Aduh, capek banget nggak sih, setiap hari dituntut gerak cepat di setiap aktivitas yang padat? Mulai dari bangun tidur, pergi ke kantor, kampus, atau sekolah dengan segudang kegiatan yang harus dilakukan dengan cepat, belum lagi kalau harus multitasking dan pikiran ke mana-mana. Rasanya aktivitas harian yang padat nggak hanya bikin capai secara fisik, tapi juga capai jiwa. Apakah kamu juga merasakan hal yang sama? Nggak jarang kesibukkan membuat kita mengorbankan kesehatan fisik dan mental pribadi, kebersamaan dengan keluarga, bahkan hingga hubungan dengan Tuhan.
Melansir dari Sloww.co, ternyata hidup serba cepat nggak menjamin hidup bisa lebih baik dan kesuksesan lebih mudah diraih, lo.
Kegiatan yang padat dan aktivitas yang serba cepat juga dinilai sebagai pilihan hidup bagi beberapa orang, bukan sebuah keharusan. Sehingga, saat ini sudah banyak orang yang mulai beralih pilihan untuk menjalani slow living, di mana mereka fokus menjalani kegiatan dengan tenang, tanpa terburu-buru, tapi tetap fokus pada target atau tujuan.
Kalau video tentang slow living di TikTok atau YouTube terasa sulit untuk kamu ikuti karena banyaknya kegiatan yang harus kamu lakukan, Hipwee Premium punya tips yang lebih realistis, nih, untuk dipraktikkan. Nggak harus langsung mengubah pola hidup secara drastis kok, bisa dimulai dari hal-hal sederhana, mulai dari menyesuaikan jadwal sehari-hari hingga menemukan inspirasi lewat komunitas. Eits, ada printable rumusnya di artikel ini yang bisa diunduh secara gratis juga, lo. Yuk simak lengkapnya!
ADVERTISEMENTS
1. Memahami prioritas dan tujuan, lakukan hanya yang perlu dilakukan
Buat prioritas / illustration by Hipwee
Selama ini sering kali kita mengalami kebingungan saat menghadapi beberapa kegiatan sekaligus. Misalnya, kepentingan pekerjaan, keluarga, pertemanan, dan urusan pribadi yang kadang datang dalam satu waktu. Nah, saat menjalani slow living kita harus benar-benar mengetahui mana yang perlu dilakukan segera dan mana yang bisa dilakukan di lain waktu.
Maka dari itu, untuk memulai gaya hidup ini, kita harus bisa memahami prioritas dari setiap kegiatan dan juga tujuannya. Hal ini membuat kita jadi lebih fokus dan bisa hadir seutuhnya dalam satu kegiatan. Lalu, bagaimana cara mengurutkannya?
Coba buat prioritas masing-masing kepentingan, misalnya dalam hal pekerjaan, apa yang harus di dahulukan, dalam keluarga apa saja, begitu juga dengan hubungan sosial atau pertemanan, dan kebutuhan diri sendiri.
ADVERTISEMENTS
2. Mulailah dari hal kecil seperti menolak kegiatan yang nggak sesuai
Setelah memahami prioritas, tentunya kita harus memulainya dengan melakukan kegiatan yang benar-benar dianggap penting dan dengan tujuan yang jelas. Hal ini bisa dimulai dengan keberanian untuk menolak ajakan kegiatan yang nggak sesuai dengan prinsip atau tujuan kita dalam menjalani hidup.
Mungkin hal ini terkesan egois, tapi disadari atau nggak, sering kali kita melakukan sesuatu yang nggak sesuai dengan apa yang kita inginkan. Pada akhirnya, kita nggak bisa menikmati kegiatan, bahkan cenderung tertekan dan nggak nyaman. Selain mengajarkan berkegiatan dengan tenang dan nggak terburu-buru, slow living juga mengajarkan kita untuk melakukan hal yang membuat kita nyaman dan damai.
Cobalah untuk membuat daftar hal-hal yang membuatmu takut, tertekan, dan merasa nggak nyaman. Kemudian, berusahalah sedikit demi sedikit untuk menghindarinya.
ADVERTISEMENTS
3. Selalu menikmati kegiatan yang sedang dilakukan dan memberi perhatian penuh
Menikmati hal-hal yang biasanya terlewatkan karena terburu-buru | Credit by Tim Douglas on Pexels
Gaya hidup slow living memungkinkan kita menikmati kegiatan dan mendapat pengalaman yang dihadapi saat itu juga dengan perhatian dan kesadaran penuh. Istilah lainnya adalah bisa mindful di setiap kegiatan. Hal ini membuat kita bisa mengambil makna yang lebih bernilai karena nggak terburu-buru dalam melakukan sesuatu.
Misalnya, saat sedang mencuci piring, coba amati airnya yang bersih dan jernih, kemudian menyadari bahwa air itu sangat bermanfaat untuk kehidupan sehingga membuat kita bersyukur. Kita juga bisa melakukannya ketika makan sambil duduk tenang, nggak perlu terburu-buru sehingga bisa menikmati kelezatannya, bahkan hingga bisa menebak bumbu atau bahan yang digunakan.
Untuk bisa memulai hal ini, coba buat daftar hal-hal yang mudah kamu nikmati atau hal yang membuatmu bisa fokus dalam melakukannya, bisa suatu kebiasaan, hobi, atau pekerjaan.
ADVERTISEMENTS
4. Menyadari pentingnya alam untuk kehidupan
Poin penting dalam slow living yang mungkin sering dilewatkan adalah interaksi dengan alam. Pertumbuhan alam dan makhluk hidup di dalamnya ternyata menjadi salah satu inspirasi gaya hidup slow living, lo. Penganut slow living biasanya memiliki kegiatan khusus di alam baik untuk sekadar hiburan hingga bertujuan untuk kelestarian.
Hal ini membuat kita lebih menyadari pentingnya alam untuk kehidupan yang berkelanjutan, sehingga dalam slow living nggak ada kegiatan ekploitasi alam. Yang ada, bagaimana cara kita untuk bisa menikmati alam secara terus menerus tanpa merusaknya.
Coba buat daftar kegiatan alam yang kamu sukai dan termasuk dalam upaya kelestarian, misalnya berkebun, reboisasi, pencegahan abrasi, dan sebagainya.
ADVERTISEMENTS
5. Fokus lakukan satu kegiatan pada satu waktu tanpa terburu-buru
Jangan melakukan dua hal dalam satu waktu | Credit by Sam Lion on Pexels
Slow living mengajarkan kita bisa tekun, teliti, dan fokus pada apa yang sedang dikerjakan. Jadi, nggak ada istilah multitasking dalam slow living yang biasanya membuat kita jadi terburu-buru dan nggak bisa menikmati proses. Apalagi, kita sudah punya prioritas untuk dilakukan. Makanya, kalau sedang bekerja atau belajar, nggak usah mikir hal lain yang ada di rumah atau di tempat lain.
Contoh paling mudah yang biasanya kita lakukan adalah makan sambil nonton film atau scrolling medsos, meeting atau diskusi sambil balas chat, berkendara sambil main ponsel, dan hal-hal lain yang sering dilakukan secara bersamaan. Dalam slow living, ini nggak boleh dilakukan karena membuat kita nggak bisa fokus pada kegiatan utama.
Untuk memulai slow living, coba buat daftar hal-hal yang harus dilakukan satu per satu berdasarkan kebiasaanmu. Misalnya, nggak boleh makan sambil nonton atau hal lainnya.
6. Mengutamakan ketenangan dan menghindari hal yang membuat gelisah
Salah satu tujuan slow living sebenarnya untuk menghadirkan ketenangan dalam setiap kegiatan sehingga perlu dilakukan dengan lambat dan nggak terburu-buru. Untuk mencapai hal tersebut kita harus mengupayakan ketenangan jiwa dalam hal apa pun. Saat merasa terburu-buru, cobalah tarik napas untuk menenangkan pikiran.
Selain itu, berusahalah menghindari hal yang membuat gelisah, misalnya ketika merasa media sosial terlalu melelahkan, maka cobalah untuk mengurangi interaksi di sana. Slow living memang nggak membatasi kita dalam penggunaan teknologi, tapi kitalah yang harusnya membatasi dan paham apa yang harusnya kita gunakan supaya bisa menjalani hidup dengan tenang dan damai.
Coba buat daftar hal-hal yang membuatmu merasa tenang dan damai, misalnya mengurangi penggunaan media sosial, memperbanyak ibadah, ikut kegiatan yoga, dan sebagainya, sesuai diri kamu sendiri.
7. Memiliki komitmen yang kuat di setiap kegiatan
Komitmen untuk menyelesaikan pekerjaan | Credit by George Milton on Pexels
Meski menjalani hidup yang seolah-olah melambat, slow living sama sekali nggak mengajarkan kita untuk bermalas-malasan atau menunda-nunda pekerjaan. Untuk itu, dalam slow living, kita dituntut untuk melakukan sesuatu dengan komitmen yang kuat. Hal ini membuat kita jadi lebih efektif dalam melakukan kegiatan karena lebih fokus sehingga lebih mudah menyelesaikannya.
Tanpa komitmen, mungkin kita akan menjadikan slow living sebagai ‘tameng’ untuk melakukan sesuatu dengan santai dan lambat tanpa peduli dengan target. Padahal, slow living mengajarkan kita untuk lebih efektif sehingga nggak buang-buang waktu dan energi, tapi tetap bisa menikmati hidup dengan tenang tanpa terburu-buru.
Untuk belajar menerapkan komitmen yang kuat, coba mulai dari hal-hal kecil seperti komitmen untuk berhenti multitasking atau berkomitmen untuk menjaga kelestarian alam. Apa pun sesuaikan saja dengan kebutuhamu, ya.
8. Gabung ke komunitas slow living untuk menemukan inspirasi
Setelah mulai mencoba menerapkan slow living secara perlahan, kamu bisa juga mulai mencari komunitas penggiat slow living, lo. Di dalam komunitas, kamu bisa menemukan teman diskusi dan inspirasi dari orang-orang yang sedang sama-sama belajar slow living, bahkan orang yang sudah ahli.
Selain komunitas, kamu juga bisa belajar dari praktisi slow living lewat buku misalnya Seeking Slow karya Melanie Barnes, The Kinfolk Home karya Nathan Williams, atau podcast How to Make Slowness Your Superpower, Creating a Slow Home with Carl Honore yang bisa diputar di Spotify. Kamu bisa juga belajar dari praktisi slow living Leo Babuta di zenhabits.net.
Nah, untuk lebih mudah menerapkan rumus-rumus praktis saat memulai slow living, kamu bisa membuat daftar hal-hal yang bisa kamu lakukan sebagai panduannya. Tenang, kamu bisa mengunduh printabel rumus praktis slow living ini secara gratis di sini:
Sekarang, sedikit demi sedikit kamu bisa memulai slow living dari hal-hal yang sederhana. Ingat, melakukan perubahan memang nggak mudah, tapi rumus praktis ini bisa membantu memudahkan langkahmu untuk memulai cara hidup yang lebih lebih lambat, tenang, damai, tapi efektif dan tepat tujuan.