Semakin ke sini, rasanya makin banyak orang yang begitu peduli dengan kesehatan tubuhnya. Hidup sehat saat ini seolah jadi tren yang bisa menyebar layaknya virus. Tentu saja internet dan media sosial punya andil besar dalam menyebarkan ‘virus’ itu. Biasanya semua berawal dari gaya hidup yang dipopulerkan selebriti luar negeri ataupun tanah air lewat media sosial dan layar kaca. Dari situ para pengikutnya langsung kompak meniru.
Seperti yang sekarang lagi hangat-hangatnya dibahas di media massa: diet ‘karnivora’. Di luar negeri, diet jenis ini mulai populer karena disebut-sebut sebagai diet paling menyenangkan. Kalau selama ini kebanyakan diet mengharuskan kita membatasi makanan berlemak seperti daging dan memperbanyak sayur dan buah, lain halnya sama diet satu ini, yang justru membebaskan pengikutnya makan daging tiap hari! Meskipun cuma boleh makan daging, tapi katanya diet ‘karnivora’ juga bisa bantu menurunkan berat badan lho. Tapi tunggu dulu, sebelum kamu latah ikut-ikutan, ternyata tidak sedikit orang yang kontra sama diet ini. Jadi gimana sih pro kontranya?
ADVERTISEMENTS
Sesuai namanya, diet ‘karnivora’ cuma memperbolehkan pengikutnya makan daging merah. Karbohidrat, sayur, dan buah dilarang keras
Diet ‘karnivora’ ini punya prinsip rendah karbohidrat, tinggi protein. Mereka yang menjalani diet ini bisa mengurangi 30-90% asupan karbo hariannya dan menggantinya dengan asupan protein. Kalau biasanya kita diharuskan makan protein 0,8 gram/kilogram berat badan, kalau lagi diet ‘karnivora’ jumlahnya bisa mencapai 1,2-1,4 gram/kilogram berat badan. Kalau beratmu 50 kg, berarti kamu perlu mengonsumsi daging-dagingan yang mengandung protein 60-70 gram per harinya. Beberapa orang biasa menggabungkannya dengan produk susu dan telur serta banyak minum air putih.
ADVERTISEMENTS
Menurut penelitian, menerapkan pola makan rendah karbohidrat dan tinggi protein memang bisa memicu penurunan berat badan yang lebih cepat
Penelitian dalam The Journal of Nutrition memaparkan kalau metode diet rendah karbo dan tinggi protein ini memang terbukti bisa bikin berat badan turun lebih cepat, dibandingkan dengan diet tinggi serat. Alasannya karena rendahnya asupan karbo ini, membuat tubuh akhirnya mengambil cadangan lemak sebagai sumber energi. Selain itu, protein juga mampu membuat perut merasa kenyang lebih lama, sehingga nafsu makan pun bisa lebih terkontrol.
ADVERTISEMENTS
Sebelum kamu penasaran mencoba, mending pertimbangkan juga berbagai sisi negatifnya seperti yang dipaparkan pakar diet, Jackie Elnahar, berikut ini
Pakar diet sekaligus pendiri TelaDietitian, Jackie Elnahar, mengungkapkan jika diet ‘karnivora’ ini dapat memicu gangguan pencernaan seperti sembelit parah akibat konsumsi daging merah berlebihan. Lemak jenuh dan kolesterol yang terdapat di dalamnya juga berpotensi menyumbat arteri sehingga mendorong munculnya penyakit jantung dan liver.
Penyakit lain yang kemungkinan menyerang adalah ketoasdosis. Gangguan ini terjadi ketika tubuh mengambil cadangan lemak sebagai energi sehingga menghasilkan zat bernama keton. Terlalu banyak keton bisa memicu ketoasdosis yang ditandai dengan gejala mual, muntah, kulit kering, haus terus menerus, hingga sulit bernafas.
ADVERTISEMENTS
Badan kesehatan dunia WHO juga sebenarnya tidak merekomendasikan makan daging merah terus-terusan lho
Pada 2015 lalu, World Health Organization (WHO) menerbitkan laporan yang menyimpulkan bahwa daging merah punya sifat karsinogenik sebagai pemicu kanker. Kalau dikonsumsi berlebihan, tentu saja bisa berbahaya bagi tubuh. Karena itulah badan riset kanker Amerika menyarankan untuk tidak mengonsumsi daging merah lebih dari 18 ons per minggunya, demi mengurangi risiko kanker.
Karena dianggap lebih banyak kerugiannya dibanding manfaatnya, diet yang awalnya diperkenalkan oleh Shawn Baker, seorang mantan ahli bedah ortopedi ini banyak tidak direkomendasikan oleh para ahli. Tapi kalau kamu memang penasaran dan tertarik mencoba, lebih baik konsultasikan dulu sama dokter atau ahli gizi ya!