Mana yang lebih kamu suka, Â makanan manis, atau makanan gurih?
Pada dasarnya, tubuh kita sama-sama memerlukan gula maupun garam dalam kadar tertentu. Namun, apa jadinya jika yang dikonsumsi ternyata melebihi batas yang seharusnya? Seperti yang kita ketahui, apapun yang berlebihan tak pernah baik, pun dengan konsumsi gula dan garam.
Meski tubuh sama-sama memerlukan kedua jenis rasa tersebut, kamu perlu tahu bahaya yang mengancam jika apa yang masuk ke dalam tubuh ternyata berlebih. Tapi, kira-kira, manakah yang lebih berbahaya, gula atau garam, ya?
ADVERTISEMENTS
Sebelumnya, kamu harus tahu terlebih dahulu tentang fungsi dan manfaat gula maupun garam bagi tubuh
Gula dibutuhkan sebagai sumber karbohidrat sederhana. Dari situlah terbentuk kalori yang berfungsi sebagai energi bagi tubuh untuk melakukan berbagai aktifitas, misalnya fungsi kognitif otak, fungsi sistem pencernaan, dan fungsi gerak tubuh. Bisa dibayangkan jika tubuh kekurangan asupan gula, tentu akan berdampak pada tidak berjalannya fungsi tubuh sebagaimana seharusnya. Pun dengan garam, di mana natrium yang terkandung di dalamnya dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan cairan tubuh. Jadi jelas sudah bahwa gula dan garam sama-sama dibutuhkan oleh tubuh.
ADVERTISEMENTS
Lalu, apa yang terjadi jika kita terlalu banyak mengonsumsi garam?
Kebanyakan orang lebih concern pada kadar konsumsi gula. Padahal, garam pun punya efek berbahaya jika dikonsumsi berlebihan. Natrium dalam garam yang bertugas untuk menahan cairan tubuh dapat menjadi polemik jika kita mengonsumsi garam dengan dosis yang lebih dari seharusnya. Karena jika ini terjadi, maka makin banyak pula cairan yang menumpuk atau terjebak di pembuluh darah, ginjal, jantung, serta otak. Hal ini menjadi penyebab tekanan darah tinggi (hipertensi). Seperti diketahui, tekanan darah tinggi dapat berkembang menjadi penyakit serius lain, seperti sakit jantung dan stroke.
ADVERTISEMENTS
Bagaimana dengan gula?
Ketika seseorang mengonsumsi gula berlebihan, produksi insulin pun meningkat sehingga menyebabkan resistensi insulin. Hal inilah yang menjadi resiko awal tubuh menjadi gemuk, karena gula berlebih akan disimpan tubuh sebagai cadangan lemak. Seiring waktu, resistensi insulin dan kenaikan berat badan ini memicu risiko diabetes, gagal ginjal, glaukoma, stroke, sampai pada penyakit jantung.
Sialnya, meningkatnya hormon insulin akibat dari konsumsi gula berlebih juga berdampak pada meningkatnya fungsi natrium. Tentu ini memperburuk kondisi tubuh karena akan menahan cairan di ginjal dan mengarah pada akibat yang sama seperti kebanyakan makan garam, yaitu risiko hipertensi. Karena hal inilah, jika dibandingkan head-to-head, Kaleigh McMordie, ahli gizi dari Texas, AS, mengatakan, gula bisa dibilang lebih buruk daripada garam.Â
ADVERTISEMENTS
Maka dari itu, mulailah untuk mengatur pola makan seimbang dan gaya hidup sehat
Meskipun sudah dijabarkan bahwa baik gula maupun garam memiliki dampak buruk jika dikonsumsi berlebih, bukan berarti kemudian menghindari keduanya. Bagaimanapun juga, gula dan garam sama-sama memiliki fungsi yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Kuncinya adalah pola makan seimbang dan menerapkan gaya hidup sehat. Menurut anjuran dari Kementerian Kesehatan, sebaiknya remaja dan orang dewasa membatasi konsumsi gula sebanyak 5-9 sendok teh sehari, sedangkan satu sendok teh sehari untuk garam.
Tubuh sebenarnya tidak butuh gula, apalagi dari sumber tambahan seperti dari minuman dalam kemasan – Kaleigh McMordie, ahli gizi dari Texas, AS
Begitu juga dengan gula, sebaiknya hindari minuman kaleng dan juga makanan kemasan. Bagaimanapun juga, makanan dan minuman instan tersebut lebih tinggi kadar gula dan garamnya.
Jadi, jika selama ini masih menganggap orang yang menjaga pola makan dengan anggpan yang sok atau buat sekadar gaya-gayaan saja. Mengapa tidak kamu tiru demi kesehatan tubuh yang lebih baik?