Cara realistis punya aset/ Illustration by Hipwee via hipwee.com
Bagi beberapa orang, mendapatkan pekerjaan baru atau promosi ke posisi lebih tinggi merupakan hal yang sulit untuk diraih. Paling tidak, beberapa orang perlu bertahun-tahun untuk mendapatkannya. Tak peduli berapa pekerjaan sampingan yang dijalani, rasanya penghasilan yang didapatkan bisa dikatakan sekadar cukup untuk memenuhi kebutuhan saja. Akhirnya, sambil menunggu kesempatan datang kita harus bertahan dengan pendapatan saat ini yang masih ‘pas-pasan.’
Lantas, apakah hidup kita akan seperti itu terus-terusan?
Tenang… Kabar baiknya, kita ternyata tetap bisa naik kelas secara finansial walaupun mungkin pendapatan masih di angka yang segitu-gitu aja lo. Bagaimana caranya?
ADVERTISEMENTS
Sebelum klaim bahwa pendapatan kita pas-pasan, coba deh cek dulu apakah benar ‘pas-pasan’ atau jangan-jangan salah perhitungan?
Pertama, pastikan dulu kenapa pas-pasannya. Apakah sudah dihitung benar penghasilan dikurangi pengeluaran memang sama persis tanpa sisa? Kalau belum pernah dicatat dan dihitung, frasa “pas-pasan” rasanya belum valid karena kita belum pernah tracking sama sekali. Siapa tahu memang ada pengeluaran terlalu besar? Atau mungkin kamu menghidupi terlalu banyak tanggungan?
Kedua, naik kelas dalam financial planning itu ada urutannya. Yang pertama level paling dasar, yaitu mencukupi kebutuhan rutin bulanan. Setelah terpenuhi dan ada sisa, kamu bisa mulai mengumpulkan dana darurat. Selanjutnya, mulai memikirkan rencana saat sakit atau pencari nafkah utama meninggal dunia. Yang terakhir, investasi dana pensiun, dana pendidikan, dan seterusnya juga bisa direncanakan.
Ketiga, sebelum kelola keuangan, memang harus ada dulu uangnya. Jadi, proses menghasilkan uangnya yang dimaksimalkan. Punya growth mindset, punya keinginan untuk terus belajar hal baru dan skill baru bisa jadi poin penting kompetisi kita di dunia kerja. Bisa juga dengan menambah jenis pekerjaannya. Misalnya, siang kerja, weekend menjadi fotografer freelance atau make-up artist. Selain itu, kamu mungkin bisa nyambi menjalankan MLM. Jangan dimakan gengsi kalau memang penghasilan kita belum cukup, selama tidak merugikan orang lain, jalani saja seperti biasa.
ADVERTISEMENTS
Kita harus mampu menyusun skala prioritas, jangan karena tersedia paylater lalu kita merasa bebas menggunakannya
“Duh, kok lucu banget, ya? Tapi, belum gajian nih. Ah, kan ada paylater!”
Familier dengan kalimat tersebut?
Utang itu boleh saja asalkan kamu berani bayarnya. Tetapi, untuk paylater, kan kebanyakan untuk konsumtif, ya? Kenapa kamu begitu urgen berutang untuk hal-hal konsumtif? Kenapa kamu tidak bisa menahan diri dan selfcontrol kamu kurang baik? Coba resapi dulu.
Utang yang baik itu utang produktif, bisa jadi aset seperti KPR rumah atau utang untuk bisnis. Utang untuk konsumtif sebaiknya dihindari karena bisa jadi kebiasaan buruk. Apalagi, penggunaan paylater sekarang sangat mudah dilakukan. Kalau tidak mulai mengontrol diri, bisa-bisa kebablasan.
Sekarang, coba cek dulu deh, daftar utang kamu digunakan untuk keperluan produktif atau beli barang-barang yang nggak perlu cuma karena ‘lucu’?
ADVERTISEMENTS
Salah satu level tertinggi naik kelas secara finansial adalah tabungan atau investasi, tapi prioritas harus disusun dulu dengan benar
Kalau pendapatan masih pas, investasi BELUM jadi prioritas kamu. Ingat urutan prioritas keuangan yang mesti kamu catat ini ya.
Prioritas keuangan/ Credit: Hipwee
Kalau itu sudah terpenuhi baru boleh investasi. Jangan cuma kemakan informasi dari orang lain, lantas kamu malah menggunakan uang yang harusnya untuk dana darurat malah untuk investasi.
Tidak ada rekomendasi produk investasi tertentu, tidak ada yang namanya investasi terbaik. Yang ada adalah investasi sesuai tujuan keuangan. Apa tujuan keuanganmu? Misal menikah 1 tahun lagi, ya kurang pas kalau mau investasi saham misalnya. Pasalnya, kalau tiba-tiba anjlok, uangmu jadi hilang. Nikahnya bisa-bisa jadi gagal. Makanya, perlu disesuaikan.
Jika punya tujuan jangka pendek, gunakan produk dengan risiko rendah seperti deposito atau reksa dana pasar uang. Untuk tujuan jangka menengah, bisa investasi di reksa dana pendapatan tetap. Sedangkan untuk tujuan jangka panjang, bisa di reksa dana saham, saham, atau crypto misalnya.
ADVERTISEMENTS
Walau kedengarannya nekat, tapi kamu bisa saja kok membeli rumah atau kendaraan dengan gaji yang ‘pas-pasan’
Walau gaji tidak terlalu besar, mungkin saja kok kamu punya aset yang kamu ingin-inginkan.
Yang harus disesuaikan adalah membeli yang seperti apa.
Rumah bisa jadi pembelian terbesar seumur hidupmu, jadi dipikirkan baik-baik ya. Kalau belum ada yang sesuai, misal harganya terjangkau, tapi terlalu jauh dari tempat kerja sehingga ada risiko kelelahan di jalan, maka tidak masalah untuk menunda dulu saja. Tetapi, gunakan uangnya untuk diinvestasikan supaya bisa mengejar kenaikan harga rumah ya.
Harga rumah itu kenaikannya sekitar 4-6% per tahun. Kalau kamu bisa menginvestasikan uangnya di tempat yang lebih dari itu, maka kenaikan harga rumah akan terkejar. Belinya nanti saat penghasilanmu sudah bertambah dan kamu bisa menemukan rumah yang sesuai kebutuhanmu.
Rumah dan mobil/ Credit: Hipwee
Sementara itu, untuk mobil, selalu ada opsi mobil second yang harganya bisa jauh sekali dari harga mobil baru. Yang penting mesin bagus, AC jalan, sebetulnya cukup. Lagi pula, fungsi mobil hanya alat transportasi. Makanya, kamu bisa membawa montir atau orang yang mengerti mesin mobil saat membeli mobil second untuk memastikan kondisinya. Sepengalamanku yang sudah 8 tahun 2 kali beli mobil second, maintenance-nya justru masih jauh lebih irit dibandingkan harus beli mobil baru kok.
Cara mengumpulkan uangnya gimana? Baik rumah ataupun mobil, cari tahu dulu berapa kebutuhannya lalu tarik mundur. Misalnya, beli mobil second Rp50 juta 2 tahun lagi. Maka, Rp50 juta dibagi 2 tahun dibagi 12, itulah jumlah yang harus kamu tabung setiap bulannya.
Nah, setelah membaca ini, mungkin ada beberapa hal yang mulai bisa kamu lakukan nih. Pertama, cek dulu apakah kamu sudah mengalokasikan uangmu dengan benar dan sudah menyusun skala prioritas? Jika belum, coba deh mulai lakukan dari sekarang. Kedua, coba review bagaimana kamu menggunakan uangmu selama ini. Kalau masih suka check out sembarangan di toko hijau atau oranye menggunakan paylater, coba untuk lebih bijak ya.
Dengan gaji yang kita bilang pas-pasan, bukan tak mungkin kok kita hidup sejahtera dan naik kelas~