Mengenal Tanaman Porang, Ubi Kaya Manfaat yang Diminati Pasar Ekspor

Tanaman porang

Beberapa tahun terakhir, bahan makanan pengganti beras atau nasi mulai banyak diminati. Alasannya pun beragam, mulai dari soal kesehatan hingga lahan sawah yang mulai menyempit. Hal ini membuat bahan makanan selain beras jadi ‘naik daun’ alias mulai banyak diminati, salah satunya ubi porang atau di beberapa daerah disebut juga coblok, iles-iles, dan sebagainya.

Ubi jenis ini ramai dibicarakan karena memiliki segudang manfaat serta telah menjadi komoditas ekspor yang bernilai tinggi dan sangat diminati di negara-negara maju. Padahal, tanaman porang di Indonesia sendiri mungkin belum banyak dikenal baik itu manfaat, olahan, dan daya jualnya. Nah, seperti apa sebenarnya tanaman porang yang sedang hits ini, apa manfaatnya, bagaimana budidaya dan peluang pasarnya?

ADVERTISEMENTS

Jenis ubi yang jadi komoditas unggulan di Jawa Timur dan beberapa wilayah di Kalimantan

Tanaman porang

Tanaman porang | Credit by @petaniporang on Instagram

Tanaman porang memiliki nama latin Amorphophallus Muelleri, masih kerabat dengan bunga bangkai. Daunnya lebar dengan ujung runcing. Kulit batangnya tegak lurus tanpa bercabang dan terdapat belang-belang putih. Tanaman ini menghasilkan ubi yang berbentuk bulat cokelat terdapat bintik-tintik atau sabut pendek.

Porang hampir mirip dengan suweg, hanya saja jika dibelah warnanya kuning dan seratnya halus. Tanaman porang paling banyak ditemukan di wilayah Jawa, terutama Jawa Timur dan beberapa wilayah di Kalimantan sebagai daerah penghasil porang terbesar di Indonesia yang menembus pasar ekspor.

ADVERTISEMENTS

Manfaat ubi porang sebagai bahan makanan sehat mulai dari tepung, kosmetik, hingga bahan komponen kendaraan

Tanaman porang

Porang yang sedang dijemur untuk dijadikan chip/ porang kering | Credit by @porangajung.id on Instagram

Seperti ubi-ubian pada umumnya, porang juga mengandung karbohidrat, lemak, protein, mineral, vitamin, kristal kalsium oksalat, alkaloid, dan serat pangan. Selain itu, porang memiliki glukomanan dan kalsium yang lebih tinggi dari ubi sejenisnya. Porang jika diolah dan dikonsumsi memiliki berbagai manfaat untuk kesehatan seperti diet, mengatasi masalah pencernaan, mongontrol gula darah, dan menurunkan kolesterol.

Sayangnya, porang nggak bisa dkonsumsi langsung, harus diolah menjadi tepung sebelum jadi makanan yang layak konsumsi. Tepung porang biasanya diolah menjadi beras dan mi shirataki, serta konnyaku yang sangat terkenal di Jepang dan Cina. Ada pula yang diolah menjadi bahan kue, penyetabil es krim, kosmetik, obat, campuran lem, bahan penjernih air, bahkan salah satu bahan komponen pesawat terbang.

ADVERTISEMENTS

Budi daya tanaman porang berasal dari bibit ubi atau biji, yang ditanam selama 2 tahun hingga masa panen sebanyak 1 tahun sekali

Tanaman porang

Biji porang atau sering disebut katak | Credit by @petaniporangindonesia on Instagram

Ubi porang dapat tumbuh dengan baik di daerah dengan ketinggian 100-600 mdpl yang tanahnya gembur dan subur. Bibit porang biasanya berasal dari biji atau disebut juga katak, dan bisa juga dari umbi yang memiliki titik tumbuh. Bibit ditanam dengan jarak 90 x 90 cm untuk bisa menghasilkan ubi yang besar.

Tanaman porang umumnya tumbuh di bawah pohon naungan hingga 65%, misalnya pohon jati, sengon, dan mahoni. Bahkan beberapa daerah menjadikan hutan jati sebagai lahan pertanian porang. Dalam budi daya porang, juga diperlukan pemupukan, pemberatasan hama, penyiangan gulma, dan penyiraman yang terkontrol untuk mencegah ubi berjamur dan busuk. Tanaman porang baru bisa dipanen setelah 2 tahun masa tanam, setelah beratnya kira-kira lebih dari 2 kg/ubi.

ADVERTISEMENTS

Ubi porang diminati pasar ekspor mulai dari yang segar hingga olahannya berharga mahal

Tanaman porang

Porang dengan berbagai ukuran | Credit by @petaniporang on Instagram

Sebenarnya tanaman porang bukan sesuatu yang baru di pertanian Indonesia. Hanya saja belum lama diketahui jika tanaman ini menghasilkan ubi yang memiliki segudang manfaat dan bernilai jual tinggi. Harga porang sendiri memiliki beberapa grade atau kualifikasi berdasarkan kualitasnya. Porang basah dihargai 4-14 ribu per kilo. Sementara porang kering atau sering disebut chip seharaga 55-75 ribu. Umumnya 1 kuintal porang segar bisa menghasilkan sekitar 12-16 kg chip, tergantung kualitasnya.

Mulanya, porang segar diekspor ke beberapa negara seperti Jepang, Cina, Vietnam dan Australia. Namun, saat ini pemerintah telah mengarahkan petani untuk mengekspor porang setengah jadi, misalnya dalam bentuk chip dan tepung supaya harganya lebih tinggi dan bisa meluaskan sektor produksi dalam negeri.

Meski saat ini lahan pertanian porang sudah semakin luas, tapi konsumsi porang dalam negeri masih cukup sedikit, lo. Selain masih untuk memenuhi permintaan ekspor, kesadaran akan pemanfaatan porang pun masih sedikit. Kebanyakan masyarakat mengonsumsi porang yang telah diolah menjadi beras dan mi shirataki untuk menggantikan nasi. Setelah tahu seluk beluk porang, gimana apakah tertarik untuk ikut budi daya? Atau jadi penasaran ingin mencoba olahan porang?

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Penikmat buku dan perjalanan

Editor

salt of the earth, light of the world