga harus mampu membuat pembaca bertahan dan bersedia meluangkan waktu untuk terus membaca sampai paragraf terakhir. Inilah tantangan yang harus ditaklukkan seorang penulis, tak terkecuali para penulis tetap di Hipwee, apalagi Hipwee punya gaya sendiri dalam kepenulisan.
Jika kamu perhatikan, paragraf pembuka Hipwee nggak sekadar kumpulan kata yang memantik rasa penasaran pembaca. Ada sentuhan emosional yang kadang diselipkan di dalamnya yang bikin pembaca betah berlama-lama. Lalu, bagaimana cara menyusunnya?
Ada teknik-teknik yang diterapkan oleh para penulis Hipwee yang artikelnya masuk deretan populer nih. Yuk, sontek cara mereka!
ADVERTISEMENTS
1. Bangun interaksi komunikatif dengan mengajukan pertanyaan sehingga SoHip merasa diajak bicara
Ketika menulis artikel Hipwee, kamu perlu terus mengingat bahwa tulisanmu bukan sekadar susunan kalimat aja. Kamu punya tugas untuk membangun kedekatan dengan pembaca. Gaya kepenulisan inilah yang mendasari Hipwee untuk menemani langkah dan menjembatani kebaikan SoHip. Salah satu caranya, yaitu dengan menyajikan artikel yang nggak kaku, seolah para penulisnya sedang berbicara dengan SoHip yang dianggap teman.
Demi mempertahankan gaya ini, biasanya penulis Hipwee membuat paragraf pembuka dengan mengajukan pertanyaan seputar topik bahasan. Selain meninggakan kesan komunikatif, kamu bisa memantik rasa penasaran SoHip sehingga mereka mau terus membaca. Dalam beberapa artikel, kamu juga memakai pertanyaan retorik yang nggak memerlukan jawaban.
Ini dia beberapa contoh paragraf pembuka dengan sebuah pertanyaan pemantik di awal:
Pernahkah kamu merasa…?
Tahukah kamu kalau ternyata…?
Pernah nggak kamu mengalami kejadian ini…?
Sadarkah kamu bahwa selama ini…?
Siapa yang nggak tertarik…?
Rasanya bingung nih | Illustration by Hipwee
ADVERTISEMENTS
2. Paparkan permasalahan yang kerap dialami SoHip. Posisikan dirimu seakan yang paling paham perasaannya
Memiliki sifat malas memang banyak nggak enaknya. Selain menyebabkan banyak pekerjaan tertunda, kamu pun menjadi kurang semangat beraktivitas. Ujung-ujungnya, kamu rugi sendiri karena membiarkan sifat malas menguasai diri. Oleh sebab itu, kamu kayaknya perlu punya barang yang bisa diandalkan saat mau melakukan apa pun serba malas-malasan.
Teknik paragraf pembuka ini juga cukup sering jadi andalan para penulis Hipwee. Sejak paragraf pertama, masalah yang umumnya dirasakan oleh kebanyakan orang udah dipaparkan. Seperti contoh di atas, rasa malas menjadi musuh sebagian besar orang sehingga mereka kesulitan menjalani aktivitas. Dalam beberapa kasus, mereka akhirnya kerap menunda-nunda pekerjaan atau tugas gara-gara nggak bisa mengatasi rasa malas.
Berangkat dari fenomena ini, penulis berusaha memahami masalah yang dialami SoHip. Pun, cara ini cukup efektif untuk menciptakan urgensi bahwa artikelmu memang bisa menjawab kebutuhan pembaca.
ADVERTISEMENTS
3. Tarik rasa penasaran pembaca dengan kutipan yang paling memikat, bisa diambil dari isi artikel
“Enaknya, pekerjaan ini tergolong ini easy money…. Kedua, ini juga termasuk easy job,” terang Armando Yuniar Radityawan, 31 tahun.
“Sikap kekeluargaan dan toleransi yang tinggi membuat semua orang akan betah berada di sini,” tutur Pandan Arum, Selasa (11/1).
Tahukah kamu persamaan kedua penggalan paragraf pembuka di atas? Ya, betul, SoHip. Keduanya menggunakan kutipan untuk menarik rasa penasaran pembaca. Kutipannya diambil dari penuturan narasumber.
Sebenarnya, nggak harus melulu kutipan dari narasumber sebab nggak semua artikel ditulis dengan proses wawancara dulu. Kamu juga bisa mengutip perkataan tokoh publik atau tokoh populer sebagai pemantiknya. Pilih kutipan yang sesuai dengan topik. Selain itu, pilih kutipan yang paling menarik rasa ingin tahu pembaca sehingga mereka makin bertanya-tanya dan ingin terus membaca sampai tuntas.
ADVERTISEMENTS
4. Tunjukkan fakta atau data yang jarang diketahui untuk menggambarkan urgensi~
Buat paragraf pembuka yang ciamik | Illustration by Hipwee
Menjaga pembaca agar terus membaca artikel sampai kalimat terakhir memang nggak mudah, tapi ada banyak cara yang bisa kamu kembangkan. Salah satunya dengan memaparkan fakta atau data yang mengandung beberapa unsur, misalnya, seperti yang jarang diketahui orang atau berisi nominal yang fantastis.
Teknik menulis paragraf pembuka ini juga sering digunakan untuk menggambarkan urgensi. Akhirnya, timbul keharusan pada pembaca untuk menuntaskan artikel yang telah diklik. Ceritakan fakta atau data itu dengan gaya yang ringan dan santai khas Hipwee. Hindari penggunakan kalimat yang kaku seperti tulisan pada platform lainnya, ya.
Bagaimana kalau kamu di posisi ini; setelah berjuang mati-matian di laga panahan, akhirnya kamu mengantongi tiga medali dalam Olimpiade Tokyo. Sebuah prestasi luar biasa, kan? Apalagi, kamu masih berusia 20 tahunan. Pencapaian yang bukan kaleng-kaleng, deh.
Penggalan paragraf tersebut adalah contohnya. Fakta tentang seorang atlet Korea Selatan yang menerima stigmatisasi dan diskriminasi menjadi daya tarik pertama yang ditonjolkan penulis. Gaya menulisnya pun dibuat secara interaktif dengan mengajak pembaca untuk membayangkan diri sebagai si atlet. Dengan cara ini, kamu juga bisa menumbuhkan rasa empati pada pembaca.
ADVERTISEMENTS
5. Gunakan cerita personal yang ternyata juga dialami oleh kebanyakan orang atau menimbulkan rasa emosional
Ponselku berbunyi, tanda sebuah pesan singkat masuk. Malam itu, aku tengah sendirian di kamar kos.
“Kapan pulang, Nduk?”
Pertanyaan itu terasa sangat menusuk dada. Rasanya sangat ingin pulang, tapi aku cuma bisa membalas, “Masih tiga bulan lagi, Pak.” Sebagai mahasiswa, aku memang jarang pulang.
Hipwee punya ciri khas artikel yang membangkitkan perasaan emosional pembacanya. Rangkaian kata yang memberikan efek psikologis yang kuat memang jadi cara Hipwee bertahan di tengah banyaknya platform dengan kekhasan masing-masing.
Kamu bisa menerapkan teknik ini juga saat menulis artikel ala Hipwee. Gunakan cerita personal yang kamu atau orang lain alami. Jika memungkinkan, pilih cerita yang ternyata dialami oleh banyak orang. Selain itu, kamu bisa memilih cerita yang mampu menyentuh sisi sentimental pembaca seperti contoh di atas.
Membuat paragraf pembuka yang menarik sebenarnya nggak hanya berpatokan pada satu teknik aja. Kamu bisa menggabungkan beberapa teknik sekaligus untuk mendapatkan hasil tulisan yang enak dibaca. Oh, ya, 5 teknik tersebut cuma contoh kecil aja. Dalam prosesnya, kamu bisa menemukan banyak teknik lain untuk menghasilkan paragraf pembuka yang menarik sekaligus membuat pembaca enggan buru-buru beranjak dari tulisanu.