Pernahkah kamu berpikir untuk mendirikan bisnis? Mungkin semenjak dulu kamu sudah berpikir untuk mendirikan usaha sendiri, tetapi, ada alasan A sampai Z yang membuatmu menunda dan menunda lagi. Entah itu perkara belum siap secara finansial, ataupun takut akan gagal.
Mendirikan bisnis memang bukan hal yang sederhana. Namun, jangan lupa bahwa semua bisnis besar berawal dari sesuatu yang kecil dan mungkin sederhana. Itulah yang dikupas tuntas dalam Webinar Inspira “Dare to Dream, Saatnya Memulai Usaha Bersama CERIA”, Kamis, 12/11/2020. Acara ini merupakan persembahan dari CERIA, aplikasi pinjaman digital dari Bank BRI, Young On Top, dan Hipwee, yang menghadirkan sederet sosok yang ahli dalam bidangnya. Dimoderatori oleh Nitia Anisa, webinar ini membahas beberapa poin penting yang kudu diperhatikan oleh kamu-kamu yang berencana memulai bisnis. Berikut Hipwee rangkumkan untukmu.
ADVERTISEMENTS
1. Mulai dari bidang yang disuka dan bijak dalam mengelola modal awal
Beberapa orang bercita-cita jadi pengusaha, tetapi, belum bisa menentukan apa yang ingin ditekuni. Jika adalah salah satunya, kamu bisa memulai dengan apa yang kamu suka. Hal yang sama dilakukan oleh Diana Rikasari, yang memulai bisnis awalnya dengan hal yang dia sukai, yaitu fashion, khususnya sepatu. Kesukaan Diana terhadap sepatu membuatnya memahami sepatu yang bagus dan berkualitas. Sehingga ia mampu menciptakan produk yang disukai masyarakat juga.
“Yang pasti aku memulai dengan membuat produk atau nyemplung ke kategori produk yang aku suka. Jadi, karena aku suka fashion, aku masuk industri fashion, dan dari kategori fashion itu aku narrow-down lagi, karena kan kalau baru mulai kita nggak bisa langsung fashion as a whole harus pilih pilih juga kategorinya mau mulai dari mana,” cerita Diana Rikasari dalam Head of Business Intermediary PT Schroders Investment Management Indonesia, dalam Webinar Inspira Dare to Dream Saatnya Memulai Usaha Bersama CERIA, Kamis (12/11/2020).
Diana juga membahas tentang pentingnya bijak dalam mengelola pinjaman modal, apalagi di awal-awal mendirikan usaha. Sebisa mungkin pangkas pengeluaran yang bisa dipangkas. Ia mencontohkan misalnya kamu punya startup baru, tak perlu buru-buru sewa gedung mahal untuk kantor jika memang pekerjaan masih bisa di-handle secara work from home. Modal yang didapatkan harus dibelanjakan atau digunakan secara bijak dan dipastikan bisa menghasilkan keuntungan. Modal nggak harus besar. Modal kecil pun bisa asalkan dikelola dengan baik.
“Alokasi modal itu jangan sampai kebawa karena imagenya pengin kelihatan keren. Di-spent wisely dan secara smart,” ungkap Diana.
ADVERTISEMENTS
2. Jangan takut memulai dari hal kecil dan harus siapkan skenario
Mungkin kamu masih berpikir bahwa bisnis itu haruslah sesuatu yang besar. Bisnis juga membutuhkan modal ratusan juta serta pasar yang sudah pasti dan jelas. Padahal, semua bisnis besar selalu berawal dari sesuatu yang kecil. Misalnya kalau kamu ingin berbisnis fashion, kamu ‘kan nggak harus langsung mulai dengan membuat brand fashion sendiri dan sewa toko offline sendiri. Kamu bisa memulai dengan menjadi dropshipper dan memanfaatkan platform online. Sembari berjalan dan mengumpulkan pasar, kamu bisa menentukan arah bisnismu dan menciptakan brand-mu sendiri.
Meskipun sambil jalan, bukan berarti bisnis usahamu nggak terkonsep, lho. Kamu tetap harus rajin mengevaluasi dan membuat perencanaan yang matang untuk bisnismu. Felita Elizabeth, sebagai Head of Business Intermediary PT Schroders Investment Management Indonesia, menjelaskan bahwa saat mendirikan usaha, kamu harus menciptakan setidaknya 3 skenario.
“Cobalah untuk disiplin dan mengestimasi. Latihan forecast. Jadi, kita menerawang, nih. Kalau kita pinjamnya sekian, sedangkan cicilannya sekian, dan kira-kira penjualannya sekian, hasilnya gimana dan arus cash-nya gimana. Mungkin kedengarannya njelimet, tapi percaya deh, nggak njelimet. Karena yang kita butuh hanya pensil, sama kertas, dan kalau ada handphone, karena di handphone ada kalkulator. Jadi saya sarankan, untuk memulai bisnis kita buat 3 skenario. Skenario cakep, ketika penjualan bagus, skenario normal, atau biasa, dan skenario buruk. Kita harus siap-siap, kalau terjadi skenario buruk, kita masih bisa nggak bayar cicilan?” ungkap Felita Elizabeth, Head of Business Intermediary PT Schroders Investment Management Indonesia, dalam Webinar Inspira Dare to Dream Saatnya Memulai Usaha Bersama CERIA, Kamis (12/11/2020).
ADVERTISEMENTS
3. Manfaatkan peluang sekecil apa pun. Jangan ragu mengambil pinjaman tapi harus pinjaman produktif
Menjadi pengusaha, memerlukan sikap cermat dan jeli untuk menangkap peluang sekecil apa pun, termasuk di dalam sebuah krisis. Contohnya adalah masa pandemi. Meski dalam berbagai hal Covid-19 berdampak buruk, pandemi juga menjadi pemicu transformasi digital yang positif. Saat ini, transaksi online mengalami peningkatan pesat, sehingga peluang bisnis berbasis digital juga meningkat.
Wibawa Prasetyawan sebagai EVP Card and Digital Lending Division Bank BRI menyebutkan bahwa pandemi ini menciptakan sebuah fenomena yang disebut hyperlocalization, yaitu jualan antartetangga lewat WA Group, misalnya jualan makanan. Hyperlocalization ini tentu bisa dimanfaatkan untuk mengawali bisnis.
“Mungkin agak sulit untuk masuk ke sejumlah platform, masuk aja ke social media, chatting application, bentuk WhatsApp Group. Nah, pembayarannya sekarang kan juga lebih gampang. Bisa langsung ditransfer, atau bisa apa pun. Jadi, menurut saya, Covid ini membuat peluang usaha semakin mudah, kok,” ujar Wibawa Prasetyawan, EVP Card and Digital Lending Division Bank BRI, dalam Webinar Inspira Dare to Dream Saatnya Memulai Usaha Bersama CERIA, Kamis (12/11/2020).
Modal menjadi poin penting, yang mungkin paling sering membuat seseorang mengurungkan niat untuk memulai usaha. Nah, Wibawa Prasetyawan juga menekankan bahwa anak muda nggak perlu ragu untuk menggunakan pinjaman modal, selama digunakan untuk hal-hal yang produktif, bukan konsumtif. Sehingga modal yang dibelanjakan itu bisa menghasilkan sesuatu yang membawa keuntungan.
Omong-omong soal modal, dalam webinar ini juga disampaikan bahwa Bank BRI membawa program untuk membantu siapa pun yang ingin mendirikan usaha dari segi finansial, melalui program CERIA, digital lending dari Bank BRI yang merupakan digital lending pertama yang disediakan oleh BUMN. CERIA sudah terdaftar di OJK, lho.
“Kalau saya menyarankan, please meminjam pinjaman digital dari pinjaman yang sudah terdaftar di OJK. Kalau di OJK kita itu benar-benar diatur dari pricing-nya, dari cara nagihnya,” kata Wibawa Prasetya.
Cara mendapatkannya pun sangat mudah. Kamu tinggal download aplikasinya di Play Store, kemudian siapkan data-data seperti KTP, NPWP, rekening dan ATM Bank BRI, isi data diri, sertakan foto KTP dan selfie, dalam waktu 10 menit pengajuan pinjamanmu sudah bisa di-approve. CERIA memberikan pinjaman dengan limit minimal Rp500.000,00 dan maksimal Rp20.000.000,00.
Untuk mengajukan CERIA, seseorang harus berusia minimal 21 tahun dan telah menjadi nasabah BRI. Sedangkan keuntungan yang akan didapatkan beberapa di antaranya adalah tidak adanya membership fee, interest-nya cukup rendah yaitu 1, 42%, kredit limit sampai dengan 20 juta, dan masih banyak lagi, proses approval cepat, dan tentunya aman karena terdaftar di OJK.
Itu dia beberapa poin penting yang patut diperhatikan saat ingin mendirikan usaha. Jangan menunda-nunda, karena rencana hanya akan jadi rencana bila nggak ada niat untuk mewujudkannya.