Hidden tricks pakai Canva | Illustration by Hipwee
Pernah nggak sih, ketika melihat satu desain, kamu langsung ngeh kalau itu dibuat di Canva? Entah terlihat dari tata letaknya, elemen, atau warnanya sangat familier dengan template yang ada di aplikasi tersebut. Biasanya, hal ini memang terjadi karena seseorang menggunakan template desain di Canva tanpa pengeditan sama sekali atau kemungkinan cuma mengedit isinya saja.
Sebenarnya nggak apa-apa, sih, soalnya template dari aplikasi ini aja udah banyak yang bagus. Namun, sayang banget, kan, kalau Canva nggak dimaksimalkan penggunaannya? Menurut Fiony Angelika (Canva Ninja), kita bisa, lo, membuat desain yang cantik dan ciamik seperti memakai aplikasi desain profesional hanya dengan Canva. Namun, ada syaratnya…. Kita harus memahami cara atau teknik-teknik membuat desain grafis, tapi nggak kelihatan pakai Canva.
Emang bisa, ya?
Bisa dong, SoHip. Fiony membagikan bocoran caranya di ulasan ini. Simak, yuk!
ADVERTISEMENTS
1. Kalau mau hasil yang bagus, hindari menggunakan template tanpa kreativitas dan improvisasi
Menggunakan template desain di Canva bukan sesuatu yang buruk. Kalau mengingat template yang disediakan sudah estetis dan eye catching, hal yang wajar bila para pengguna menggunakannya. Namun, menggunakan template tanpa pengeditan menyebabkan hasil desain kita sangat terlihat pasaran.
Jadi, sebisa mungkin hindarilah menggunakan template. Jika memang terpaksa menggunakan template, usahakan jangan sama persis. Buatlah improvisasi versimu sendiri. Hindari hanya mengubah isi, gambar, elemen. atau jenis hurufnya saja. Coba ubah juga tata letaknya.
“Misal posisi elemen di tengah, ubah ke pinggir atau recreate lagi desain yang baru meski kita membuatnya nggak dari nol,” terang Fiony.
Dengan cara ini, kita masih bisa memasukkan kreativitas ke dalam desain grafis yang dibuat sehingga hasilnya terlihat unik.
ADVERTISEMENTS
2. Pastikan dulu apa yang ingin kita delivery dalam desain grafis. Penting!
Cara selanjutnya membuat desain, tapi biar nggak kelihatan di Canva adalah memastikan apa yang kita delivery ke audiens. Menurut Fiony, cara kerja ini mirip dengan menulis. Ketika menulis, kita harus memastikan dan memahami dulu informasi yang akan dibahas bukan? Sama halnya saat kita ngomongin desain grafis.
Kita punya PR untuk memahami apa yang ingin kita sampaikan dan bagikan di dalam desain. Setelah itu, coba bayangkan atau rancang kerangkanya di dalam otak dulu. Kira-kira desain seperti apa desain yang ingin dibuat? Apakah kita ingin membuat desain yang bertipe minimalis atau infrografis. Baru deh, kalau sudah tahu rancangannya, kita buat desain dengan menggunakan aplikasi Canva.
ADVERTISEMENTS
3. Manfaatkan fitur-fitur ‘tersembunyi’ di Canva. Jarang dieksplorasi nih~
Sebenarnya Canva nggak kekurangan fitur bagus di dalamnya, tapi ada beberapa fitur yang jarang diketahui. Akhirnya, fitur-fitur ‘tersembunyi’ ini nggak terlalu dieksplorasi oleh penggunanya. Padahal, kalau bisa memaksimalkan penggunaannya, hasil desain kita dijamin nggak terlihat seperti desain di Canva.
Ini beberapa fitur yang kurang dieksplorasi banyak orang, tapi menjadi andalan Fiony:
Dengan fitur ini, kita bisa mengedit foto secara optimal seperti menggunakan aplikasi Photoshop. Contohnya, membuat garis di belakang foto.
“Itu juga bisa dilakukan di Canva dengan menggunakan fitur Shadow. Aku sedikit lupa apa namanya, seperti Outline,” tutur Fiony.
Optimalkan hasil cetak dengan penyimpanan CMYK
Jika ingin membuat desain banner atau desain-desain yang tujuannya untuk dicetak, simpan desain dengan pakai fitur CMYK. Fitur ini sebenarnya nggak ada di Canva dulu. Mengapa? Karena Canva memang diciptakan untuk membuat desain-desain digital seperti konten Instagram, logo digital, dan sebagainya. Sekarang Canva mulai mengembangkan diri. Nggak cuma fokus ke desain digital, tapi juga art printing.
Kalau art printing disimpan dalam bentuk jpg, besar kemungkinan warnanya akan berubah. Akhirnya, Canva membuat inovasi berupa penyimpanan dalam bentuk CMYK agar warnanya nggak berubah.
Optimalkan fitur-fitur Canva Pro
Bila mempunyai bujet yang lebih, nggak ada salahnya untuk beralih ke Canva Pro. Ada banyak fitur menarik yang memudahkan pengguna, seperti fitur social media schedule.Kita bisa upload otomatis desainnya melalui Canva. Kita hanya perlu menyambungkan Canva dengan akun media sosial seperti Instagram. Selain itu, kita juga bisa mengunggah font ke Canva Pro.
Ada juga aplikasi-aplikasi extend dari Canva yang kurang dieksplorasi seperti QR Code, giveaway, dan lainnya Jadi, ada banyak source foto, video, atau elemen-elemen yang ada di luaran Canva yang bisa digunakan atau disambungkan sehingga bisa kita tambahkan dan eksplorasi,” jelas Fiony.
Trik pakai Canva dari ahlinya nih | Illustration by Hipwee
ADVERTISEMENTS
4. Beranilah bermain warna supaya hasil desain seperti buatan desainer profesional
Kesalahan memilih warna juga memengaruhi hasil desain. Kebanyakan orang mungkin akan memilih warna yang aman dan nggak kontras. Misalnya, latar belakang desainnya berwarna hitam, kemudian font berwarna abu-abu. Isi desain memang terbaca sih, tapi susah untuk dibaca tulisannya.
Lantas, bagaimana warna yang sebaiknya dipilih?
Beranilah memilih warna yang kontras. Tujuannya agar isi dalam desain tetap bisa dilihat oleh audiens. Perkara warna ini sedikit sepele, tapi kalau salah pilih, hasil desain malah kayak kurang profesional.
ADVERTISEMENTS
5. Ini jumlah dan jenis font yang paling pas dipakai dalam sebuah desain. Berapa, ya?
Salah satu faktor yang membuat desain kurang menarik adalah penggunaan font. Umumnya, desainer bingung memilih font dan malah merasa semua font bagus. Ujung-ujungnya, desainer akan menggunakan semua font di satu desain. Padahal dalam desain grafis, nggak boleh ada terlalu banyak jenis font.
“Maksimal 3 jenis font, tapi rata-rata desainer memakai 2 jenis font. Satu font untuk judul dan satu jenis lagi untuk bagian paragraf,” kata Fiony.
7. Pemilihan elemen harus cermat, tepat, dan cukup. Ini triknya!
Terlalu banyak elemen atau terlalu banyak teks justru membuat desain tampak nggak profesional. Kalau banyak teks malah jadi mirip dengan buku cetak atau koran. Kita harus mampu mengubah pesan teks menjadi bentuk visual yang menarik. Penggunaan elemen akan sangat membantu untuk mewujudkan desain dengan visualisasi yang jelas.
Elemen yang sering Fiony pakai adalah Organic Shape, Abstract Shape, Scribble, Gradien, dan lainnya. Elemen-elemen ini bersifat general. Artinya, elemen ini bisa dipakai untuk hampir semua desain. Contohnya, Organic Shape adalah elemen-elemen dasar untuk digunakan semua jenis desain.
“Meski semua elemen tersebut bisa digunakan untuk semua jenis desain, tapi tergantung jenis desainnya juga, ya. Apakah diaplikasikan untuk desain yang sifatnya estetis, pastel, atau retro?” tekan Fiony.
Ini beberapa daftar kata kunci elemen yang jarang diketahui:
Quirkyvibrant
Aesthetic Boho Floral Solid
Ethereal Grainy
Modern Shape
Freehand Pen Scribble
Watersolor Splotch Shape
Rustic Watercolor
Handpainted Watercolor Food
Watercolor Flowers
Setelah tahu trik dari Fiony, sekarang saatnya membuat desain grafis di Canva, tapi hasilnya seperti menggunakan aplikasi profesional. Selamat mencoba~