Laptop, bersama smartphone dan internet, mungkin merupakan salah satu dari sekian banyak inovasi dalam bidang teknologi yang paling berguna buat manusia modern, tak terkecuali buat mahasiswa. Kalau kamu melihat ruang-ruang kuliah hari ini, penggunaan laptop di dalam kelas adalah hal yang lumrah. Dengan laptop mahasiswa bisa membuka materi digital serta sumber daring, melakukan presentasi, berkolaborasi lewat internet, dan gak jarang laptop dibawa ke kelas semata-mata untuk mencatat perkataan dari dosen.
Kamu mungkin mendukung anggapan bahwa mengetik dengan laptop itu lebih cepat daripada mencatat di atas kertas dengan tangan. Mengetik dengan laptop juga lebih praktis dan gak membutuhkan tenaga yang banyak jadi gak bikin tangan pegal. Emang benar sih, mengetik lebih instan dan hasilnya lebih banyak daripada mengandalkan tulisan tangan. Tapi penelitian dari Princeton University dan University of California sama-sama menyatakan bahwa mahasiswa yang mencatat di atas kertas memperoleh lebih banyak ilmu daripada teman-temannya yang selalu mencatat dengan laptop. Kok bisa? Ini alasan-alasannya:
ADVERTISEMENTS
Mencatat dengan tangan memberimu kesempatan untuk mendengarkan dengan seksama. Sementara mencatat dengan gawai hanya membuatmu mencatat cepat, tanpa memperhatikan sepenuhnya
Otak kita melaksanakan proses kognitif yang sama sekali berbeda saat mengetik maupun menulis. Mahasiswa yang mengetik menggunakan lapotop cenderung asal ketik semua hal yang ia dengar tanpa berusaha untuk memahami dan memaknai perkataan yang diucapkan dosennya. Dengan kata lain, saat mengetik pada dasarnya kamu hanya mentranskrip ucapan dosen, dan itu gak membutuhkan proses kognitif yang banyak di dalam otak.
Saat kamu mencatat dengan cara lama: menggunakan tangan, pulpen dan kertas pastinya kamu gak bisa menuliskan semua ucapan dosen kata per kata. Jadi kamu menyimak dengan seksama (bukan mendengar), merangkum ucapannya, dan membuat poin-poin penting dari materi yang dosen sampaikan. Usaha ini mengharuskan otak kamu bekerja lebih keras dengan begitu informasi yang kamu dengar jadi lebih mudah dipahami dan diingat ketika dibutuhkan.
ADVERTISEMENTS
Catatan yang kamu hasilkan dengan laptop memang bisa lebih lengkap. Tapi catatan lengkap itu bisa menguap ke udara saat kamu membutuhkannya
“Bukannya kalo catatan lengkap lebih enak buat dipelajari pas ujian nanti?”
Gak juga. Daniel Oppenheimer dari University of California menemukan bahwa mahasiswa yang terbiasa membuat catatan dengan tulisan tangan lebih unggul dalam ujian dibanding mahasiswa yang terbiasa mengetik dengan laptop.
Dikatakan bahwa tulisan tangan menciptakan memori yang lebih efektif bagi mahasiswa untuk mengingat pelajarannya. Tulisan tangan menciptakan ingatan secara konteks, yakni saat kamu mengingat proses perkuliahannya, perasaan kamu saat mencatat dan pemahaman kamu saat menulis kembali ucapan dosen dengan kata-katamu sendiri.
Dengan mengingat suasana dan emosi yang kamu miliki saat menulis, bukan gak mungkin kamu juga akan mengingat konten catatan kamu, fakta-fakta kecil yang kamu tulis di pinggiran kertas, kesimpulan dan kutipan dari buku-buku teori.
ADVERTISEMENTS
Hasil ujian membuktikan mahasiswa pengguna laptop kesulitan dalam memahami materi perkuliahannya
Dengan membandingkan hasil ujian, para peneliti menemukan adanya perbedaan mencolok antara mahasiswa old-skool yang sejelek apapun tetap menyukai tulisan tangannya dengan mahasiswa pengguna laptop yang hasil ketikannya rapi dan panjang. Dalam menjawab pertanyaan yang bersifat faktual (tanggal, nama, judul teori dsb.) mahasiswa pengguna laptop memang agak unggul di atas mahasiswa yang mencatat dengan tulisan tangan.
Tapi ketika menjawab pertanyaan yang besifat konseptual, perbedaan mencolok mulai terlihat. Mahasiswa yang menulis dengan tangan terbukti lebih unggul dalam menjawab pertanyaan esai, memberi opini dan pemahaman secara menyeluruh. Sementara mahasiswa pengguna laptop kesulitan untuk menjawab pertanyaan konseptual tersebut.
ADVERTISEMENTS
Kenapa laptop harus ditinggalkan? Sebab dalam proses perkuliahan laptop adalah distraksi yang tak terelakkan
Laptop adalah sumber distraksi, mengalihkan fokus penggunanya dan semua orang yang melihat ke layarnya. Kamu tentunya udah menyadari ini, namun masih saja godaan menggunakan laptop untuk mengetik ucapan dosen gak bisa ditolak. Godaan jadi makin membesar ketika jaringan internet kampus yang mumpuni malah digunakan buat kegiatan non akademik, seperti menonton video di YouTube, chatting, buka Facebook dan kegiatan yang gak ada hubungan sama kuliah lainnya.
Menyia-nyiakan uang kuliah yang mahal untuk menonton video prank di YouTube saat kuliah mungkin adalah pilihan kamu, tapi kalau teman-teman yang di belakang jadi terdistraksi dan mahasiswa sekelas terganggu mendengar gelak tawamu gimana? Laptop di dalam kelas sepatutnya hanya digunakan buat perihal akademik seperti membuka perpustakaan online, mencari sumber, koding (kalau kamu mahasiswa TI), buat presentasi atau tugas yang mengharuskan pakai laptop lainnya. Bukan buat membuyarkan niat orang lain buat belajar.
Tapi mencatat dengan tulisan tangan ‘kan susah, bikin tangan pegal. Belum lagi kalau ketinggalan ucapan dosen yang ngomongnya secepat kilat.
ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
Berikut ini beberapa trik yang bisa kamu gunakan, supaya proses mencatat gak lagi menjadi proses penyiksaan di kelas:
1. Gunakan teknik menyingkat kata biar gak ketinggalan dari dosen
Tentunya kamu sudah paham singkatan-singkata lumrah seperti Yg (yang), ttg (tentang), jg (juga) dan singkatan lain yang sering kamu gunakan saat SMS-an. Jika SMS aja bisa kamu singkat maka catata kuliah pun bisa kamu singkat-singkat, hilangkan huruf vokal kecuali yang ada di awal huruf. Atau kamu bisa membuat metode singkatan sendiri yang cuma kamu sendiri yang paham. Pastikan kamu selalu ingat cara membacanya, ya.
2. Pelajari cara mencatat dengan menggunakan simbol ala wartawan
Contohlah para wartawan yang harus mencatat dengan cepat dan tepat, kebanyakan hanya menulis dengan sangat cepat sambil menyingkat beberapa kata. Namun beberapa wartawan lain terbiasa menggunakan teknik stenografi. Sementara teknik Teeline lebih populer di kalangan jurnalis Inggris. Pada dasarnya kamu menyingkat dan membuat huruf vokal (kecuali yang di awal dan ujung huruf) lalu menuliskan huruf yang tersisa dalam bentuk simbol yang lebih mudah dan cepat untuk ditulis di atas kertas. Kamu juga bisa mempelajari teknik-teknik singkatan dan simbol lain di sini.
3. Bagi yang terbiasa pakai laptop, maka gunakanlah format mengetik seperti di laptop
Bagi kamu yang udah bertahun-tahun terbiasa mengetik mungkin kamu akan kesulitan pada saat pertama kali kembali menulis dengan tangan. Oleh karena itu gunakanlah format seperti di laptop, bayangkan kamu lagi menggunakan Word, Page (atau software lain yang sering kamu pakai) secara virtual di atas kertas. Bikin judul dengan huruf yang gede layaknya di-bold, pakai bullet dan numbering untuk poin-poin penting, serta jangan lupa di-underline. Tinggalin ruang antar paragraf yang bisa kamu isi dengan komentar, kesimpulan atau opini kamu nantinya.
4. Bagi halaman kertas kamu jadi dua kolom supaya catatan mudah dipelajari sebelum ujian
Dengan metode Cornell Note, kamu bisa mencatat sambil belajar dan menambah info penting lainnya untuk memperkuat argumen dari dosen. Bagi halaman kertas kamu menjadi dua kolom, dengan kolom kanan yang lebih besar. Di kolom kanan tersebut kamu membuat catatan, tabel, gambar dan ide lain yang biasa kamu catat berantakan. Sementara kolom kiri yang kecil adalah tempat kesimpulan versi rapi dari ‘coretan’ kamu, bisa ditambahkan pula dengan kesimpulan, poin-poin penting dan fakta-fakta tambahan. Jika halaman kertas kamu terlalu kecil, gunakan dua halaman sekaligus yang berdampingan kanan dan kiri. Intinya adalah: menuliskan kembali dengan menarik poin-poin penting dari catatanmu.
5. Remas-remas bola karet untuk merelaksasi tanganmu yang pegal
Telapak tangan dan lengan kamu bakal capek serta pegal-pegal setelah beberapa jam menulis. Jari dan pergelangan tangan mungkin rasanya mau copot. Makanya jangan lupa buat meregangkan otot-otot tangan sesekali biar gak pegal yang akhirnya bisa bikin kamu malas menulis. Kalau perlu ambil bola-bola yang bisa diremas supaya jari dan telapak tangan kamu relaks lagi.
Ketika dosen kamu mulai bicara di depan kelas, sudah waktunya kamu lipat laptop sebentar. Keluarkan pulpen dan buku buat mencatat apa yang kamu pahami dari kuliah, bukan mentranskrip perkataan dosen.