Punya gaya hidup glamor, bergaya dengan barang-barang bermerek, teman bergaul yang juga kaya raya, dan kerap jalan-jalan ke luar negeri sudah jadi trademark yang menempel pada kaum sosialita. Sebenarnya, apa sih sosialita itu? Banyak orang membicarakan soal sosialita, padahal belum tahu mereka mengerti makna sosialita sesungguhnya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, sosialita adalah orang penting yang punya pengaruh. Atau bisa juga diartikan sebagai seorang kaya raya yang dermawan dan banyak menghabiskan waktunya untuk membantu orang lain serta aktif secara sosial. Biasanya, saking kayanya mereka, para sosialita ini nggak memiliki pekerjaan yang berarti, tetapi entah bagaimana uang yang mereka miliki mengalir terus menerus.
Sayangnya, definisi sosialita itu sendiri sudah mengalami pergeseran makna menjadi negatif. Sosialita sekarang diartikan sebagai seorang kaya raya yang senang berpesta pora, foya-foya, berkumpul dengan sejumlah konglomerat kaya lainnya dan mendapat perhatian yang cukup besar dari media, namun jiwa sosialnya rendah.
Kamu harus paham, kalau nggak semua orang bisa disebut sosialita. Nggak sedikit orang yang berusaha jadi kaum berduit ini lewat gaya hidup yang terkesan dipaksakan. Sah-sah saja sih kalau mau eksis jadi bagian dari sosialita, tapi sebaiknya penuhi dulu syarat-syarat ini biar orang lain nggak salah paham. Para sosialitawan-sosialitawati, simak baik-baik, ya!
ADVERTISEMENTS
1. Punya latar belakang keluarga yang berduit. Kamu yang berasal dari keluarga sederhana dan biasa saja, mending belajar yang pinter biar jadi dokter, ya!
Nggak bisa dipungkiri bahwa orang-orang yang cocok masuk dalam pergaulan sosialita adalah mereka yang terlahir dari keluarga yang memang sudah terlanjur kaya. Mulai dari latar belakang keluarga yang bergengsi seperti konglomerat atau tokoh terkenal. Bisa juga punya warisan keluarga yang nggak habis dimakan tujuh turunan. Kaya karena usaha keluarga yang sukses dan juga populer di masyarakat.
Orang-orang dengan latar belakang beginilah yang cocok masuk pergaulan sosialita dan diakui sebagai kaum sosialita.
Selain keluarga, latar belakang pendidikan seperti kuliah di luar negeri atau universitas lokal yang biayanya mahal dan ternama juga diperhitungkan. Termasuk punya pekerjaan dengan posisi level tinggi dengan nama perusahaan yang terkenal dan gaji tinggi.
ADVERTISEMENTS
2. Buat mendukung gaya belanja kaum sosialita yang terbilang fantastis, punya penghasilan besar itu mutlak. Memangnya gajimu berapa?
Kaum sosialita ini wajib berpenghasilan besar dan punya daya beli yang tinggi. Mampu beli barang-barang bermerek yang harganya nggak main-main. Jangan harap kamu bisa diakui sebagai kalangan sosialita kalau punya gaji sebulan 5 jutaan yang sudah habis sebelum akhir bulan.
Jadi, mending jangan maksa buat jadi sosialita dengan modal gaji yang sebulan cuma cukup buat bayar kredit motor. Kamu yakin mau bela-belain hutang sana-sini demi bisa disebut sosialita? Jangan deh!
ADVERTISEMENTS
3. Jangan dikira sosialita cuma modal uang banyak saja, wawasan yang luas pun wajib kamu punya
Kalau kamu ingin eksis dan diakui sebagai sosialita, punya uang banyak saja belum cukup. Kamu juga harus punya wawasan yang nggak sedikit untuk menjadi modalmu dalam bergaul. Misalnya, kamu harus paham betul seluk beluk barang-barang bermerek. Bisa tahu mana yang asli dan yang palsu termasuk update pergerakan harga. Bukan sekadar tahu merek mahal, tapi juga product knowledge-nya. Jadi, kaum sosialita ini nggak bakal memalukan ketika diskusi dalam lingkungan pergaulan.
Selain barang-barang bermerek, kamu yang mengaku sosialita juga wajib tahu mengenai trend terkini mulai dari berita politik, investasi hingga dunia hiburan atau infotainment.
ADVERTISEMENTS
4. Sosialita sejati harus punya jaringan yang luas dan nggak terbatas. Namanya juga sosialita, maka wajib bersosialisasi dengan siapa saja
Kaum sosialita nggak hanya bergaul dengan orang-orang kalangan atas yang sama seperti dirinya, mereka juga wajib memiliki akses di banyak tempat, khususnya yang ada hubungannya dengan kepentingan diri pribadi. Mereka dituntut untuk nggak dingin dan kaku, harus luwes berkenalan dengan orang-orang baru.
Jangan harap bisa sukses diterima jadi kalangan sosialita kalau kamu malu-malu dan nggak punya rasa percaya diri. Mana ada sosialita yang kurang pergaulan? Sebisa mungkin, kaum sosialita ini selalu bertegur sapa dengan orang-orang sekitar ke manapun mereka pergi.
ADVERTISEMENTS
5. Sebagai kaum yang punya kekayaan nggak terbatas, punya selera tinggi juga nggak kalah penting. Mereka paling anti dengan barang-barang bekas apalagi nggak original
Para sosialita sudah terbiasa dengan barang berkualitas super dengan harga yang fantastis. Fashion yang dipilih juga nggak bisa asal beli. Mereka harus mengenakan pakaian dari butik yang sudah punya nama. Bukan sosialita namanya kalau beli baju diskonan atau sale di department store biasa.
Yakin baju-bajumu sudah branded semua?
ADVERTISEMENTS
6. Sosialita nggak hanya sekadar traveling wisata ke luar kota, kalau bisa sering ke luar negeri juga
Jangan heran kalau kaum sosialita kerap menghabiskan uangnya untuk traveling ke luar kota. Jangankan ke luar kota, ke luar negeri pun dijalaninya. Salah satu tujuannya adalah agar ketika ada perkumpulan dengan komunitas sosialita, mereka bisa bercerita sudah ke negara mana saja. Plus destinasi-destinasi yang terkenal. Nah, kamu? Sudah ke mana saja?
7. Menjadi sorotan banyak pihak dan hadir di banyak event penting, membuat seorang sosialita harus pandai-pandai membawa diri
Punya pembawaan diri yang baik menjadi tuntutan kaum sosialita, termasuk punya rasa percaya diri tinggi, ramah dan mudah berbaur dengan berbagai kalangan. Mampu menempatkan diri dalam berbagai kesempatan. Jika kamu ngotot ingin dianggap sebagai sosialita, kamu harus bersikap representatif layaknya seorang sosialita. Termasuk tata krama, sopan, nggak salah kostum dan pandai mengendalikan emosi. Terutama saat hadir di tengah-tengah perhelatan penting.
8. Yang terpenting, esensi dari menjadi seorang sosialita adalah peduli pada sesama. Bukannya jadi pelit hanya karena punya uang yang nggak ada habisnya
Sebagai sosialita, menjadi pelit adalah pantangan karena esensi sebenarnya kaum sosialita adalah punya sifat yang dermawan dan suka berbagi. Hal ini sudah menjadi salah satu kebiasaan dan gaya hidup mereka.
Coba lihat saja kaum sosialita yang kerap membagi-bagi sebagian rezekinya untuk orang yang nggak mampu dan diliput oleh media. Meskipun hal ini jadi salah satu cara untuk bikin mereka jadi makin populer dan punya nilai positif di mata masyarakat.
Sudah tahu ‘kan kehidupan sosialita seperti apa seharusnya? Makanya, kamu nggak perlu iri melihat kehidupan kaum sosialita, apalagi berusaha mati-matian untuk menjadi seperti mereka. Cukup hidup sesuai dengan isi kantong kita saja, daripada menyusahkan diri sendiri. 🙂