Sudah ngelamar kerja ke mana-mana tapi belum berhasil juga? Yang mengherankan lagi, kamu selalu gagal di tahap wawancara. Padahal, kamu udah merasa yakin kalau kamu sudah memberikan yang terbaik. Eits — tunggu dulu, datang tepat waktu dan menjawab pertanyaan dengan baik gak bisa menjamin kamu bisa sukses di wawancara kerja. Wawancara bukan sesi tanya-jawab doang ya, guys. Kamu juga harus bisa bikin kesan yang bagus ke yang wawancara kamu.
Intinya, kamu harus mudah diingat.
Nah, biar mudah diingat kamu harus apa dong? Tenang, di sini Hipwee udah siapin panduan yang bisa bikin pewawancara terpesona dengan kamu.
ADVERTISEMENTS
Agar Si Pewawancara Terkesan, Lakukan Hal-Hal Di Bawah Ini…
ADVERTISEMENTS
1. Kenakan Pakaian yang ‘Pas’
Pastikan kamu udah paham dengan dress code yang berlaku di kantor tersebut. Kalau mau aman sih, kamu mesti nyontek gayanya staf SDM. Beri sedikit warna pada penampilanmu. Jangan cuma pakai warna standard seperti hitam, putih, dan abu-abu — kenakan sesuatu yang bisa bikin penampilan kamu agak ‘beda’ dari pelamar-pelamar lain.
ADVERTISEMENTS
2. Tetap Bawa CV
Walaupun kamu sudah mengirim CV ke kantor itu lewat e-mail atau pos, tetap bawa beberapa lembar CV ke wawancara. Siapa tahu pewawancara lupa nyimpan CV kamu di mana. Selain CV bawa juga daftar referensi, notebook, dan pulpen. Simpan rapi semuanya di dalam satu folder dan tas.
ADVERTISEMENTS
3. Perhatikan Bahasa Tubuh Kamu
Jaga pembawaan kamu selama wawancara karena postur, kontak mata dan bahasa tubuh kamu akan diperhatikan. Sebelum berjabat tangan, pastikan tanganmu kering dan hangat. Ini tanda bahwa kamu gak gugup.
Beri jabatan erat dan meyakinkan, bukan jabat remas atau gemulai. Duduk dengan tenang dan santai, gak usah kasak-kusuk. Bahasa tubuh yang baik akan memberikan kesan yang baik pula di mata pewawancara. Senyum, bukan nyengir. Latihan di depan kaca untuk menyempurnakan senyumanmu.
ADVERTISEMENTS
4. Jawab Pertanyaan Jebakan Dengan Baik
Pewawancara mungkin mengajukan pertanyaan semacam, “Apa kelemahan Anda?” Ketika pertanyaan ini muncul berusahalah untuk jujur dan jangan berlebihan. Usaha basi untuk menutupi kelemahan dengan menjawab, “Saya terlalu perfeksionis dan berkerja terlalu keras.” gak bakal dipercaya pewawancara. Utarakan secara jujur apa yang jadi kelemahanmu, lalu sampaikan bagaimana caramu mengatasinya. Itu jawaban yang dicari!
ADVERTISEMENTS
5. Datang Lebih Awal
Datang tepat waktu aja gak cukup. Walaupun kamu sudah menghitung lama perjalanan ke tempat wawancara, kamu harus memperhatikan hal yang tak terduga. Macet, ban kempis, kereta mogok kerja atau hal-hal lain yang di luar kuasamu bisa mengancam peluang kamu meraih pekerjaan impian. Usahakan kamu tiba di tempat wawancara 10-15 lebih awal dari jadwal wawancara.
7. Siapkan Pertanyaan
Dalam wawancara biasanya kamu akan diberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan ke pewawancara. Siapkan daftar pertanyaan di dalam catatanmu agar kamu gak kaget dan akhirnya malah nanya hal yang gak relevan. Misalnya, kamu bisa bertanya soal budaya kerja di kantor tersebut, tantangan yang sedang dihadapi perusahaan atau pengalaman si pewawancara selama di perusahaan. Pastikan kamu fokus dan mengikuti pembicaraan sebelum bertanya, bisa malu-maluin ‘kan kalau kamu nanya hal yang udah dibahas sebelumnya?
8. Kirim Ucapan Terima Kasih
Jabat tangan dan bilang “Terima kasih” aja belum cukup. Selalu kirimkan ucapan terima kasih setelah wawancara via email. Email ini akan membuat kesan yang baik dan kamu bakal mudah diingat oleh pewawancara. Di dalam email, sampaikan bahwa kamu senang sekali bisa berdiskusi dengan pewawancara.
Tapi ingat, jangan bikin email yang terlihat maksa dan ngarep. Pastikan emailnya singkat, padat dan profesional.
Supaya Pewawancara Tetap Terkesan Dengan Kamu, JANGAN Lakukan Hal-Hal Berikut…
1. Mengira Wawancara Udah Selesai
Jangan pernah mengira wawancara udah beres ketika kamu keluar dari ruang wawancara. Tetap jaga sikap dan bahasa tubuh. Sapa pelamar kerja lain, kalau perlu ngobrol bentar. Ucapkan terima kasih pada resepsionis atau security yang tadi menyambut kamu.
2. Kelewat Santai
Kamu harus tetap profesional selama wawancara, walaupun pewawancara ternyata sohib kamu di SMA. Sah-sah aja kalau kamu mau ramah, tapi jangan kelewatan santai hingga kamu keselip ngomong hal yang gak pantas di kantor.
3. Jelek-Jelekin Tempat Kerja yang Lama
Terserah kalau kamu dulu pernah punya bos yang kejam kayak di film Devil Wears Prada, itu urusanmu! Pewawancara di (calon) kantor barumu gak perlu tahu. Jelek-jelekin tempat kerja lama hanya memberi kesan negatif dan menggambarkan kalau kamu gak profesional.
4. Datang Dengan Otak Kosong
Mungkin kamu akan datang dengan tangan kosong tapi jangan pernah muncul ke wawancara kerja dengan otak yang kosong melompong. Do Your Homework. Lakukan riset kecil mengenai pekerjaan yang kamu lamar. Pelajari produk dan/atau jasa yang dihasilkan perusahaan. Kenali juga tantangan dan persaingan yang dihadapi perusahaan. Dengan begitu kamu datang ke wawancara penuh persiapan dan pewawancara akan menyadari kalau kamu rajin dan punya niat.
5. Bahas Gaji Duluan
Gaji emang penting, sih. Itulah tujuan kamu mencari pekerjaan. Tapi tahan dulu, tunggu sampai mereka mengajukan tawaran kerja. Pewawancara cuma mau lihat kemampuanmu dulu, bukan langsung ngomongin gaji.
6. Panik Karena Gak Bisa Jawab Pertanyaan
Ok, mungkin si pewawancara memberikan kamu pertanyaan yang gak bisa kamu jawab. Pertanyaan yang bisa bikin pusing tujuh keliling di bangku SMA dulu. Tetap tenang, jangan panik.
Jangan cuma katakan “Saya gak tahu, Pak”. Jawab pertanyaan dengan hal yang kamu tahu, “Setahu saya…” atau katakan kalau kamu akan cari jawabannya, dan akan kamu kirim melalui e-mail ucapan terima kasih yang sudah kita bahas tadi.
7. Bohong
Jangan pernah bohong. Ketahuan kalau kamu bohong akan memperkecil peluang kamu dapat pekerjaan. Pokoknya, jujur aja. Hindari usaha-usaha bohong yang gak pernah berhasil ini.
8. Curhat
Mentang-mentang disuruh jujur, kamu malah curhat. Jangan! Mereka gak perlu tahu kalau kamu sedang terlilit hutang atau lagi nabung buat nikah. Jangan sampai ada kesan kalau kamu ingin dikasihani.
Pada akhirnya yang bikin kamu diterima di sebuah pekerjaan adalah kualifikasi kamu, potensi dan bakat yang kamu punya serta kecocokan kamu dengan kultur tempat kerja. Semangat terus. Good luck!