Seputar kontrak kerja yang wajib dipastikan freshgraduate | Illustration by Hipwee
11 Januari 2020, Amanda (nama samaran) menerima tawaran offering letter setelah mengikuti beberapa tahapan rekrutmen kerja. Sebagai fresh graduate, tawaran ini terasa sangat mengejutkan sekaligus mendebarkan. Usai berkali-kali mengirim lamaran dan interview kerja dengan kegagalan-kegagalan yang mengiringinya, kini langkah mendapatkan pekerjaan pertama tinggal sedikit lagi.
Namun… antusiasme itu bercampur kebingungan. Pengalaman pertama ini membuatnya kikuk saat membaca offering letter. Nggak cuma itu, banyak pertanyaan yang memenuhi kepalanya. Apakah tawaran gaji ini udah pas, ya? gumam Amanda.
Padahal, jika offering letter itu nggak ada masalah, dia akan melangkah ke tahap selanjutnya, yaitu penandatanganan kontrak kerja. Sayangnya nih, alih-alih menimbang-nimbang semua poin yang tertuang di offering letter, dia justru bingung dengan pikirannya sendiri. Nggak memungkiri, Amanda punya ekspektasi soal pekerjaan ini, tapi dia merasa takut mengungkapkannya pada pihak perusahaan melalui bagian Human Resources (HR).
Apakah SoHip juga mengalami hal yang sama seperti Amanda saat masuk ke fase pembahasan kontrak kerja? Tenang…. Apa yang kamu dan Amanda alami sebenarnya juga kerap dirasakan oleh para fresh graduate yang masih minim pengalaman dalam menegosiasikan kontrak kerja, kok.
Untuk itu, Hipwee Premium secara eksklusif menghubungi praktisi HR yang udah berpengalaman sekitar 5 dan 7 tahun di perusahaan masing-masing. Armando Y. Radityawan dan Dionni Hertanto membocorkan beberapa hal penting yang wajib dipastikan pelamar kerja terutama fresh graduate.
Baca penjelasan lengkapnya, yuk, SoHip!
ADVERTISEMENTS
Mengapa sih harus paham isi kontrak kerja? Awas, lo, masalah serius bakal muncul kalau kamu masih bingung
Membahas kontrak kerja | Illustration by Hipwee
Kebingungan saat membaca kontrak kerja memang wajar, tapi jangan sampai malah terjebak di dalamnya. Atasi kebingungan itu dan pahami isi kontrak kerja dengan jernih. Kebingungan yang nggak terselesaikan justru mendatangkan masalah di kemudian hari. Pasalnya, kamu menandatangani kontrak kerja yang masih penuh tanda tanya di benakmu. Dengan kata lain, kamu nggak memahami surat perjanjian yang kamu setujui.
Menurut Armando, reputasi akan jadi taruhannya bila pelamar kerja nggak memastikan dengan benar isi kontrak yang ditandatanganinya. Kemungkinan nama pelamar di-blacklist pun ada. Pada dasarnya, HR akan berusaha menelusuri riwayat pelamar kerja untuk mendapatkan informasi yang benar sebelum memberikan penilaian objektif.
Dampak lainnya, kinerja pelamar kerja nantinya pun akan terganggu. Soalnya, menurut Dionni, pelamar kerja belum memastikan dengan baik isi kontrak kerjanya. Jadi, kesalahpahaman akan sangat mungkin terjadi. Makanya, diperlukan komunikasi dua arah antara HR sebagai wakil dari perusahaan dan pelamar kerja agar kedua pihak sama-sama paham.
ADVERTISEMENTS
Belajar membahas isi kontrak kerja dengan HR demi hubungan kerja yang sehat ke depannya. Yuk, beranikan diri!
Sering kali ketakutan udah menyelimuti dada pelamar kerja, khususnya fresh graduate ketika masuk ke tahap pembahasan kontrak kerja. Meski memiliki banyak pertanyaan dan kebingungan, nggak sedikit pelamar kerja yang akhirnya memilih diam. Ada anggapan kalau beberapa poin dalam kontrak kerja merupakan bahasan sensitif untuk didiskusikan.
“Sebenarnya, bahasan soal kontrak kerja seperti gaji bukan hal yang sensitif. Ini common sense aja seharusnya bagi fresh graduate,” terang Armando.
Jika memang ada yang ingin dipastikan lagi, jangan sungkan untuk menghubungi HR, bahkan bila perlu hubungi via sambungan telepon. Soalnya, bahasa tulis yang disampaikan lewat chat atau e-mail kemungkinan dipahami oleh HR secara berbeda. Jadi, kamu nggak perlu merasa segan, apalagi takut membuka obrolan, ya.
Hal ini juga ditekankan oleh Dionni. HR akan terbuka bila pelamar kerja ingin berbincang sebelum menandatangani kontrak. Cara ini lebih baik ketimbang pelamar kerja menyimpan sendiri kebingungannya dan mengeluhkan banyak hal di belakang nanti. Kamu nggak mau hubungan kerja justru berjalan nggak sehat karena merugikan salah satu pihak, kan?
ADVERTISEMENTS
7 hal yang wajib kamu pastikan saat membahas kontrak kerja. Harus clear, ya~
Ketika udah offering letter, pahami setiap tawaran yang diberikan perusahaan. Menurut Armando, ada beberapa hal yang wajib kamu pastikan sehingga kamu dan pihak perusahaan udah saling sepaham. Ini dia beberapa poin yang sebaiknya kamu tanyakan pada pihak HR.
Jenis kontrak kerja
SoHip, ada dua jenis kontrak kerja. Inilah hal pertama yang perlu kamu tahu dan pastikan dulu. Jenis pertama adalah PKWT (Perjanjian Kerja Waktu Tertentu) untukmu yang akan dikontrak dalam waktu tertentu. Jika sesuai aturan lama, minimal satu tahun. Sementara itu, ada PKWTT (Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu). Bila mendapatkan tawaran kerja ini, kamu akan menjadi karyawan tetap setelah melewati masa percobaan (probation).
Poin penting dalam kontrak kerja | Illustration by Hipwee
Penawaran (offering) yang ditawarkan
Umumnya, usai melewati semua tes, kamu akan mendapatkan offering letter. Isinya ringkasan singkat yang menggambarkan apa aja yang kamu dapatkan nanti saat aktif bekerja. Nah, di tahap ini, kamu harus memastikan tawaran yang diberikan perusahaan memang udah sesuai harapanmu. Pastikan juga posisi dan tugasmu di perusahaan.
Inilah waktu yang tepat untuk bernegosiasi, menurut Armando. Karena offering ini berlandaskan komunikasi dua arah, hindari menerima tawaran secara mentah-mentah. Baca, pahami, dan diskusikan isinya dengan HR.
“Ketika kamu ditawari, kamu bisa menawar balik kok. Ini yang sering kali nggak ditanyakan pencari kerja. Padahal, fase ini adalah saatnya kamu bernegosiasi,” ungkapnya.
Jaminan Kesehatan
Poin selanjutnya yang harus dipastikan adalah jaminan kesehatan, seperti BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan. Jika perusahaan memberikan asuransi kesehatan selain BPJS, tanyakan juga. Nggak jarang poin ini dilewatkan begitu aja oleh fresh graduate, padahal mereka berhak mendapatkannya.
Gaji
Poin ini kadang cukup tricky, terutama untuk fresh graduate yang belum punya pengalaman kerja. Nilai tawar yang dimiliki biasanya masih rendah. Armando menyarankan pelamar kerja untuk menerima tawaran gaji sesuai UMR daerah perusahaan sebagai langkah awal aja. Hindari menawarkan jumlah gaji yang lebih tinggi dari gaji yang ditawarkan, apalagi meminta tunjangan yang macam-macam dan cenderung berlebihan.
“Hitungannya, kan, kamu baru mencari kerja, pengalamanmu juga belum ada, kecuali sudah punya pengalaman, itu bisa dijadikan nilai tawar. Beberapa kompetensi yang bakal kamu kerjakan di tempat kerja sebagai magang bisa jadi nilai tawar, misalnya. Kalau masih fresh graduate, kamu baru akan belajar. Kamu akan di-training oleh kami (perusahaan),” ungkap Armando.
Kesempatan untuk naik gaji bisa diusahakan setelah kamu bekerja selama setahun, dua tahun, atau beberapa waktu tertentu setelah memberikan kontribusi yang cukup berpengaruh pada perusahaan. Selain itu, jika kamu udah menguasai pekerjaan dan merasa gajimu udah pantas dinaikkan karena beberapa justifikasi, permintaan naik gaji sah-sah aja. Namun, bila kamu fresh graduate dan belum punya pengalaman, posisimu memang sedikit sulit karena belum punya nilai tawar.
Jam kerja
Dionni menyinggung soal jam kerja sebagai salah satu poin dalam kontrak kerja yang harus dipastikan si pelamar. Jam kerja ini juga mencakup aturan lembur yang diperbolehkan. Lantaran aturan ini bisa berubah-ubah, maka pelamar kerja memang perlu mencari tahu sedetail mungkin agar nggak terjadi masalah di kemudian hari.
Cuti
Aturan cuti seharusnya juga nggak luput dari pembahasan. Hal ini penting dipastikan karena setiap pekerja memang berhak mendapatkannya. Bukan cuma aturan dan jumlah pengambilan cuti, pahami juga proses pengajuannya.
Peranti Kerja
Beberapa perusahaan memberikan peranti kerja sebagai penunjang pekerjaan karyawan. Namun, ada beberapa perusahaan tidak memberikannya. Untuk itu, kamu perlu memastikan kejelasannya agar nggak ada kesalahpahaman yang berujung drama. Peranti kerja bisa berupa laptop, ponsel, tablet, atau juga kendaraan. Semuanya ditentukan sesuai dengan kebutuhan bidang pekerjaanmu.
Mulai sekarang, kamu nggak perlu sungkan atau takut lagi untuk membahas isi kontrak kerja. Pastikan dengan benar dan jelas. Gunakan bahasa yang baik agar HR mengerti kebutuhan dan ekspektasimu. Lantas, kalian bisa menemukan titik tengah yang saling menguntungkan. Win-win solution~