Cepat atau lambat, semua cewek bakal mengalami yang namanya menopause atau fase berhentinya menstruasi. Umumnya, menopause ini terjadi saat usia 45 hingga 55 tahun. Tapi ternyata ada lo yang sudah menopause padahal usianya masih tergolong muda. Kondisi ini disebut menopause dini, yakni sudah berhenti menstruasi saat usianya di bawah 40 tahun.
Gejalanya sendiri hampir sama dengan menopause pada umumnya, seperti mens yang nggak teratur; perubahan mood atau depresi; kulit, mulut, mata, dan vagina terasa kering; serta merasakan sensasi panas seketika yang menyebar ke tubuh bagian atas atau hot flush. Kira-kira apa ya penyebab menopause dini? Kenali lebih jauh yuk biar kamu bisa menundanya.
ADVERTISEMENTS
1. Faktor keturunan dengan riwayat keluarga yang mengalami menopause dini
Usia menopause terkait erat dengan faktor genetik. Umumnya, masa menopause seorang cewek nggak jauh berbeda dengan ibunya. Jika si ibu mengalami menopause dini, maka anak perempuannya pun berisiko lebih tinggi mengalami hal yang sama.
ADVERTISEMENTS
2. Stres dan depresi jadi penyumbang menopause dini paling utama. Jauh-jauh deh, ya!
Stres memberikan tekanan tambahan pada kelenjar adrenal yang menyebabkan ketidakseimbangan hormon. Nah, hormon yang nggak seimbang ini bukan hanya bikin mens jadi nggak lancar, tapi berpengaruh ke fase menopause juga. Belum lagi kalau stresnya sudah di tahap depresi.
ADVERTISEMENTS
3. Terlalu sering mengonsumsi makanan yang terpapar zat kimia, khususnya pestisida
Potensi menopause dini diindikasi dialami oleh mereka yang terpapar makanan yang mengandung pestisida. Racun yang terkandung dalam pestisida bisa membuat tubuh mengalami perubahan hormon yang pada akhirnya memicu menopause dini. Baiknya konsumsi buah dan sayuran yang organik atau mencucinya sampai bersih untuk menghindari pestisida.
ADVERTISEMENTS
4. Keseimbangan hormon juga dipengaruhi oleh Indeks Massa Tubuh. Dijaga biar tetap normal, ya!
Hormon estrogen banyak disimpan di dalam jaringan lemak tubuh. Cewek yang terlalu kurus atau terlalu gemuk, kadar hormon estrogennya jadi kurang atau kelebihan. Hal ini akan memengaruhi fungsi indung telur serta sistem reproduksi yang juga potensi ke fase menopause.
ADVERTISEMENTS
5. Riwayat penyakit dan penggunaan obat-obatan juga punya pengaruh yang besar terhadap menopause dini
Menopause dini juga bisa disebabkan oleh efek samping obat-obatan, penyakit kronis, tumor pada kelenjar hipofisis (pituitari) dan hipotalamus, serta gangguan psikis. Selain itu, penyakit HIV/AIDS, penyakit autoimun, kelainan kromosom seperti sindrom turner (hanya memiliki satu kromosom X), serta sindrom kelelahan kronis juga bisa jadi penyebab menopause dini.
ADVERTISEMENTS
6. Kebiasaan merokok pun turut memperbesar risiko menopause dini lo!
Merokok dan asap rokok dapat memicu kerusakan ovarium karena efek anti-estrogen pada rokok. Dampaknya dapat menyebabkan gangguan produksi hormon estrogen, paparan yang lama dapat menyebabkan menopause dini. Beberapa penelitian mengungkap bahwa cewek yang merokok cenderung mengalami menopause lebih cepat dibandingkan cewek yang nggak merokok.
7. Menopause dini juga bisa dipicu karena efek terapi radiasi dan kemoterapi untuk pengobatan
Pengobatan kanker atau penyakit lain yang menggunakan terapi radiasi dan kemoterapi di sekitar panggul akan mengganggu fungsi ovarium sehingga memperbesar risiko menopause dini. Efek sampingnya bisa terjadi secara langsung atau dalam waktu beberapa bulan kemudian tergantung dari frekuensi terapi yang dijalani.
8. Operasi yang dilakukan untuk mengangkat ovarium karena berbagai alasan juga bisa menyebabkan menopause dini
Operasi pengangkatan ovarium juga bisa memicu datangnya menopause lebih awal. Mereka yang menjalani tindakan medis ini akan mengalami penurunan hormon yang amat cepat dan lebih cepat pula mengalami gejala menopause.
Memang, kita nggak ada yang tahu pasti kapan masa menopause akan datang. Namun semestinya kamu bisa mengelola datangnya masa itu dengan baik. Tentu, agar kualitas hidupmu tetap terjaga ke depannya. Milikilah gaya hidup yang positif juga mengatur emosi sebaik mungkin untuk mengurangi risiko menopause dini, ya!