Kondisi pandemi COVID-19 di Indonesia kian membaik. Meski begitu, kita masih perlu menjalankan protokol kesehatan dan melengkapi perlindungan diri dengan melakukan vaksinasi yang terbukti efektif mengurangi risiko terjangkit, penyebaran, dan tingkat keparahan pasien jika terinfeksi. Singkatnya, vaksinasi adalah salah satu kunci keberhasilan melawan pandemi.Â
Kendati demikian, hingga saat ini masih ada orang yang ragu divaksinasi karena berbagai alasan, termasuk kelompok lansia yang diketahui rentan. Nah, agar lansia mau divaksinasi, 4 tips berkomunikasi ini bisa jadi jalan. Yuk, dicoba.Â
ADVERTISEMENTS
1. Mulai komunikasi dengan obrolan ringan, bikin lansia yang kamu ajak bicara nyaman
Membicarakan hal penting yang tengah menjadi keraguan lansia harus dengan cara berbeda. Hindari langsung membahas tentang vaksin COVID-19. Sebaiknya mulai dengan obrolan ringan seperti menanyakan kabar atau kegiatan yang sedang mereka gemari. Intinya, bikin lansia yang kamu ajak bicara merasa nyaman.Â
Ketika lansia yang kamu ajak bicara sudah merasa nyaman, biasanya mereka akan lebih terbuka dan obrolan bisa lebih mengalir. Nah, di sini kamu bisa mengarahkan pembicaraan tentang vaksin COVID-19, seperti dimulai dengan menanyakan pendapat mereka tentang hal tersebut.   Â
ADVERTISEMENTS
2. Dengarkan dan jangan bantah pendapat mereka mengenai vaksinasi COVID-19
Ketika berkomunikasi dengan lansia, posisikan dirimu sebagai pendengar yang baik. Setelah mengajukan pertanyaan sederhana mengenai vaksin COVID-19 di sela obrolan ringan, dengarkan pendapat mereka dengan saksama. Hindari membantah pendapat mereka tentang vaksin COVID-19 sekalipun itu bertentangan dengan fakta yang kamu ketahui.Â
Menjadi pendengar yang baik dan tidak membantah pendapat lansia yang kamu ajak bicara juga bisa membangun kepercayaan mereka, loh. Dampaknya bisa jadi sangat positif. Ketika kepercayaan sudah terbangun, kemungkinan bagi mereka untuk menerima apa yang kamu sampaikan jadi lebih besar.  Â
ADVERTISEMENTS
3. Diskusikan mengenai komorbid atau hal-hal yang menjadi keraguan lansia untuk menerima vaksin COVID-19
Ada banyak alasan yang membuat lansia ragu menerima vaksin COVID-19. Oleh karena itu penting bagi kamu mengetahui dan mendiskusikan apa yang melandasi keraguan mereka, entah itu berkaitan dengan hoaks, atau mungkin kondisi komorbid yang dikhawatirkan lansia akan membahayakan dirinya.Â
Jika keraguan lansia berasal dari hoaks, kamu bisa meluruskan pemahaman mereka dengan merujuk pada sumber-sumber resmi seperti publikasi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) atau organisasi kesehatan yang mengeluarkan informasi mengenai COVID-19.Â
Nah, jika ternyata keraguan lansia tersebut berasal dari kondisi komorbid yang mereka idap, diskusikan lebih lanjut mengenai komorbid tersebut dan anjurkan lansia untuk memeriksakan diri ke dokter. Sebab, beberapa kondisi komorbid seperti Autoimun, Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK), Hipertensi hingga Kanker dapat menerima vaksin COVID-19. Â
ADVERTISEMENTS
4. Libatkan perasaan lansia yang kamu ajak bicara saat membahas vaksinasi COVID-19
Melibatkan perasaan atau empati lansia ketika membahas vaksinasi COVID-19 adalah tips yang nggak boleh kamu lewatkan. Seperti kamu tahu, semakin bertambah usia seseorang, maka biasanya orang tersebut akan menjadi lebih peka dengan perasaannya.Â
Nah, di sini kamu bisa melibatkan rasa kepedulian dan empati lansia untuk melakukan vaksinasi, dengan menjelaskan fakta bahwa vaksin COVID-19 yang mereka terima juga dapat melindungi anggota keluarga lainnya seperti anak dan cucu mereka, atau orang terdekat yang belum bisa menerima vaksin COVID-19. Dengan ini, lansia bisa lebih tergerak untuk melakukan vaksinasi karena keputusan itu akan membawa manfaat bagi orang lain.
ADVERTISEMENTS
5. Jelaskan secara singkat cara kerja, efek samping dan manfaat vaksin bagi lansia
Menyampaikan informasi yang lengkap adalah syarat untuk dapat meyakinkan lansia yang masih ragu menerima vaksin COVID-19. Kamu perlu menjelaskan secara singkat mulai dari bagaimana vaksin bekerja, manfaat vaksin, efektivitas vaksin, hingga efek samping yang ditimbulkan.Â
Mengenai efek samping, kamu juga perlu menjelaskan bahwa lansia tidak perlu khawatir karena efek samping vaksin COVID-19 nggak ada yang serius. Efek samping vaksin COVID-19 sebenarnya hampir sama dengan vaksin lainnya dengan kategori ringan hingga sedang, dan akan hilang dalam beberapa hari.
Adapun efek samping vaksin COVID-19 yang mungkin timbul di antaranya nyeri pada lengan atau pada lokasi suntik, sakit kepala, nyeri otot, nyeri sendi, menggigil, mual, rasa lelah, hingga keluhan mirip gejala flu selama 1-2 hari. Jika lansia mengalami keluhan yang terasa berat, bisa langsung mengunjungi dokter atau pelayanan kesehatan.Â
Nah, jika diukur dengan manfaat yang diberikan vaksin COVID-19, yakni dapat melindungi diri dan keluarga sekaligus bisa mengakhiri pandemi, maka seharusnya tidak ada lagi keraguan bagi lansia dengan kriteria layak vaksin untuk menerima vaksin COVID-19 dosis pertama, kedua dan ketiga (booster).Â
Menerima vaksin COVID-19 dosis lengkap ini sangat penting terutama bagi lansia, karena hal tersebut dapat meningkatkan dan mempertahan sistem imun mereka yang sudah tidak sekuat dulu. Jika sistem imun meningkat, tubuh lansia pun bisa menangkal berbagai macam penyakit lain. Oleh karena itu, yuk #SemangatDapatVaksinasiLengkap.
Nah, itu dia 5 tips berkomunikasi bagi kamu yang ingin membujuk orang tua, kakek-nenek, atau lansia di sekitarmu untuk #SIAPVaksinasi. Kalau sudah memahami 5 tips di atas, kamu bisa membekali diri dengan pengetahuan mengenai vaksin bagi lansia melalui Buku Panduan Kampanye – Pelibatan Masyarakat dan Pesan Penting Vaksinasi COVID-19 Bagi Lanjut Usia yang dirilis Kemenkes RI di sini.
Dalam buku panduan tersebut kamu bisa mengakses banyak informasi penting untuk berkomunikasi dengan lansia perihal vaksinasi COVID-19, mulai penjelasan mengenai manfaat dan efek samping vaksin, tata cara pemberian #VaksinCOVID-19 bagi lansia, hingga bahkan hoaks mengenai vaksin.