Tips menghadapai kejahatan saat hidup sendiri | Illustration by Hipwee via www.hipwee.com
Malam itu, Mila (nama samaran) langsung meneleponku dengan tangis yang pecah. Dari suaranya, aku paham betul kalau ia sedang panik. Berkali-kali ia meminta tolong. Ia mengulang pertanyaan yang sama, “Aku harus apa?”
Ya, Mila adalah seorang mahasiswa tingkat akhir di sebuah kota. Lantaran tempat tinggal jauh dari kampusnya, ia akhirnya memilih indekos khusus cewek. Di rumah bertingkat tiga itu, ia menyewa sebuah kamar sendirian. Suatu malam, menjelang pukul 23.00 WIB, Mila pulang dengan raut wajah yang lelah. Selepas mengikuti pembelajaran di kelas pada sore hari, ia menghabiskan sisa waktu dengan kegiatan organisasi.
Sesampainya di kamar kos, Mila segera merebahkan badan. Letihnya sudah memuncak dan kantuk pun terus mendesaknya untuk cepat terlelap. Nah, di tengah-tengah tidurnya, ia mulai merasakan keanehan. Tangannya seperti diusap-usap pelan oleh seseorang. Dengan kesadaran yang belum kembali sempurna, ia mengabaikan dan menganggapnya mimpi semata. Namun….. usapan itu bergerak dan beralih ke pipinya. Kali ini, Mila tersentak. Pasalnya, sentuhan tangan itu terasa nyata. Mustahil kalau sekadar mimpi saja, pikirnya.
Setelah berusaha keras membuka mata, Mila melihat seseorang berlari kencang, keluar dari kamarnya. Kejadian yang amat cepat itu tentu membuatnya syok. Mila hanya bisa terduduk kaget dengan wajah yang sembab. Ketakutan yang bercampur kepanikan itu menyebabkan air matanya luruh.
Apa yang dialami Mila nyatanya bukan satu-satunya. Banyak orang yang hidup sendiri rentan menghadapi tindak kriminalitas. Berada dari jauh dari orang terdekat seperti keluarga, kita yang hidup sendiri kadang menjadi sasaran empuk buat para pelaku kejahatan.
Makanya, ketika hidup sendiri, kita perlu bekal untuk menjaga diri supaya kita tetap selamat dan aman di kala jauh dari orang-orang tersayang.
ADVERTISEMENTS
1. Pastikan kamar tidak memiliki akses ke plafon. Soalnya, plafon sering kali menguntungkan pelaku saat melancarkan aksi kejahatan
Salah satu tindak kejahatan yang dikhawatirkan saat hidup sendiri adalah pencurian. Nggak sedikit lo cerita orang-orang yang kemalingan di kos atau kontrakan. Apalagi, kalau tempat tinggal kita di perantauan nggak dilengkapi sistem keamanan yang cukup ketat, pencuri pun dengan mudah melenggang masuk untuk mengambil barang-barang berharga.
Memilih tempat tinggal menjadi proses krusial ketika kita akan tinggal sendirian demi menghindari kejahatan. Selain memastikan lingkungan sekitar kondusif, aman, dan nyaman, pastikan kalau kamar tidak memiliki akses ke plafon. Pasalnya, pelaku memanfaatkan plafon untuk masuk ke kamar yang jadi sasaran. Hanya dengan mengantongi informasi kamar dengan akses ke plafon atau langit-langit, aksi pelaku pun lancar.
Nggak kebayang kan kalau beneran kejadian?
ADVERTISEMENTS
2. Hayo, siapa yang biasanya mencabut kunci setelah menutup pintu dari dalam? Jangan lakukan lagi ya, kawan~
Kita mungkin sudah paham, mengunci pintu merupakan bentuk menjaga keamanan. Ketika meninggalkan tempat tinggal, pintu harus dalam keadaan terkunci. Sehingga, orang-orang yang berniat jahat nggak bisa masuk rumah dengan leluasa. Menjelang tidur malam pun, semua pintu dan jendela harus dikunci dulu supaya maling nggak punya celah untuk menggeledah rumah.
Sama halnya saat kita tinggal sendirian, penting untuk mengunci kamar kos ketika bepergian dan menjelang tidur malam. Apalagi nih, nggak ada anggota keluarga yang bakal mengingatkan. Kita cuma bisa mengandalkan diri sendiri.
Biasakan tidak mencabut kunci setelah menutup pintu dari dalam.
Mengapa demikian? Tujuannya agar lubang pintu nggak bisa dimasuki benda atau kunci lain. Kemungkinan pelaku kejahatan membobol pintu pun bisa terhalangi. Jika perlu, tambahkan kunci slot di pintu agar perlindungannya ganda.
ADVERTISEMENTS
3. Letakkan bubuk cabai, bubuk lada, atau hair spray di tempat yang paling mudah dan cepat dijangkau ketika tidur
Pernah mendengar cerita orang yang menyimpan senjata tajam di bawah ranjang? Demi mengantisipasi hal-hal buruk, ia sengaja menaruh benda tertentu yang bisa dipakai untuk pertahanan diri. Cara ini memang bisa jadi opsi untuk melindungi diri kala hidup sendiri, tapi cukup membahayakan.
Pilihan lainnya, kita bisa menaruh botol bubuk cabai, botol bubuk lada, atau hair spray. Nggak harus di dekat tempat tidur, tapi pastikan letaknya cukup mudah dan cepat dijangkau. Misal kejadian buruk terjadi, kita bisa langsung mengambil dan menyemprotkannya ke pelaku.
ADVERTISEMENTS
4. Letakkan pisau atau benda tajam lain di tempat tertutup agar tidak dimanfaatkan pelaku kejahatan untuk menyerang
Sebagai orang yang hidup sendiri, kita pasti menyediakan peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan sehari-hari, seperti pisau, sendok, atau garpu. Wajar sekali kalau kita menyimpannya di kamar kos atau kontrakan. Namun, jangan menaruhnya sembarangan di tempat terbuka. Usahakan peralatan rumah tangga yang tajam disimpan di wadah tertutup.
Coba bayangkan skenario terburuk. Pelaku kejahatan menerobos masuk ke kediaman kita. Si pelaku panik karena sadar kita memergoki aksinya. Ia pun mengambil benda-benda di dekatnya untuk menyerang. Nah, pisau yang diletakkan di tempat terbuka akan sangat mudah menarik perhatian pelaku.
Taruh benda-benda tajam yang berisiko melukai ke laci mulai sekarang, ya.
ADVERTISEMENTS
5. Jauhkan cermin dari posisi pintu atau jendela. Potensi besar si pelaku melihat kondisi TKP dari luar nih
Biasanya pelaku mengamati kondisi kos atau kontrakan sebelum melancarkan aksi. Banyak cara yang bisa dilakukan pelaku untuk mengenal seluk-beluk TKP, salah satunya dengan mengintip dari luar. Usahakan jendela kaca tempat tinggalmu tertutup gorden. Selain itu, pastikan tidak ada cermin yang menghadap ke pintu atau jendela. Soalnya, pelaku dapat mengetahui kondisi dalam tempat tinggal kita lewat pantulan cermin.
6. Kalau ada ketukan pintu, jawab saja untuk memberi tanda kalau ada penghuninya
Ketukan pintu menandakan orang datang yang pengin bertamu. Kadang kala, ketukan pintu juga berarti cara pelaku kejahatan memeriksa keberadaan calon korbannya. Jika ada orang, pelaku akan mengurungkan rencana sembari menunggu korban meninggalkan kediamannya. Saat mendengar ketukan pintu, biasakan untuk menjawabnya. Sehingga, orang tahu kalau kamu ada di dalam.
Ketika mendengar suara ketukan pintu, ini yang harus kita lakukan | Photo by MART PRODUCTION on Pexels
7. Beri tahu alamat tempat tinggal ke orang terdekat dan tepercaya, sehingga mereka tahu ke mana harus menuju jika sesuatu yang buruk terjadi pada kita
Bekal 1 sampai 6 sudah ‘dikantongi’? Eits, masih ada 5 bekal lagi yang diperlukan saat hidup sendirian. Memberitahukan alamat tempat tinggal ke orang lain dengan mudah bukan keputusan yang bijak. Apalagi, kalau orang tersebut tak dikenal.
Akan tetapi, ada kalanya kita memang harus membagikan alamat ke orang lain, terutama orang tepercaya dan terdekat. Amit-amit sesuatu yang buruk terjadi, tapi bila memang tak bisa dihindari, kita bisa memberitahunya untuk meminta tolong. Jika tahu alamat kita, dia sudah paham tempat yang harus dituju.
8. Jalin relasi yang baik dengan tetangga karena mereka yang paling dekat dengan kita secara fisik
Hidup ini nggak lepas dari yang namanya relasi sosial. Selama kita bernapas, kita akan selalu membutuhkan orang lain. Makanya, kecakapan menjalin hubungan sosial juga dibutuhkan, khususnya saat kita hidup sendiri.
Orang tua dan teman-teman tidak berada di dekat kita, satu-satunya yang paling dekat adalah tetangga. Jalin hubungan yang baik dengan tetangga kos atau kontrakan. Sapa mereka dan jangan sungkan untuk memulai perbincangan dan membangun hubungan yang positif. Ketika satu sama lain sedang dalam kesulitan, kita dan tetangga bisa saling mengulurkan tangan.
9. Pentingnya membuat emergency contacts di ponsel untuk berjaga-jaga
Ponsel-ponsel zaman sekarang sudah dilengkapi fitur canggih. Kita bisa membuat dan menyimpan emergency contacts di dalamnya. Dalam situasi sulit yang menghimpit, kita bisa menekan tombol tertentu untuk mengaktifkannya. Sehingga, ponsel otomatis mengirimkan sinyal SOS ke nomer telepon yang ada di dalam daftar. Jadi, ada orang lain yang tahu kalau kita sedang dalam bahaya.
10. Bawa daily survival kit ketika bepergian. Sadari bahwa lingkungan sekitar memang tidak sepenuhnya aman
Daily survival kit | Illustration by Hipwee
Tindak kriminal bisa terjadi di mana saja, nggak cuma di rumah, kos, kontrakan, atau apartemen. Di luar rumah pun, kita bisa saja mengalaminya. Selain memastikan keamanan di kos, kita wajib menjaga diri ketika sedang beraktivitas di luar sehari-hari. Daily suvival kit atau perlengkapan bertahan hidup harian menjadi andalan sebagian orang, terutama kaum hawa.
Beberapa orang sudah menerapkan kebiasaan ini lo. Mereka membawa daily survival kit ketika bepergian. Sebenarnya, tidak ada aturan pasti tentang barang atau benda yang bisa masuk dialy survival kit. Selama benda tersebut bisa dipakai untuk pertahanan diri dan praktis dibawa ke mana-mana, maka sudah termasuk, misalnya botol spray kecil berisi cuka, botol bubuk cabai, botol bubuk merica, senter yang sangat terang, alarm, hingga gulungan kunci dalam jumlah cukup banyak.
11. Lengkapi perlindungan diri saat hidup sendiri dengan mempelajari teknik-teknik bela diri yang simpel
Sasar 3 bagian tubuh lawan | Illustration by Hipwee
Bekal yang terakhir nih, belajar teknik bela diri. Ada banyak teknik bela diri sederhana yang mudah dipelajari. Dengan demikian, kita bisa melawan pelaku kejahatan yang menyerang. Perhatikan juga tiga titik rentan pada tubuh manusia, yakni mata, leher, dan selangkangan. Incar tiga bagian itu pada tubuh lawan.
Berikut ini adalah beberapa contoh bela diri simpel:
Hammer strike
Pegang benda dengan erat seperti sedang memegang palu. Contoh benda yang dipakai adalah kunci rumah
Posisi tangan mengepal dan tegak lurus
Arahkan benda ke lawan sekencang mungkin
Tendangan ke pangkal paha
Gerakkan pinggul ke depan, lalu lutut kedua kaki ditekuk dan tumit ke belakang
Buka lebar kedua kaki dan bersiaplah menendang
Tendang tepat di area pangkal paha lawan dengan kaki kanan menggunakan punggung kaki
Dua contoh tersebut cuma sebagian kecil saja. Kita bisa menggunakan macam-macam teknik bela diri saat menerima serangan dari pelaku kejahatan.