Setiap orang, termasuk kamu, pasti pernah mengalami stres. Alasannya bisa beragam: dari patah hati, tekanan pekerjaan, atau masalah keluarga. Bila kamu mengalami hal itu, salah satu cara yang bisa kamu lakukan adalah bercerita dengan teman, sahabat, pacar, atau orangtua.
Namun, tak selamanya kamu bisa mendapatkan apa yang kamu butuhkan jika hanya berbicara dengan orang terdekatmu. Terlebih bila mereka terus berkomentar, padahal yang kamu inginkan hanya butuh didengar. Bukannya lebih baik, kondisimu justru bisa memburuk.
Kalau sudah begitu, mungkin sudah saatnya kamu butuh penanganan profesional. Ada baiknya tak berburuk sangka dulu. Berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater belum tentu berarti kamu gangguan jiwa (dan kenapa juga kalau memang gangguan jiwa? Mereka yang memiliki gangguan ini juga manusia, bukan?).
Semakin dini kamu mendapat bantuan profesional, semakin cepat masalahmu bisa terpecahkan. Jika kamu mengalami 8 tanda di bawah ini, tak ada salahnya kok untuk membuat janji menemui salah satu ahli.
ADVERTISEMENTS
1. Biasanya, kamu sangat pandai mengatur emosi. Tapi belakangan ini, emosimu sering berubah-ubah sendiri
Seberapa sering kamu merasa marah, sedih, atau cemas?
Apakah itu menganggu atau mengubah kebiasaanmu? Jika iya, bisa jadi emosimu saat ini telah ada di luar kontrolmu. Artinya, kamu sedang berada dalam kondisi yang tidak stabil. hal ini dapat mengindikasikan bahwa masalahmu terlalu besar untuk kamu tangani sendiri. Jika sudah merasa perubahan emosi yang mendadak ini, tak ada salahnya kok untuk mengunjungi psikolog di kampus atau kotamu.
ADVERTISEMENTS
2. Urusan makan tak lagi sederhana. Kamu makan lebih banyak dari biasa, atau nafsu justru hilang tak ada bekasnya
Perubahan nafsu makan bisa menjadi pertanda bahwa kamu sedang menanggung banyak beban emosional. Mungkin kamu punya hasrat ingin makan terus-menerus, atau justru tidak ingin makan sama sekali.
“Makan, yuk!”
“Nggak, ah. Nggak laper.”
atau
“Lho, kamu kok tumben makannya banyak?”
“Iya nih, nggak tahu kenapa. Nyam… nyam…”
Gangguan makan biasanya lebih banyak dialami oleh kamu yang perempuan. Apalagi, perempuan lebih rentan mengalami stres ketimbang laki-laki. Bukankah tepat rasanya untuk berkunjung ke psikolog sebelum gangguan nafsu makan ini memengaruhi kondisi kesehatanmu?
ADVERTISEMENTS
3. Tak semua pengalaman bisa kamu ceritakan pada sahabat atau keluarga. Terutama jika kamu punya trauma
Kesedihan yang berlarut karena kehilangan orang yang kamu kasihi, putus cinta, patah hati, atau kehilangan pekerjaan menjadi faktor yang mengubah hidupmu. Rasa sakit yang terasa pahit, tidak serta merta dapat kamu lupakan walaupun waktu terus berjalan terus-menerus.
Kamu akan terus mengingatnya, dan tanpa sadar justru menciptakan sebuah trauma tersendiri. Padahal kamu berpikir perasaan itu akan hilang sendirinya.
Sebenarnya, duka dan trauma tidak sesederhana itu. Duka dan trauma dapat menganggu hidupmu, dan menyebabkan kamu menarik diri dari lingkungan sekitar. Jika perasaan berat initerus menerus muncul, kamu tak perlu menyalahkan diri sendiri. Mungkin kamu hanya butuh intervensi psikologi, jadi jangan takut untuk mulai pergi ke terapi.
ADVERTISEMENTS
4. Tanpa ada tanda apa-apa, kamu jadi sering sakit kepala. Sistem imunmu menurun dan kamu mulai sering sakit
Emosi yang kamu alami sangat mungkin memengaruhi kesehatan fisikmu
Ada sebuah penelitian yang menyatakan bahwa ternyata stres dapat memposisikan dirinya dalam berbagai bentuk penyakit yang menyerang fisikmu, seperti sakit perut kronis, sakit kepala, emosi yang tidak stabil, pilek dan berbagai macam keluhan lain yang biasanya sering kamu anggap sepele. Kadang juga keluhan yang tidak biasa, seperti kedutan dan gatal yang entah datang dari mana.
Jika sudah mengalami gejala fisik ini, kamu layak mempertimbangkan untuk pergi ke ahli psikologi.
ADVERTISEMENTS
5. Untuk menyingkirkan beban pikiran, cara-cara “tak biasa” mulai kamu andalkan.
Beberapa di antara kamu mungkin mengalihkan masalah dengan melakukan berbagai cara. Sebagian dari kamu pasti ada yang memilih untuk menyepi di kamar, menulis di blog, dan cara-cara sehat lainnya. Tapi ketika masalahmu sudah terlalu berat, kamu mungkin sekali memilih cara-cara yang tidak biasa: seperti menyakiti diri sendiri dan mengkonsumsi terlalu banyak obat-obatan penghilang rasa sakit. Semua itu dilakukan untuk mematikan perasaan yang di kepalamu sudah menjadi beban.
Tak usah menyalahkan diri atau menganggap dirimu pecundang. Memang ada masalah hidup yang terlalu besar untuk kamu hadapi sendirian.
ADVERTISEMENTS
6. Performamu di kantor terus menurun. Mungkin atasan sampai memanggilmu untuk bertanya, “Ada apa?”
Buat kamu yang sudah bekerja, pasti kamu lebih banyak menghabiskan waktu di kantor.
Tak jarang, aktivitas dan kebiasaan di kantor membuatmu mendapatkan masalah emosional atau psikologis yang dibiarkan berlarut akan mempengaruhi kinerjamu.
Selain itu, kamu mungkin akan mendapat komentar negatif dari manajer. Bisa juga, rekan kerja mengatakan bahwa kualitas pekerjaanmu merosot.
7. Tak hanya dirimu saja, masalahmu juga mulai memengaruhi hubungan dengan orang-orang yang lainnya. Termasuk mereka yang selalu memperlakukanmu dengan cinta
Apakah kamu bahagia dengan pasanganmu sekarang?
Kunci utama yang dibutuhkan dalam sebuah hubungan adalah komunikasi. Namun terkadang, kamu menemukan kesulitan berkomunikasi dengan pasanganmu. Terlebih bila pasanganmu juga kesukaran untuk mengetahui kondisimu yang tidak sedang tidak baik-baik saja. Membuat semuanya semakin semrawut.
Tak jarang hal ini bisa menyulutkan pertengkaran hebat dan membuat hubungan kalian menjadi menegang.
8. Kamu boleh berkeras kamu tak apa-apa. Tetapi, teman-temanmu menyadari bahwa ada yang berbeda
Kadang-kadang teman-teman dapat melihat hal yang berubah dari kamu, walaupun kamu sendiri tidak menyadarinya.
“Kok, kantong matanya tambah item sih?”
“Ah, masa?”
“Iya. Keliatan banget itu. Kamu nggak apa-apa? Beneran?”
Jadi, ada berapa tanda yang kamu alami sekarang? Kalau lebih dari tiga tanda, mungkin sudah saatnya kamu membuat janji dengan ahli terapi di sekitarmu supaya kondismu bisa ditangani di tangan yang tepat.
Buatlah janji dengan psikolog yang kamu percayai untuk membantu kesulitan yang kamu hadapi.
Bila keadaanmu semakin sulit dan tidak kunjung pulih, psikologmu akan merekomendasikamu untuk mendapatkan penanganan dari psikiater. Oleh psikiater, kamu mungkin saja diberikan terapi obat-obatan untuk mengatasi masalahmu.