Tiba-tiba perbincangan melalui aplikasi chatting itu terhenti lama. Bukan karena Andika atau calon klien nggak tertarik melanjutkan negosiasi pekerjaan freelance, tapi Andika bingung menentukan rate card (rincian tarif dari jasa yang ditawarkan seseorang). Maklum saja, ini adalah pengalaman pertama Andika menjadi freelancer, khususnya content writer.
Kekhawatiran muncul di kepala Andika saat mempertimbangkan jumlah tarif yang akan dipatok. Meski sudah mencari informasi sebanyak mungkin di internet, Andika tetap merasa nggak yakin. Ia khawatir jumlahnya terlalu tinggi dibandingkan rate card untuk content writer pada umumnya. Di sisi lain, kalau menurunkan harga, ia takut malah underpaid.
Apa yang dialami Andika ternyata dirasakan juga oleh kebanyakan freelancer pemula. Setiap kali menentukan rate card, mereka dihadapkan pada pertimbangan-pertimbangan dilematis. Nah, Skuat by Hipwee sudah merangkum beberapa langkah untuk menentukan rate card nih.
Bagaimana, ya, menentukan rate card yang tepat?
ADVERTISEMENTS
1. Mulai mengukur keahlian yang kamu punya dulu sebagai pertimbangan awal
Menentukan rate card memang agak gampang, tapi juga susah. Kalau asal menentukan, bisa-bisa klien malah pergi meninggalkan negosiasi kerja dan fee. Nggak sedikit kasus para freelancer kehilangan tawaran kerja gara-gara masalah ini.
Menurut Faiz Ayyas, 24 tahun, seorang social media planning di ibukota, keresahan para pengambil kerja sampingan soal rate card memang wajar. Awal tahun 2020, saat Faiz memulai jadi freelancer, ia juga merasakan hal yang sama. Namun, keresahan itu pelan-pelan bisa diatasi, salah satunya dengan mulai mengukur keahlian (skill) yang dimiliki sebelum menentukan rate card.
Lantaran belum punya banyak referensi terkait rate card, pastikan tingkat keahlianmu dulu. Cara mengukurnya bisa dengan mempertimbangkan jam terbang, hasil karya, pengalaman, sampai tingkat kemampuan. Misalnya, jika seorang desainer grafis, kamu bisa mengoperasikan aplikasi pembuat desain grafis apa saja? Kemudian, bagaimana dengan portofolio yang kamu kumpulkan selama ini? Semua itu bisa digunakan untuk pertimbangan mengukur keahlianmu sebagai freelancer sesuai bidang yang ditekuni.
ADVERTISEMENTS
2. Selanjutnya, riset harga pada umumnya supaya tarif yang dipatok nggak beda jauh
Langkah kedua adalah riset harga pada umumnya sebagai patokan awal. Kamu bisa melihat di situs-situs freelance di internet. Biasanya mereka memunculkan rate mereka di sana. Kamu juga bisa bertanya pada teman-teman dengan pekerjaan sejenis. Namun, jangan terburu-buru menjadikan harga ini sebagai rate card-mu ya. Pertimbangkan dengan matang sembari mempertimbangkan skill, pengalaman, dan portofolio.
Jika masih ragu dengan pengalaman, ada baiknya mematok rate card yang nggak melebihi harga pada umumnya. Pilih harga dasar yang nggak terlalu jauh di bawah atau nggak terlalu jauh di atas tarif yang ada. Cara lainnya, tentukan nilai/harga yang masih masuk akal dengan tenaga yang dikeluarkan untuk mengerjakan proyek sampingan tersebut.
Selain itu, ada beberapa metrik yang bisa digunakan untuk menentukan rate card, yakni cost per view (CPV) dan cost per action (CPA). Dengan cara ini, kamu akan lebih mudah mengukur tarif dengan indikator yang jelas.
Ratecard/ Illustration by Hipwee
ADVERTISEMENTS
3. Hindari ‘membanting’ harga hanya demi mendapatkan banyak klien
Saat menentukan rate card, hindari merendahkan tarif untuk mendapatkan banyak klien. Ada baiknya cara ini cenderung dihindari karena bisa merugikan diri sendiri, apalagi mengingat banyak pengelola freelance bermunculan yang tentu punya banyak sumber daya manusia. Biasanya, pengelola tersebut memberikan penawaran yang lebih kompetitif. Daripada menjatuhkan harga, tapi nggak sebanding dengan tenaga dan upah yang diterima, sebaiknya tentukan rate card dengan hitungan yang wajar.
ADVERTISEMENTS
4. Buat rate card dengan desain yang menarik dan mudah dipahami supaya tampak profesional
Kalau sudah menentukan harga, buat rate card dengan desain yang mudah dibaca. Pastikan di dalamnya terdapat informasi tentang jenis jasa, brand image, dan tarif untuk setiap jasa yang kamu tawarkan. Maanfaatkan aplikasi pembuat desain rate card yang bisa diakses gratis di internet. Jadi, ketika ditanya soal rate card oleh klien, kamu hanya perlu mengirimkannya.
ADVERTISEMENTS
5. Naikkan rate card perlahan sesuai dengan meningkatnya kemampuan serta pengalaman
Untuk awal, nggak apa-apa bila rate card-mu sedikit lebih rendah dengan harga pasar. Namun, perlahan kamu bisa menaikknya sesuai dengan peningkatan kemampuan dan pengalaman juga. Selain itu, rate card bisa jadi masih bersifat fleksibel, tergantung kesepakatan klien.
Trik lainnya adalah bijaklah menegosiasikan rate card dengan mempertimbangkan latar belakang klien juga; apakah klien berasal dari BUMN, UMKM, atau perorangan?
Yang perlu diingat, pilihan menentukan rate card pada tahap awal bukan tentang salah dan benar. Banyak kondisi dan faktor X di balik keputusan tersebut. Makanya, ada juga freelancer yang menghitung rate card dengan harga yang rendah karena menekuni side job hanya untuk mengisi waktu. Ada juga orang yang mematok harga tinggi karena memang sudah punya pengalaman dan skill mumpuni. Poin utamanya adalah tentukan rate card dengan kondisi, tujuan, dan kebutuhan, tapi cobalah tetap berdasarkan riset harga yang tepat.