Selain bersepeda, kegiatan berkebun semakin diminati orang-orang belakangan ini. Salah satu tujuannya adalah menikmati sayuran dan buah-buahan yang ditanam sendiri. Berkebun juga dianggap bisa membuat perasaan jadi lebih rileks. Itulah yang membuat banyak orang mencoba berkebun dengan modal seadanya. Apalagi kita nggak perlu lagi menyediakan lahan yang luas. Pasalnya, ada sistem hidroponik yang menggunakan air sebagai media tanam. Jadi kita bisa melakukannya di manapun, bahkan di perkotaan yang penuh sesak.
Sebelum mencoba sistem hidroponik, kita perlu mengetahui berbagai keuntungan dan kerugian di baliknya. Pahami juga berbagai teknik yang bisa dipilih sesuai kondisi. Selain itu, ada berbagai contoh tanaman hidroponik yang cepat tumbuh. Yuk simak penjelasan selengkapnya!
ADVERTISEMENTS
Disebut-sebut sebagai cara bercocok tanam yang revolusioner, sebetulnya apa sih yang dimaksud hidroponik?
Kata hidroponik berasal dari hydro yang artinya air. Jadi tanaman hidroponik adalah tanaman yang menggunakan air sebagai media tumbuhnya. Tanaman hidroponik diletakkan di tempat yang mudah terkena cahaya agar berkembang maksimal. Berbeda dengan tanaman biasa yang menggunakan tanah, jenis tanaman ini bisa memakai berbagai media lain. Mulai dari kerikil, pasir, sekam, sabut kelapa, sampai rockwool yang merupakan produk serat mineral ringan dari bebatuan.
ADVERTISEMENTS
Sistem hidroponik mempunyai sejumlah kelebihan dan kekurangan yang perlu diperhatikan
1. Hemat tempat
Tanaman hidroponik nggak membutuhkan tanah. Jadi kita nggak perlu mempunyai halaman yang luas untuk menanamnya. Cukup sediakan paralon atau wadah yang diisi air. Tentunya ini bisa menghemat lebih banyak tempat. Apalagi, tanaman hidroponik bisa disusun sampai bertingkat-tingkat.
2. Tenaga yang dikeluarkan lebih sedikit
Kalau memilih tanaman hidroponik, kita nggak perlu repot-repot mengolah lahan. Bahkan nggak perlu menyirami tanaman setiap hari karena tanamannya sudah dialiri air. Proses panennya juga lebih simpel. Secara keseluruhan, tenaga yang dikeluarkan untuk merawat tanaman hidroponik lebih sedikit dibandingkan tanaman biasa.
3. Pertumbuhan tanaman lebih cepat dan hasil panennya cenderung lebih banyak
Walaupun jarang membutuhkan pupuk, hasil panen tanaman hidroponik bisa lebih banyak. Pertumbuhannya juga lebih cepat dibandingkan tanaman pada umumnya karena dialiri air setiap saat. Yang nggak kalah penting, tanaman hidroponik nggak terpengaruh cuaca. Jadi kita bisa tetap bercocok tanam saat cuaca panas maupun dingin. Tetapi, pastikan tanaman hidroponik diletakkan pada tempat yang nggak terkena hujan.
4. Tanaman bebas dari pestisida
Karena menggunakan media air, risiko terserang hama dan penyakit bakal lebih kecil. Jadi kita nggak perlu menggunakan pestisida yang berbahaya. Ini bisa membuat tanaman lebih sehat dan alami. Saat mengonsumsi hasil panennya, kita juga terbebas dari perasaan khawatir.
5. Bisa membutuhkan modal yang besar
Sistem hidroponik memang bisa dilakukan dengan modal seadanya. Tetapi kalau mau berkebun dalam skala besar, dibutuhkan modal yang cukup banyak. Sebab kita harus membeli peralatan, perlengkapan, dan mengeluarkan biaya pemeliharaan. Apalagi alat resmi untuk hidroponik masih sulit diperoleh.
6. Diperlukan ketelitian yang tinggi
Dibandingkan sistem tanam biasa, hidroponik masih jarang dilakukan. Jadi kita harus belajar dari sumber yang terpercaya. Dibutuhkan pula ketelitian yang tinggi untuk melakukannya dengan tepat. Kita harus benar-benar memerhatikan dan mengontrol nutrisi yang diberikan pada tumbuhan, termasuk tingkat keasaman pH. Kalau cara menanamnya nggak tepat, hasil yang diperoleh pun kurang maksimal.
ADVERTISEMENTS
Ada beberapa cara membuat tanaman hidroponik, sebaiknya pilih tekniknya sesuai kemampuan dan kondisi
1. Sistem sumbu atau wick
Dibandingkan yang lainnya, sistem sumbu paling gampang dilakukan sehingga cocok untuk pemula. Yang dibutuhkan adalah dua wadah, terdiri dari satu untuk penampungan air dan satu lagi untuk media tanam. Hubungkan kedua wadah dengan sebuah sumbu yang terbuat dari coco coir, vermiculite, atau perlite. Sumbu itu bakal mengalirkan nutrisi dari wadah penampungan air ke wadah berisi tanaman.
2. Sistem drip atau irigasi tetes
Ini adalah sistem tanaman hidroponik sederhana yang sering digunakan oleh berbagai kalangan. Kita membutuhkan satu wadah untuk media tanam dan satu wadah lagi untuk penampungan air. Keduanya dihubungkan dengan pompa air dan pompa nutrisi. Kalau ditekan, pompa itu bakal meneteskan larutan nutrisi pada akar-akar tumbuhan.
3. Sistem pasang surut
Cara ini sangat populer di kalangan orang-orang yang merawat tanaman hidroponik rumahan. Bagaimana caranya? Siapkan beberapa wadah berisi tanaman. Hubungkan semua wadah itu menggunakan pipa. Kita juga harus menghubungkannya dengan pompa air yang dikendalikan timer. Secara otomatis, pompa itu bakal mengalirkan air ke wadah tanaman sampai ketinggian tertentu. Kemudian airnya bakal surut kalau pompa dimatikan.
4. Sistem rakit apung
Sistem ini adalah cara bercocok tanam hidroponik yang modern. Caranya, tempatkan tanaman di atas styrofoam yang sudah dibolongi. Lalu taruh semua styrofoam itu di wadah berisi air. Jadi akar tanamannya bisa mengapung di atas larutan nutrisi. Praktis juga ya! Tetapi, akar tanamannya rentan membusuk karena selalu tergenang air.
ADVERTISEMENTS
Kalau sudah siap mencoba, yuk pilih jenis tanaman hidroponik yang cepat panen!
1. Pakcoy
Sayuran ini sangat cocok untuk dijadikan masakan tumisan. Sekarang kamu nggak perlu membelinya lagi, cukup tanam sendiri dengan metode hidroponik. Pastikan agar tanaman mendapat aliran air dan nutrisi yang cukup. Sekitar 20 hari setelah ditanam, kamu sudah bisa memanen pakcoy.
2. Kangkung
Sayuran ini bisa tumbuh di media tanah maupun air. Jadi kangkung sangat cocok untuk ditanam dengan sistem hidroponik. Pertumbuhannya juga relatif cepat. Kamu sudah bisa memanennya dalam 4-6 minggu! Kualitas tanaman hidroponik kangkung juga lebih bagus dibandingkan kangkung biasa.
3. Seledri
Seledri cocok hidup dalam media air. Kamu bisa menanamnya dengan sistem hidroponik rakit apung. Seperti kangkung, seledri sudah bisa dipanen dalam waktu 4-6 minggu. Pemanenan bisa diulang setiap 5-6 hari sekali. Caranya, cabut seledri dari wadah yang digunakan. Lalu pisahkan anakan seledri untuk ditanam kembali.
4. Tomat
Nggak perlu lahan yang luas untuk menanam tomat. Dengan pot dan paralon, kamu sudah bisa merawat tanaman hidroponik tomat. Rasa dan kandungan nutrisinya juga tetap terjaga. Setelah biji tomat disemai dan ditanam, kamu membutuhkan waktu 2-3 bulan untuk bisa memanennya.
5. Cabai
Sebelum ditanam, biji cabai harus disemai dulu. Lalu pindahkan pada media tanam yang biasanya menggunakan arang sekam. Jangan lupa alirkan air secara berkala supaya akarnya mendapat nutrisi. Lalu kapan bisa menikmati hasilnya? Kamu bisa memanen tanaman hidroponik cabai kalau sudah memasuki umur 80-90 hari. Waktu terbaik untuk memanennya adalah pagi dan sore.
Itulah berbagai jenis tanaman hidroponik yang bisa cepat dipanen. Kalau menanam dalam skala kecil, hasilnya bisa dimakan sendiri. Pasti puas deh karena kita sudah menghabiskan banyak waktu dan tenaga untuk merawatnya. Lalu bagaimana kalau menanam dalam skala besar? Karena hasilnya lebih banyak, kamu bisa membaginya dengan orang-orang lain atau menjualnya. Lumayan kan kalau bisa menghasilkan uang dari hobi berkebun!